Seorang Ibu misalnya, menurut Albertina, perempuan sebagai ibu memiliki peran mengajari anak-anaknya dalam berperilaku jujur, hidup sederhana, tidak boleh mengambil barang orang lain, berbicara apa adanya dan melakukan apa adanya.
"Perempuan juga harus jadi teladan di area domestik itu, sehingga apa yang dilakukan Ibu bisa diteladani, dicontoh oleh anak-anak," kata Albertina
Selain itu, Albertina menilai, perempuan juga bisa menjadi pengontrol perilaku dalam keluarga, misalnya untuk suami. Menurut dia, banyak Ibu-ibu merasa bahagia ketika suaminya memberikan hadiah ulang tahun berupa berlian.
Hadiah itu bahkan dipamerkan sebagai rasa cinta dari suaminya dan sebagai bentuk terima kasih karena telah diberikan perhiasan.
"Padahal, seharusnya perempuan bertanya, uang dari mana beli itu. Nah di situ yang saya maksud dia sebagai pengontrol," ucap Albertina.
Albertina menuturkan, perjuangan Ibu Kartini dalam mewujudkan emansipasi, saat ini bisa dilakukan perempuan dalam berbagai aspek kehidupan.
Perempuan Indonesia itu, menurut dia, harus berpendidikan tinggi dan bisa berperan serta memajukan bangsa dalam masing-masing bidang profesi.
"Sayangnya, ada perempuan-perempuan kita yang sudah berperan bagus, berpendidikan tinggi, berperan di ranah publik, tapi melakukan perbuatan yang melanggar hukum," ucap Albertina.
Jika dirinya menjadi seorang Kartini masa kini, Albertina akan mewariskan aturan-aturan yang diharapkan dapat dipegang bagi perempuan.
Ia merasa sedih jika perempuan-perempuan Indonesia tidak taat pada aturan-aturan yang telah dibuat.
"Saya berharap perempuan-perempuan Indonesia ayo kita berperan juga di ranah publik, kita juga berperan di ranah domestik, tapi sesuai dengan aturan, jangan melenceng dari aturan," tutur dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.