Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Caleg: Choky Sitohang, dari Panggung Televisi Berlabuh ke Panggung Politik

Kompas.com - 11/04/2019, 12:50 WIB
Christoforus Ristianto,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - "Ladies, tunjukkan pesonamu sekarang." Masih ingat dengan ungkapan yang menjadi andalan di program "Take Me Out" Indonesia?

Program tersebut mengingatkan kita pada salah satu pembawa acaranya, yaitu Choky Sitohang.

Pria yang acap disapa Choky tersebut kini berjuang masuk ke DPR RI periode 2019-2024 sebagai calon legislatif (caleg) daerah pemilihan I Jawa Barat.

Ia mewakili Partai Perindo untuk merebut satu dari tujuh kursi yang diperebutkan di dapil tersebut. Biasa berada di panggung sebuah acara televisi, kini Choky berlabuh dalam panggung perpolitikan.

Baca juga: Cerita Caleg: Buka-bukaan Arsul Sani soal Biaya Kampanye

Choky mengaku, sejak memutuskan menjadi caleg dan berkampanye lebih kurang tujuh bulan ini, ada sebuah pengorbanan yang harus lakukan dengan ikhlas.

"Yang menjadi tantangan, biasanya saya di dunia pertunjukkan dibayar. Setiap memberikan pelatihan public speaking, menjadi pembawa acara, menyanyi, itu ada nilai ekonominya. Sekarang terbalik, supaya bisa lolos ke Senayan, saya harus mengeluarkan ongkos, artinya itu kontribusi saya dan harus berkorban secara finansial," ujar Choky kepada Kompas.com, Selasa (9/4/2019).

Untuk itu, lanjut Choky, biaya politik menjadi caleg memang harus dimanajemen dengan baik. Meskipun sudah menjadi pesohor, hal itu bukan jaminan bahwa dirinya akan bisa lolos ke parlemen. Maka, biaya untuk memperkenalkan diri ke masyarakat pun harus diperhitungkan.

Baca juga: Cerita Caleg: Menangis Saat Minta Restu Keluarga hingga Datangi 712 Titik

 

Pria kelahiran Bandung, 10 Juli 1982 itu menuturkan, berdasarkan prinsip dan perhitungan biaya politiknya, dirinya dan tim sukses harus bekerja secara efektif, efesien, dan kreatif.

Cara-cara kreatif kerap ia lakukan sebagai salah satu cara untuk tidak mengeluarkan biaya yang banyak untuk kampanye.

"Misalnya saya memberikan pelatihan-pelatihan tidak berbayar kepada masyarakat, pelatihan publik speaking. Tapi saya tetap kampanye pintu ke pintu, namun memberikan pelatihan adalah salah satu strategi agar menekan ongkos politik," ungkapnya kemudian.

Baca juga: Cerita Caleg: Soal Ongkos Politik, Arsul Sani Berutang kepada Sang Ayah

Choky mengaku sudah mengeluarkan ratusan juta rupiah selama kampanye Pileg 2019. Beberapa kali biaya politik yang sudah ia tata dengan baik terkadang tidak akurat lantaran dinamika politik. Meskipun berupaya menekan, namun ongkos politik tetap keluar.

Kendati demikian, meskipun akan berujung pada pemborosan, Choky enggan hal itu dijadikan kambing hitam.

Baginya, menjadi caleg itu bukan hanya soal biaya politik saja, melainkan juga memposisikan diri sebagai calon wakil rakyat yang memberikan pendidikan politik.

"Nah itu yang saya lalukan, memberikan pendidikan politik dan berharap kemauan masyarakat untuk memajukan demokrasi kita. Jadi tidak melulu soal uang yang besar," paparnya.

Baca juga: Cerita Caleg: Hoki Ace Hasan Melenggang ke Senayan dan Tantangan Politik Uang

 

Guna menekan biaya politik, Choky juga bergotong royong dengan caleg DPRD tingkat provinsi dan kabupaten/kota dari Perindo di Jawa Barat. Ia berbagai biaya kampanye di dapil.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Ada 297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Pengacara dari 8 Firma Hukum

Ada 297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Pengacara dari 8 Firma Hukum

Nasional
Novel Baswedan dkk Laporkan Nurul Ghufron ke Dewas KPK, Dianggap Rintangi Pemeriksaan Etik

Novel Baswedan dkk Laporkan Nurul Ghufron ke Dewas KPK, Dianggap Rintangi Pemeriksaan Etik

Nasional
Kumpulkan Seluruh Kader PDI-P Persiapan Pilkada, Megawati: Semangat Kita Tak Pernah Pudar

Kumpulkan Seluruh Kader PDI-P Persiapan Pilkada, Megawati: Semangat Kita Tak Pernah Pudar

Nasional
Indonesia U-23 Kalahkan Korsel, Wapres: Kita Gembira Sekali

Indonesia U-23 Kalahkan Korsel, Wapres: Kita Gembira Sekali

Nasional
Jokowi Tunjuk Luhut Jadi Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional

Jokowi Tunjuk Luhut Jadi Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional

Nasional
Di Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional, Fahira Idris Sebut Indonesia Perlu Jadi Negara Tangguh Bencana

Di Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional, Fahira Idris Sebut Indonesia Perlu Jadi Negara Tangguh Bencana

Nasional
297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Bukti Hadapi Sidang di MK

297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Bukti Hadapi Sidang di MK

Nasional
Meski Anggap Jokowi Bukan Lagi Kader, Ini Alasan PDI-P Tak Tarik Menterinya dari Kabinet

Meski Anggap Jokowi Bukan Lagi Kader, Ini Alasan PDI-P Tak Tarik Menterinya dari Kabinet

Nasional
Rancangan Peraturan KPU, Calon Kepala Daerah Daftar Pilkada 2024 Tak Perlu Lampirkan Tim Kampanye

Rancangan Peraturan KPU, Calon Kepala Daerah Daftar Pilkada 2024 Tak Perlu Lampirkan Tim Kampanye

Nasional
Nasdem dan PKB Dukung Prabowo-Gibran, PAN Sebut Jatah Kursi Menteri Parpol Koalisi Tak Terganggu

Nasdem dan PKB Dukung Prabowo-Gibran, PAN Sebut Jatah Kursi Menteri Parpol Koalisi Tak Terganggu

Nasional
Bilang Jokowi Sangat Nyaman, PAN Janjikan Jabatan Berpengaruh

Bilang Jokowi Sangat Nyaman, PAN Janjikan Jabatan Berpengaruh

Nasional
KPU Godok Aturan Baru Calon Kepala Daerah Pakai Ijazah Luar Negeri

KPU Godok Aturan Baru Calon Kepala Daerah Pakai Ijazah Luar Negeri

Nasional
Status Perkawinan Prabowo-Titiek Tertulis 'Pernah', Apa Maknanya?

Status Perkawinan Prabowo-Titiek Tertulis "Pernah", Apa Maknanya?

Nasional
Wamenhan Terima Kunjungan Panglima AU Singapura, Bahas Area Latihan Militer

Wamenhan Terima Kunjungan Panglima AU Singapura, Bahas Area Latihan Militer

Nasional
Pengamat: Anies Ditinggal Semua Partai Pengusungnya, Terancam Tak Punya Jabatan Apa Pun

Pengamat: Anies Ditinggal Semua Partai Pengusungnya, Terancam Tak Punya Jabatan Apa Pun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com