Salin Artikel

Deretan Pangkostrad yang Jadi Orang Penting di Indonesia

Seperti diketahui, kelahiran Kostrad berawal dari kericuhan setelah proklamasi Indonesia pada 17 Agustus 1945.

Adapun Soeharto merupakan pimpinan pertama Kostrad yang dulu bernama Cadangan Umum Angkatan Darat (Caduad).

Kostrad lahir atas gagasan Kepala Staf TNI AD tahun 1960, Jenderal AH Nasution yang menilai TNI AD memerlukan satuan militer bersifat mobil dan siap tempur menjalankan tugas di seluruh Tanah Air.

Pengisian personel Kostrad ketika itu diambil dari Kodam-kodam berdasarkan pendidikan dasar masing-masing kecabangan.

Awalnya, Panglima Kostrad (Kostrad) diisi oleh perwira tinggi berpangkat Mayor Jenderal (Mayjen) di awal pembentukannya pada tahun 1961.

Namun mulai tahun 1994, Panglima Konstrad mulai diisi oleh perwira tinggi TNI AD berpangkat Letnan Jenderal (Letjen).

Pangkostrad menjadi salah satu jabatan penting di TNI, dan merupakan kursi strategis untuk tokoh-tokoh yang mendudukinya.

Tak sedikit Pangkostrad yang kemudian berakhir menjadi Panglima TNI. Maka persaingan untuk bisa duduk di kursi Pangkostrad terbilang cukup tinggi.

Untuk menjadi Pangkostrad, tokoh-tokoh militer TNI AD harus punya berbagai kemampuan dan prestasi. Hal ini mengingat tugas dan tanggung jawab Pangkostrad yang cukup besar.

Pengamat militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi mengatakan, secara umum, Pangkostrad memiliki tugas pokok membina kesiapan operasional jajaran komandonya dan menyelenggarakan operasi pertahanan keamanan tingkat strategis.

Adapun operasi pertahanan tersebut meliputi Operasi Militer Perang (OMP) maupun Operasi Militer Selain Perang (OMSP), sesuai dengan kebijaksanaan Panglima TNI.

Fahmi menambahkan, Pangkostrad bertanggung jawab menyelenggarakan dan melaksanakan fungsi utama dalam pengembangan kekuatan, pertempuran, dan administrasi.

Selain itu, melaksanakan fungsi organik militer baik intelijen, operasi dan latihan, pembinaan personel, logistik, dan teritorial serta fungsi organik pembinaan dalam perencanaan, pengendalian dan pengawasan.

Meski begitu, sering kali pengisian jabatan strategis Pangkostrad tak terlepas dari aspek politik. Ini mengingat penunjukan Pangkostrad harus melalui persetujuan Presiden.

"Namun yang terpenting adalah hal-hal yang bersifat politis seperti kedekatan dengan kekuasaan maupun kekuatan politik tertentu tidaklah menjadi pertimbangan utama," ujar Fahmi.

Sosok Pangkostrad biasanya banyak dikenal publik. Dengan aspek popularitas tersebut, banyak mantan Pangkostrad yang lalu menjadi tokoh nasional usai pensiun dari militer.

Sebenarnya, hampir seluruh Pangkostrad merupakan sosok penting negeri.

Beberapa sosok tokoh petinggi Negara yang pernah menjadi Pangkostrad di antaranya adalah sebagai berikut:

Mengutip Kompas.com, karir militer Soeharto dimulai dari pangkat sersan tentara Koninklijke Nederlands(ch)-Indische Leger (KNIL) yang merupakan tentara kerajaan Hindia Belanda.

Soeharto kemudian menjadi komandan Pembela Tanah Air (PETA), berlanjut sebagai komandan resimen dengan pangkat Mayor, dan komandan batalyon berpangkat Letnan Kolonel.

Pria yang lahir dari keluarga sederhana itu berhasil memimpin operasi merebut kembali Kota Yogyakarta yang dikuasai Belanda pada 1949.

Soeharto juga pernah menjadi Pengawal Panglima Besar Sudirman, hingga menjadi Panglima Mandala atau pembebasan Irian Barat.

Saat menjadi Pangkostrad, Soeharto berhasil mengambil alih pimpinan Angkatan Darat ketika meletus insiden G-30-S/PKI tanggal 1 Oktober 1965.

