Wiranto merupakan perwira tinggi TNI yang menyelesaikan pendidikannya di Akmil pada tahun 1968.
Pria kelahiran Yogyakarta itu sempat menduduki sejumlah jabatan strategis. Ia pernah menjadi ajudan Presiden Soeharto pada tahun 1989-1993.
Prestasi militer Wiranto membuatnya menduduki posisi Pangkostrad pada 4 April 1996-20 Juni 1997. Ia juga sempat menduduki posisi Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) pada 1997-1998. Setelah itu, Wiranto menjadi Panglima TNI hingga 1999.
Wiranto juga sempat menjadi Menteri Pertahanan dan Keamanan Kabinet Reformasi (1998-1999) dan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Kabinet Abdurrahman Wahid (1999-2000).
Usai pensiun dari TNI, Wiranto lalu berkarir di dunia politik. Ia pernah maju sebagai calon presiden melalui Partai Golkar tahun 2004.
Bolak balik di bursa pencalonan pemimpin negara, sayangnya Wiranto belum pernah memenangi Pemilu.
Wiranto merupakan pendiri Partai Hanura. Sejak Hanura berdiri tahun 2006, Wiranto menjabat sebagai Ketua Umum.
Namun pada tahun 2016, Wiranto memutuskan mundur dari jabatannya sebagai Ketum Hanura karena dipilih Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai Menko Polhukam.
Pada 10 Oktober 2019, Wiranto menjadi korban penusukan oleh terduga teroris saat menghadiri peresmian sebuah universitas di Pandeglang, Banten.
Di periode kedua pemerintahan Jokowi, Wiranto ditunjuk sebagai Ketua sekaligus Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres).