Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kontroversi Obat Covid-19, Saat Influencer Dituntut Turut Bertanggung Jawab

Kompas.com - 05/08/2020, 16:25 WIB
Dani Prabowo

Penulis


Identitas peneliti dipertanyakan

Ada hal yang menarik dari pernyataan Hadi Pranoto yang diunggah di kanal YouTube Anji dalam video berjudul "Bisa Kembali Normal? Obat Covid-19 Sudah Ditemukan!!" itu.

Ia mengklaim bahwa pihaknya telah melakukan penelitian tentang antibodi Covid-19 jauh sebelum virus corona masuk ke Indonesia.

"Riset kami sudah sejak 2000. Kita sudah lama sekali mempelajari virus ini dan kita kembangkan terus menerus," kata Hadi Pranoto seperti dilansir dari Tribunnews.com, Minggu (2/8/2020) lalu.

"Dan setelah virus ini meledak di Wuhan awal 2019, kita bisa mengidentifikasi jenis dan genetik Covid-19 itu dan kita cocokan dengan herbal yang kita punya," imbuh dia.

Baca juga: Anji Minta Maaf Telah Membuat Kegaduhan

Tak hanya itu, Hadi Pranoto juga mengklaim telah melakukan penelitian terhadap MERS dan SARS, yang juga sempat menjadi wabah sebelum Covid-19.

Klaim tersebut diragukan oleh Dosen dan peneliti di Departemen Mikrobiologi Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada, dr Mohamad Saifudin Hakim.

Pasalnya, penelitian terkait virus tidak bisa dilakukan di sembarang tempat.

"Labnya (dia) itu di mana? Tidak bisa meneliti virus cuma di dapur, atau di bengkel. Tidak seperti itu. Orang meneliti virus kan harus di lab dengan tingkat keamanan yang sesuai, itu kalau dia mau patuh terhadap Undang-Undang. Tidak mungkin kita meneliti virus berbahaya, apalagi selevel SARS atau MERS yang itu adalah patogen," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Minggu (2/8/2020).

Baca juga: 3 Kontroversi Anji Terkait dengan Pandemi Covid-19

Ia menjelaskan, patogen diklasifikasikan menjadi empat grup berdasar level bahayanya. SARS dan MERS tergolong dalam grup tiga, karena berpotensi menyebabkan penyakit sangat serius pada manusia.

"Padahal kalau menemukan antibodi itu klaim yang luar biasa. Penelitiannya sendiri harus dilakukan di laboratorium dengan tingkat proteksi keamanan tinggi, dan itu pun tidak banyak di Indonesia," kata Saifudin.

Tak hanya soal penelitian, latar belakang Hadi Pranoto yang mengaku sebagai seorang profesor pun dipertanyakan oleh Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan Achmad Yurianto.

"Sekarang dia ada di mana dan profesor dari mana? Coba cari jurnalnya di Google, ada enggak nama dia?" kata Yuri saat dihubungi Kompas.com, Minggu (2/8/2020).

Baca juga: Soal Klaim Obat Covid-19 Hadi Pranoto, Achmad Yurianto: Ini Pembodohan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

ICW Dorong Polda Metro Dalami Indikasi Firli Bahuri Minta Rp 50 M Ke SYL

ICW Dorong Polda Metro Dalami Indikasi Firli Bahuri Minta Rp 50 M Ke SYL

Nasional
Sertijab 4 Jabatan Strategis TNI: Marsda Khairil Lubis Resmi Jabat Pangkogabwilhan II

Sertijab 4 Jabatan Strategis TNI: Marsda Khairil Lubis Resmi Jabat Pangkogabwilhan II

Nasional
Hasto Beri Syarat Pertemuan Jokowi-Megawati, Relawan Joman: Sinisme Politik

Hasto Beri Syarat Pertemuan Jokowi-Megawati, Relawan Joman: Sinisme Politik

Nasional
Menerka Nasib 'Amicus Curiae' di Tangan Hakim MK

Menerka Nasib "Amicus Curiae" di Tangan Hakim MK

Nasional
Sudirman Said Akui Partai Koalisi Perubahan Tak Solid Lagi

Sudirman Said Akui Partai Koalisi Perubahan Tak Solid Lagi

Nasional
Puncak Perayaan HUT Ke-78 TNI AU Akan Digelar di Yogyakarta

Puncak Perayaan HUT Ke-78 TNI AU Akan Digelar di Yogyakarta

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Sudirman Said Berharap MK Penuhi Rasa Keadilan

Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Sudirman Said Berharap MK Penuhi Rasa Keadilan

Nasional
Sejauh Mana 'Amicus Curiae' Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Sejauh Mana "Amicus Curiae" Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Nasional
Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

Nasional
TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

Nasional
Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Nasional
Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Nasional
Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 'Amicus Curiae'

Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 "Amicus Curiae"

Nasional
Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangi Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangi Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Nasional
Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com