Selain dikukuhkan sebagai Panglima Angkatan Darat (Pangad), Jenderal Soeharto ditunjuk sebagai Panglima Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban (Pangkopkamtib) oleh Presiden Soekarno kala itu.

Pada Maret 1966, Soeharto menerima Surat Perintah 11 Maret (Supersemar) dari Soekarno. Tugasnya, mengembalikan keamanan dan ketertiban serta mengamankan ajaran-ajaran Pemimpin Besar Revolusi Bung Karno.

Kemudian Soeharto pada Maret 1967 ditunjuk sebagai Pejabat Presiden setelah situasi politik yang memburuk akibat meletusnya G-30-S/PKI. Penunjukan tersebut lewat Sidang Istimewa MPRS.

Soeharto lalu resmi menjadi Presiden Indonesia lewat pengukuhan di tahun 1968.

Tokoh yang membesarkan Partai Golkar ini menjabat sebagai presiden selama 32 tahun lewat enam kali pemilu. Soeharto pun diangkat sebagai Bapak Pembangunan Bangsa tahun 1983 karena keberhasilannya melakukan pembangunan di segala bidang di Indonesia.

Soeharto lengser tahun 1988 atas desakan rakyat Indonesia. Ia mengundurkan diri pada 21 Mei 1988 karena ketika itu banyak terjadi kerusuhan dan aksi protes yang meminta Soeharto meletakkan jabatannya.

Rakyat mendesak Soeharto turun atas tudingan banyak melakukan penyalahgunaan wewenang dan praktik KKN di pemerintahannya.

Soeharto meninggal dunia pada 27 Januari 2006. Kasus pidana terhadap Soeharto pun akhirnya ditutup oleh Negara.

Pria kelahiran Yogyakarta itu sempat menduduki sejumlah jabatan strategis. Ia pernah menjadi ajudan Presiden Soeharto pada tahun 1989-1993.

Prestasi militer Wiranto membuatnya menduduki posisi Pangkostrad pada 4 April 1996-20 Juni 1997. Ia juga sempat menduduki posisi Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) pada 1997-1998. Setelah itu, Wiranto menjadi Panglima TNI hingga 1999.

Wiranto juga sempat menjadi Menteri Pertahanan dan Keamanan Kabinet Reformasi (1998-1999) dan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Kabinet Abdurrahman Wahid (1999-2000).

Usai pensiun dari TNI, Wiranto lalu berkarir di dunia politik. Ia pernah maju sebagai calon presiden melalui Partai Golkar tahun 2004.

Bolak balik di bursa pencalonan pemimpin negara, sayangnya Wiranto belum pernah memenangi Pemilu.

Wiranto merupakan pendiri Partai Hanura. Sejak Hanura berdiri tahun 2006, Wiranto menjabat sebagai Ketua Umum.

Namun pada tahun 2016, Wiranto memutuskan mundur dari jabatannya sebagai Ketum Hanura karena dipilih Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai Menko Polhukam.

Pada 10 Oktober 2019, Wiranto menjadi korban penusukan oleh terduga teroris saat menghadiri peresmian sebuah universitas di Pandeglang, Banten.

Di periode kedua pemerintahan Jokowi, Wiranto ditunjuk sebagai Ketua sekaligus Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres).

Karir militer putra begawan ekonomi Soemitro Djojohadikusumo itu diawali di pasukan elite TNI AD, Komando Pasukan Khusus (Kopassus).

Prabowo terbilang memiliki karir militer yang cukup bersinar. Ia pernah menjabat sebagai Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus hingga puncaknya dipilih sebagai Pangkostrad.

Saat reformasi, Prabowo dipercaya untuk mengamankan Jakarta karena situasi yang sangat kacau.

Namun baru beberapa bulan menjabat, ia dicopot dari jabatannya sebagai Pangkostrad. Hal tersebut lantaran Prabowo diduga terkait dengan sejumlah kasus hingga membuatnya diperiksa oleh Dewan Kehormatan Perwira.

Prabowo diperiksa karena membentuk Tim Mawar saat menjadi Danjen Kopassus untuk melakukan operasi penculikan.

