Selama bertugas di TNI, Ryamizard Ryacudu banyak menghabiskan hidup di medan pertempuran.
Ia memimpin Kostrad sejak dipilih sebagai Panglima Divisi II Kostrad di tahun 1998. Ia juga pernah menjadi Sraf Kostrad.
Kemudian ia dipromosikan menjadi Panglima Kodam V/Brawijaya tahun 1999 dan Pangdam Jaya hingga tahun 2000.
Ryamizard lalu menjadi Pangkostrad pada 1 Agustus 2000 hingga 10 Juli 2002.
Usai 2 tahun menjadi Pangkostrad, Ryamizard ditunjuk sebagai KSAD di era Presiden ke-5 RI, Megawati Soekarnoputri.
Ryamizard juga hampir menjadi Panglima TNI di tahun 2004, namun akhirnya gagal. Setelah 10 tahun pensiun, ia pun dipilih sebagai Menhan oleh Presiden Jokowi.
Namun di periode kedua Presiden Jokowi, posisi Ryamizard sebagai Menhan digantikan oleh rekan satu angkatannya di Akmil, Prabowo Subianto.
Tumbuh besar di lingkungan militer, Pramono Edhie Prabowo merupakan anak dari Letnan Jenderal Purnawirawan Sarwo Edhie, tokoh militer yang dinilai berperan dalam peralihan dari Orde Lama ke Orde Baru.
Mengikuti jejak sang ayah, Pramono lulus dari Akademi Militer pada 1980 dan menjadi perwira korp baret merah.
Setelah reformasi pada 1998, Pramono terpilih menjadi ajudan Presiden Megawati Soekarno Putri pada tahun 2001.
Ipar Presiden ke-6 RI SBY itu lalu diangkat sebagai Danjen Kopassus pada tahun 2008-2009. Pramono Edhie juga pernah menjadi Pangdam III/Siliwangi.
Pramono Edhie lalu dipilih sebagai Pangkostrad pada 5 November 2010 hingga 9 Agustus 2011. Ia lalu dilantik sebagai KSAD pada tahun 2011 yang membawanya memperoleh pangkat Jenderal.
Setelah pensiun dari militer tahun 2013, Pramono lalu bergabung bersama Partai Demokrat. Ia ditunjuk sebagai salah satu anggota dewan pembina di partai pimpinan kakak iparnya.
Pramono pernah mengikuti konvensi calon presiden Partai Demokrat, namun kalah dari Dahlan Iskan. Adik Ani Yudhoyono itu meninggal dunia pada 13 Juni 2020 akibat sakit.