JAKARTA, KOMPAS.com - Komposisi kekuatan koalisi presiden dan wakil presiden RI terpilih, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, mulai terlihat.
Prabowo-Gibran sedari awal diusung oleh empat partai parlemen, yakni Partai Gerindra, Partai Golkar, Partai Demokrat, dan Partai Amanat Nasional (PAN).
Kini, beberapa partai yang semula berseberangan pada Pemilu Presiden (Pilpres) 2024, satu per satu merapat ke kubu pemenang.
Sebutlah Partai Nasdem yang resmi menyatakan dukungan untuk Prabowo-Gibran pada Kamis (25/4/2024). Sebelum Nasdem, pada Rabu (24/4/2024), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) lebih dulu memberi sinyal untuk bergabung.
Diketahui, pada Pilpres 2024, Nasdem, PKB, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) berkongsi dalam Koalisi Perubahan untuk Persatuan mengusung Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar sebagai calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres).
Bekas koalisi tersebut menyisakan PKS yang hingga kini belum menyatakan sikap, apakah bakal mendukung pemerintahan Prabowo-Gibran, atau berada di luar sebagai oposisi.
Selain PKS, PDI Perjuangan hingga kini juga masih bergeming. Pada Pilpres 2024, PDI-P bersama Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mengusung Ganjar Pranowo-Mahfud MD sebagai capres-cawapres.
Menurut hasil Pemilu 2024 yang ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU), PPP tak lagi lolos ke Senayan. Sebab, dengan perolehan 3,87 persen suara, partai Kabah tidak memenuhi ambang batas parlemen atau parliamentary threshold sebesar 4 persen.
Baca juga: PDI-P Putuskan Oposisi atau Koalisi Setelah Prabowo-Gibran Menjabat
Dengan demikian, sejauh ini, ada enam partai politik yang mengisi gerbong koalisi Prabowo-Gibran, yakni Partai Gerindra, Partai Golkar, Partai Demokrat, PAN, Partai Nasdem, dan PKB.
Sementara, PDI-P dan PKS sampai saat ini diproyeksikan sebagai oposisi.
Namun, komposisi tersebut masih mungkin berubah selama Prabowo-Gibran belum resmi dilantik sebagai presiden dan wakil presiden RI.
Dengan tambahan dukungan Partai Nasdem dan PKB, partai koalisi presiden dan wakil presiden terpilih itu mengantongi total 63,64 persen suara sah nasional.
Jika dikonversi menjadi kursi di parlemen, koalisi Prabowo-Gibran diperkirakan menguasai 417 kursi atau 71,89 persen dari total 580 kursi di DPR RI.
Adapun konversi suara partai menjadi kursi DPR RI dikutip dari data Centre for Strategic and International Studies (CSIS). Kepala Departemen Politik dan Perubahan Sosial CSIS Arya Fernandes telah mengizinkan Kompas.com untuk mengutip laporan ini.
Berikut perincian peta kekuatan koalisi Prabowo-Gibran seandainya hanya mendapat tambahan kekuatan dari Nasdem dan PKB.