Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kontroversi Obat Covid-19, Saat Influencer Dituntut Turut Bertanggung Jawab

Kompas.com - 05/08/2020, 16:25 WIB
Dani Prabowo

Penulis


Kekosongan ruang edukasi

Melihat banyaknya likes pada video yang diunggah Anji, Ketua Umum Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) Septiaji Eko Nugroho menilai bahwa tidak sedikit warganet yang merespon positif video tersebut.

Namun, hal itu dikarenakan masih banyak masyarakat yang mempercayai sistem pengobatan alternatif.

Selain itu, ia mengatakan, Hadi Pronoto juga terkesan memanfaatkan ketidaktahuan masyarakat atas solusi yang dibutuhkan agar selamat dari pandemi ini.

"Dia memanfaatkan ruang kosong itu. Faktanya, para ilmuwan kan memang sedang mencari (vaksin dan obat untuk Covid-19)," kata Septiaji seperti dilansir dari BBC News Indonesia.

Baca juga: Ernest Prakasa: Saya Tidak Berharap Melihat Anji di Penjara, tetapi...

Dalam rentang 23 Januari hingga 15 Juni 2020, Kementerian Komunikasi dan Informatika mencatat adanya 850 informasi palsu atau hoaks yang disebarkan di lini massa.

Mayoritas isi informasi hoaks adalah terkait resep obat yang diklaim dapat menyembuhkan Covid-19.

"Nah, ini sangat menyesatkan kalau dibaca orang dan tidak melakukan pengecekan maka aka nada banyak orang yang keracunan. Hoaks jika diviralkan akan sangat berbahaya," kata Sekretaris Jenderal Kominfo Rosarita Niken Widiastuti seperti dilansir dari laman resmi Kominfo, pada 17 Juni 2020.

Hal itu pun turut diamini oleh spesialis penyakit dalam, dr Dirga Sakti Rambe. Menurut dia, rendahnya literasi sebagian masyarakat menjadi celah dalam diseminasi informasi yang kurang tepat di tengah publik.

Baca juga: Covid-19 Belum Bisa Disebut sebagai Virus Musiman seperti Flu, Ini Penjelasan Ahli

Untuk itu, ia mengatakan, penting bagi banyak pihak yang yang berkompeten untuk mengisi kekosongan ruang edukasi yang ada.

"Jadi harus ada background check. Apakah benar profesor, apakah benar pakar bidang tertentu. Ini kalau memang tujuannya adalah edukasi,” kata Dirga seperti dilansir dari Kompas.id, Selasa (4/8/2020).

Tanggung jawab influencer

Pada pertengahan Juli lalu, Presiden Joko Widodo sempat mengundang sejumlah influencer yang notabene juga merupakan para pekerja seni ke Istana Kepresidenan, Jakarta.

Beberapa yang diundang antara lain Butet Kertaradjasa, Tompi, Andre Taulany, Cak Lontong, Yovie Widianto, Yuni Shara, Raffi Ahmad, Desta, Gading Marten, Once, hingga Ari Lasso.

Bahkan, Anji pun turut menjadi salah satu sosok influencer yang diundang Jokowi di dalam pertemuan tersebut.

Baca juga: Terkait Anji, Dasco: Lebih Baik Bantu UMKM Lewat Endorsement

Pertemuan yang dilangsungkan dalam dua sesi itu membahas sejumlah hal. Salah satunya adalah harapan Presiden agar para influencer turut memberikan sosialisasi kepada publik tentang pentingnya penerapan protokol kesehatan di tengah pandemi.

"Pak Presiden bertemu dengan beberapa seniman yang tentunya kita tahu bahwa mereka dapat membantu menyuarakan protokol kesehatan agar lebih dapat didengar, disosialisasikan, dilaksanakan oleh masyarakat secara lebih luas," kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio dikutip dari siaran pers resmi Istana, Rabu (15/7/2020).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com