Dasar pembentukan Tim Mawar yaitu karena peristiwa kerusuhan 27 Juli 1996 atau yang dikenal dengan Kudatuli. Akhirnya Prabowo diberhentikan dari militer.

Setelah lepas dari militer, Prabowo lalu terjun ke dunia bisnis yang membuatnya memiliki berbagai perusahaan, baik di dalam maupun luar negeri. Prabowo pernah tinggal di luar negeri selama beberapa waktu.

Tahun 2004, Prabowo bergabung dengan Partai Golkar dan sempat masuk bursa capres. Namun ia kalah dari seniornya, Wiranto.

Pada tahun 2008, Prabowo kemudian mendirikan partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra).

Di bawah kepemimpinan Prabowo, Gerindra cepat meraih kesuksesan. Kini Gerindra menjadi salah satu partai besar nasional.

Prabowo pernah mendampingi Megawati Soekarnoputri sebagai calon wakil presiden di Pemilu 2009 namun kalah dari pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono.

Ketua Umum Gerindra itu pun pernah maju sebagai capres sebanyak 2 kali, yaitu pada Pilpres 2014 dan Pilpres 2019. Di kedua Pilpres itu, Prabowo kalah dari Joko Widodo (Jokowi).

Kini Prabowo Subianto dipilih sebagai Menteri Pertahanan di periode kedua pemerintahan Presiden Jokowi.

Ia memimpin Kostrad sejak dipilih sebagai Panglima Divisi II Kostrad di tahun 1998. Ia juga pernah menjadi Sraf Kostrad.

Kemudian ia dipromosikan menjadi Panglima Kodam V/Brawijaya tahun 1999 dan Pangdam Jaya hingga tahun 2000.

Ryamizard lalu menjadi Pangkostrad pada 1 Agustus 2000 hingga 10 Juli 2002.

Usai 2 tahun menjadi Pangkostrad, Ryamizard ditunjuk sebagai KSAD di era Presiden ke-5 RI, Megawati Soekarnoputri.

Ryamizard juga hampir menjadi Panglima TNI di tahun 2004, namun akhirnya gagal. Setelah 10 tahun pensiun, ia pun dipilih sebagai Menhan oleh Presiden Jokowi.

Namun di periode kedua Presiden Jokowi, posisi Ryamizard sebagai Menhan digantikan oleh rekan satu angkatannya di Akmil, Prabowo Subianto.

Mengikuti jejak sang ayah, Pramono lulus dari Akademi Militer pada 1980 dan menjadi perwira korp baret merah.

Setelah reformasi pada 1998, Pramono terpilih menjadi ajudan Presiden Megawati Soekarno Putri pada tahun 2001.

Ipar Presiden ke-6 RI SBY itu lalu diangkat sebagai Danjen Kopassus pada tahun 2008-2009. Pramono Edhie juga pernah menjadi Pangdam III/Siliwangi.

Pramono Edhie lalu dipilih sebagai Pangkostrad pada 5 November 2010 hingga 9 Agustus 2011. Ia lalu dilantik sebagai KSAD pada tahun 2011 yang membawanya memperoleh pangkat Jenderal.

Setelah pensiun dari militer tahun 2013, Pramono lalu bergabung bersama Partai Demokrat. Ia ditunjuk sebagai salah satu anggota dewan pembina di partai pimpinan kakak iparnya.

Pramono pernah mengikuti konvensi calon presiden Partai Demokrat, namun kalah dari Dahlan Iskan. Adik Ani Yudhoyono itu meninggal dunia pada 13 Juni 2020 akibat sakit.

Ia diangkat sebagai Pangkostrad pada 3 Juni 2013-26 September 2014. Setelah itu, Gatot menggantikan Jenderal (Purn) Moeldoko sebagai Panglima TNI tahun 2014.

Gatot pun diberhentikan dari posisi Panglima TNI beberapa bulan sebelum dirinya pensiun. Pergantian jabatan Gatot pun menuai kontroversi.

Beberapa manuver "politis" Gatot yang bertentangan dengan Jokowi disebut-sebut jadi alasan dirinya dicopot dari kursi pucuk pimpinan TNI.

Usai pensiun dari TNI, Gatot mulai menapaki karir politik meski sampai saat ini belum bergabung dengan partai. Di Pilpres 2019, ia sempat digadang-gadang akan menjadi salah satu kontestan.

