Albertina menangani kasus besar seperti suap pajak dengan terdakwa Gayus Tambunan, kasus pembunuhan Nasrudin Zulkarnaen yang melibatkan Antasari Azhar, atau perkara mafia hukum dengan terdakwa jaksa Cirus Sinaga.
Beberapa kasus yang juga menjadi perhatian publik itu, tak lantas membuat dia merasa takut atau khawatir dengan apa yang dijalaninya.
"Kalau masalah ancaman saya bersyukur, perasaan saya, selama ini enggak ada ancaman. Ini perasaan saya, ancaman yang langsung tidak ada," kata Albertina.
Namun demikian, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, dia pernah tidak mau mengangkat telepon dari orang-orang yang dia tidak kenal.
"Bahkan kadang-kadang saya diingatkan sama temen-temen media, bu hati-hati lho, Bu. Jangan pergi sendiri," kata Albertina. "Saya bilang, doakan ya supaya semuanya aman, lancar."
Baca juga: Titi Anggraini: Saat Sudah Berada di Posisi Strategis, Jangan Lupakan Perempuan Lainnya
Berdasarkan pengalamannya itu, Albertina mengajak seluruh perempuan Indonesia untuk tidak takut berperan dalam posisi apapun. Termasuk, dalam bidang atau profesi yang mayoritas laki-laki, atau bahkan dinilai memiliki risiko tinggi jika perempuan yang mengerjakannya.
"Kadangkala terjadi, perempuan ini dia belum mencoba, dia sudah memvonis tidak mampu atau tidak bisa, padahal belum mencoba, bagaimana mungkin kita belum mencoba kita bilang enggak bisa," kata Albertina.
"Ini sebenarnya kita harus hilangkan kata tidak bisa, tidak mampu. Sebenarnya kalau dari atasan atau pimpinan kita sudah mempercayai akan suatu jabatan ke kita pastikan menurut atasan kita, kita mampu, ada kemampuan untuk itu," ujar dia.
Baca juga: Jadi Dewan Pengawas KPK, Albertina Ho: Ini Perintah
Ia juga berharap perempuan-perempuan memiliki kekuatan mental untuk tidak banyak peduli terhadap omongan orang yang menyebut bahwa perempuan tidak mampu.
"Jawablah itu dengan kinerja, dengan kinerja saja buktikan. Orang akan menilai kinerja kita bagaimana, orang akan menilai, oh ternyata mampu dia, ternyata bisa dia, dan sebagainya," ucap Albertina.
Albertina berpendapat, perempuan memiliki banyak peran yang penting, salah satunya dalam keluarga, bahkan ia menyebut, peran itu tak hanya satu, tapi dua.
Peran pertama bagaimana perempuan bisa berada di area publik dengan mampu bekerja di berbagai bidang dan peran kedua di area domestik misalnya keluarga.
Peran domestik yang dilakukan perempuan, kata Albertina, yakni sebagai penyeimbang maupun sebagai pengontrol.
Baca juga: Dilema Kartini, Perempuan yang Menuntut Pendidikan Setara dan Pentingnya Peran Ibu