JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Trias Politika Agung Baskoro menilai Partai Gerindra yang saat ini berkoalisi dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) sebaiknya juga merangkul Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), menjelang pemilihan umum (Pemilu) 2024.
Menurut Agung, Gerindra sebaiknya melakukan hal itu buat menekan dampak negatif dari konflik antara PKB dan PBNU yang saat ini tengah terjadi.
"Perseteruan politik antara PKB-PBNU, sedikit banyak memberi pertimbangan kepada Gerindra, agar bukan hanya berkoalisi kepada PKB, tapi di saat yang sama melibatkan PBNU," kata Agung saat dihubungi Kompas.com, Selasa (7/2/2023).
Menurut Agung, Gerindra tidak bisa mengabaikan dampak negatif perselisihan antara elite PBNU dan PKB.
Baca juga: Cak Imin Mau Dekati Golkar Gabung Koalisi Gerindra-PKB, Prabowo: Kita Terbuka
Sebab saat ini PKB adalah partai Islam dengan perolehan suara terbanyak pada Pemilu 2019, yakni dengan 13.570.097 suara (9,69 persen).
Selain itu, NU juga merupakan organisasi kemasyarakatan Islam terbesar di Indonesia. Gerindra dinilai membutuhkan basis pemilih PKB yang identik dengan warga Nahdliyin buat menambal dukungan yang hilang dari koalisi mereka pada Pemilu 2019 lalu.
Menurut Agung, jika Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto bisa merangkul NU, maka kemungkinan dia juga bisa mendapatkan dukungan tentang sosok yang bakal mendampinginya menjadi bakal calon wakil presiden pada Pilpres 2024 mendatang.
"Sehingga kebutuhan politik Gerindra soal cawapres ideal yang dibutuhkan oleh Prabowo terjawab. Karena selama ini, kekalahan Prabowo dari pemilu ke pemilu, lebih disebabkan belum tepatnya pasangan (cawapres) yang dipilih," ujar Agung.
Baca juga: PKB: Muhaimin dan Airlangga Direncanakan Bertemu 10 Februari, Tempat Sedang Diatur
Seperti diberitakan sebelumnya, perselisihan kedua belah pihak itu kembali mencuat setelah Ketua Bidang Keorganisasian PBNU Ishfah Abidal Aziz menyatakan kecewa karena PKB menggunakan mars peringatan 1 abad hari lahir NU.
Mars itu digunakan sebagai suara latar dalam sebuah unggahan kegiatan Sarasehan Nasional Satu Abad NU di dalam akun Instagram Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PKB.
Dalam sarasehan itu, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar menyatakan partai yang dipimpinnya saat ini menjadi garda terdepan yang memperjuangkan aspirasi politik warga NU.
"Kami sebagai politisi-politisi yang lahir dan dibesarkan oleh NU amat sangat mensyukuri dan siap menjadi garda terdepan memperjuangkan aspirasi politik nahdliyin dan aspirasi politik warga NU di tanah air," kata lelaki yang kerap disapa Cak Imin di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Senin (30/1/2023).
Baca juga: Banyak Pihak Mengaku Anak NU, Cak Imin Tak Khawatir Suara PKB Anjlok
Mantan Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj yang juga hadir dalam sarasehan itu menyatakan PKB adalah partai politik yang tidak bisa dipisahkan dengan NU.
"Satu-satunya Partai yang sejalan, senapas, seiring dengan Nahdlatul Ulama hanyalah PKB, ini apa adanya yang saya ngomong apa adanya, enggak bisa meninggalkan sejarah," kata Said.
"Saya heran kalau ada orang mengatakan NU harus jauh dari PKB. Enggak mungkin, enggak mungkin, itu melupakan sejarah itu," ujar Said.