Gatot pernah sowan ke beberapa partai di masa Pilpres 2019. Sejumlah kelompok juga mendeklarasikan dukungannya agar Gatot maju sebagai capres atau cawapres.

Namun akhirnya, tak ada partai yang mau melamarnya maju di Pilpres 2019. Padahal saat itu elektabilitas Gatot cukup tinggi.

Kini Gatot bergabung dengan Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI), yang banyak memberikan kritik kepada Pemerintahan Jokowi. Namanya kembali masuk dalam bursa capres di beberapa lembaga survei.

Andika mengawali karirnya di jajaran Kopassus, bahkan sempat bertugas di Satuan-81 Penanggulangan Teror.

Menantu dari AM Hendropriyono itu pernah menjadi Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) Jokowi.

Di tahun 2016, Andika Perkasa menjabat sebagai Pangdam XII/Tanjungpura. Ia lalu diangkat menjadi Pangkostrad.

Lepas dari Pangkostrad, Andika lalu dilantik Presiden Jokowi sebagai KSAD tahun 2018. Kemudian di tahun 2021, ia menjadi calon tunggal Panglima TNI yang dikirimkan Jokowi ke DPR.

Andika Perkasa resmi menjadi Panglima TNI pada 17 November 2021 menggantikan Hadi Tjahjanto yang pensiun.

Posisi Andika Perkasa sebagai KSAD digantikan oleh Jenderal Dudung Abdurachman, yang sebelumnya menduduki kursi Pangkostrad.

Saat ini, jabatan Pangkostrad diemban oleh Letjen Maruli Simanjuntak.

https://nasional.kompas.com/read/2022/03/07/16275951/deretan-pangkostrad-yang-jadi-orang-penting-di-indonesia

Terkini Lainnya

Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Nasional
Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Nasional
Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Nasional
Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Nasional
Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

Nasional
Serba-serbi Pembelaan Kubu Prabowo-Gibran dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Serba-serbi Pembelaan Kubu Prabowo-Gibran dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Nasional
Kecerdasan Buatan Jadi Teman dan Musuh bagi Industri Media

Kecerdasan Buatan Jadi Teman dan Musuh bagi Industri Media

Nasional
Saat Sengketa Pilpres di MK Jadi Panggung bagi Anak Yusril, Otto, Maqdir, dan Henry Yoso...

Saat Sengketa Pilpres di MK Jadi Panggung bagi Anak Yusril, Otto, Maqdir, dan Henry Yoso...

Nasional
Pemerintah Kembali Banding di WTO, Jokowi: Saya Yakin Kita Mungkin Kalah Lagi, tapi...

Pemerintah Kembali Banding di WTO, Jokowi: Saya Yakin Kita Mungkin Kalah Lagi, tapi...

Nasional
Menteri ESDM Pastikan Divestasi Saham PT Freeport Akan Sepaket dengan Perpanjangan Kontrak Hingga 2061

Menteri ESDM Pastikan Divestasi Saham PT Freeport Akan Sepaket dengan Perpanjangan Kontrak Hingga 2061

Nasional
Kata Bahlil Usai Terseret dalam Sidang MK Imbas Dampingi Gibran Kampanye di Papua

Kata Bahlil Usai Terseret dalam Sidang MK Imbas Dampingi Gibran Kampanye di Papua

Nasional
[POPULER NASIONAL] Gugatan Anies dan Ganjar Tak Mustahil Dikabulkan | Harvey Moeis Tersangka Korupsi

[POPULER NASIONAL] Gugatan Anies dan Ganjar Tak Mustahil Dikabulkan | Harvey Moeis Tersangka Korupsi

Nasional
Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar

Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar

Nasional
Soal Perpanjangan Kontrak Shin Tae-yong, Menpora: Prinsipnya Kami Ikuti PSSI

Soal Perpanjangan Kontrak Shin Tae-yong, Menpora: Prinsipnya Kami Ikuti PSSI

Nasional
Soal Potensi Jadi Ketum Golkar, Bahlil: Belum, Kita Lihat Saja Prosesnya

Soal Potensi Jadi Ketum Golkar, Bahlil: Belum, Kita Lihat Saja Prosesnya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke