Soeharto merupakan Pangkostrad pertama yang menjabat dari 1 Maret 1961 sampai 2 Desember 1965 saat masih berpangkat Mayjen. Ia merupakan sosok militer penting di era kemerdekaan.
Mengutip Kompas.com, karir militer Soeharto dimulai dari pangkat sersan tentara Koninklijke Nederlands(ch)-Indische Leger (KNIL) yang merupakan tentara kerajaan Hindia Belanda.
Soeharto kemudian menjadi komandan Pembela Tanah Air (PETA), berlanjut sebagai komandan resimen dengan pangkat Mayor, dan komandan batalyon berpangkat Letnan Kolonel.
Pria yang lahir dari keluarga sederhana itu berhasil memimpin operasi merebut kembali Kota Yogyakarta yang dikuasai Belanda pada 1949.
Soeharto juga pernah menjadi Pengawal Panglima Besar Sudirman, hingga menjadi Panglima Mandala atau pembebasan Irian Barat.
Saat menjadi Pangkostrad, Soeharto berhasil mengambil alih pimpinan Angkatan Darat ketika meletus insiden G-30-S/PKI tanggal 1 Oktober 1965.
Selain dikukuhkan sebagai Panglima Angkatan Darat (Pangad), Jenderal Soeharto ditunjuk sebagai Panglima Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban (Pangkopkamtib) oleh Presiden Soekarno kala itu.
Pada Maret 1966, Soeharto menerima Surat Perintah 11 Maret (Supersemar) dari Soekarno. Tugasnya, mengembalikan keamanan dan ketertiban serta mengamankan ajaran-ajaran Pemimpin Besar Revolusi Bung Karno.
Kemudian Soeharto pada Maret 1967 ditunjuk sebagai Pejabat Presiden setelah situasi politik yang memburuk akibat meletusnya G-30-S/PKI. Penunjukan tersebut lewat Sidang Istimewa MPRS.
Soeharto lalu resmi menjadi Presiden Indonesia lewat pengukuhan di tahun 1968.
Tokoh yang membesarkan Partai Golkar ini menjabat sebagai presiden selama 32 tahun lewat enam kali pemilu. Soeharto pun diangkat sebagai Bapak Pembangunan Bangsa tahun 1983 karena keberhasilannya melakukan pembangunan di segala bidang di Indonesia.
Soeharto lengser tahun 1988 atas desakan rakyat Indonesia. Ia mengundurkan diri pada 21 Mei 1988 karena ketika itu banyak terjadi kerusuhan dan aksi protes yang meminta Soeharto meletakkan jabatannya.
Rakyat mendesak Soeharto turun atas tudingan banyak melakukan penyalahgunaan wewenang dan praktik KKN di pemerintahannya.
Soeharto meninggal dunia pada 27 Januari 2006. Kasus pidana terhadap Soeharto pun akhirnya ditutup oleh Negara.