Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ICW: KPK Bukan Dokter yang Harus Sembuhkan Korupsi di DPR

Kompas.com - 17/10/2017, 17:41 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Koordinator Indonesia Corruption Watch (ICW) Adnan Topan Husodo menganggap janggal pernyataan Komisi III yang menyalahkan KPK atas banyaknya anggota DPR RI yang korupsi.

Menurut dia, KPK bukanlah dokter yang harus menyembuhkan "penyakit" korupsi oleh anggota DPR.

"Analoginya tidak pas kalau kemudian DPR dianggap sebagai pasien dan KPK dokternya. Karena ini dua aktor yang sama-sama punya kekuatan," ujar Adnan kepada Kompas.com, Selasa (17/10/2017).

(baca: Lucunya Anggota Dewan Menyalahkan KPK karena Banyak Korupsi di DPR...)

Adnan mengatakan, DPR sebagai wakil rakyat justru harus menunjang pemberantasan korupsi.

Adnan menilai, anggota DPR sendiri yang bisa menyembuhkan penyakit korupsi. Jika ingin korupsi hilang di tubuh DPR, maka berhentilah korupsi.

"Karena mereka disumpah sebagai wakil rakyat untuk berbagai hal, termasuk pemberantasan korupsi. Untuk korupsi, konsekuensinya berat," kata Adnan.

Apalagi, kata Adnan, anggota DPR digaji sangat tinggi dengan berbagai tunjangan dengan harapan terhindar dari keinginan untuk memperkaya diri.

(baca: Banyak Korupsi, DPR Diminta Evaluasi Diri, Bukan Menyalahkan KPK)

Nyatanya, mereka masih mencari uang tambahan di luar jatah yang didapatkan perbulan.

Adnan mengatakan, pidana korupsi tidak akan berhenti jika tidak ada penegakan hukum, pengawasan yang memadai dan kesadaran diri sendiri untuk tidak melakukannya.

"Seakan-akan KPK adalah pihak yang patut disalahkan karena DPR masih korupsi. Seakan DPR tidak punya daya saat mereka terjerat korupsi," kata Adnan.

Adnan menekankan bahwa tanggungjawab utama di DPR dalam pemberantasan korupsi ada pada pimpinannya. Bukan pada KPK.

 

(baca: Jokowi: Ada yang Tidak Suka Pemberantasan Korupsi)

KPK berperan dalam pencegahan dan penindakan jika perbuatan itu terlanjur terjadi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wapres: Pemerintah Komitmen Perbaiki Industri Siber

Wapres: Pemerintah Komitmen Perbaiki Industri Siber

Nasional
Wapres: Isu Palestina Bukan soal Agama, tapi Politik dan Kemanusiaan

Wapres: Isu Palestina Bukan soal Agama, tapi Politik dan Kemanusiaan

Nasional
Kompleksnya Operasional Penerbangan Haji

Kompleksnya Operasional Penerbangan Haji

Nasional
Wapres Nilai Pemecatan Hasyim Asy'ari Tak Ganggu KPU Gelar Pilkada

Wapres Nilai Pemecatan Hasyim Asy'ari Tak Ganggu KPU Gelar Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Janji Ketua KPU ke Korbannya | Jaksa Agung Lantik 4 Kajati Baru

[POPULER NASIONAL] Janji Ketua KPU ke Korbannya | Jaksa Agung Lantik 4 Kajati Baru

Nasional
Tanggal 7 Juli 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Juli 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Golkar Lakukan Survei Tahap II untuk Pilkada Jabar, Cari Pendamping atau Pengganti Ridwan Kamil?

Golkar Lakukan Survei Tahap II untuk Pilkada Jabar, Cari Pendamping atau Pengganti Ridwan Kamil?

Nasional
Kerugian Negara Kasus LNG Pertamina Dibebankan ke Perusahaan AS, KPK Ungkit Kasus E-KTP

Kerugian Negara Kasus LNG Pertamina Dibebankan ke Perusahaan AS, KPK Ungkit Kasus E-KTP

Nasional
Wapres Ma'ruf Jamu Biro Komite Palestina untuk PBB

Wapres Ma'ruf Jamu Biro Komite Palestina untuk PBB

Nasional
AHY Bilang Jokowi Tak Tawarkan Kaesang ke Demokrat dan Parpol KIM

AHY Bilang Jokowi Tak Tawarkan Kaesang ke Demokrat dan Parpol KIM

Nasional
Anwar Usman Diputus Tak Langgar Kode Etik Soal Dugaan Sewa Pengacara untuk Lawan MK di PTUN

Anwar Usman Diputus Tak Langgar Kode Etik Soal Dugaan Sewa Pengacara untuk Lawan MK di PTUN

Nasional
Menakar Duet Anies-Andika jika Melawan Calon Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada Jakarta

Menakar Duet Anies-Andika jika Melawan Calon Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada Jakarta

Nasional
KPK Sebut Bansos Presiden yang Diduga Dikorupsi Capai 6 Juta Paket

KPK Sebut Bansos Presiden yang Diduga Dikorupsi Capai 6 Juta Paket

Nasional
AHY Sebut Penyusunan Kabinet Tak Terkait Dukungan Parpol KIM di Pilkada

AHY Sebut Penyusunan Kabinet Tak Terkait Dukungan Parpol KIM di Pilkada

Nasional
LPPA Aisyiyah: Dari Perspektif Perempuan, Praktik Tambang Cenderung Merusak Lingkungan

LPPA Aisyiyah: Dari Perspektif Perempuan, Praktik Tambang Cenderung Merusak Lingkungan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com