JAKARTA, KOMPAS.com - Calon anggota legislatif, Febri Wahyuni Sabran, mengisahkan perjalanannya ke sejumlah daerah pemilihan (dapil) yang merupakan wilayah pelosok.
Febri adalah caleg DPR RI asal Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang maju dari Dapil Sumatera Barat II.
Dapil itu mencakup Kota Pariaman, Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten Pasaman, Kapubaten Pasaman Barat, Kabupaten Agam, Kota Payakumbuh, dan Kabupaten Lima Puluh Kota.
Febri memutuskan memasuki wilayah pelosok karena wilayah perkotaan sudah dirasa layak bagi masyarakat.
Ia ingin memenuhi rasa penasarannya terkait kondisi di wilayah pelosok.
"Ternyata itu masih ada daerah-daerah yang di mana program pemerintah belum termaksimalkan di situ, masih jauh dari jangkauan. Itu kan tugasnya seharusnya di pemda kan. Nah ternyata, di daerah itu dari zamannya Pak Soeharto (Presiden RI ke-2) sampai sekarang, masih ada tempat yang belum diaspal," cerita Febri kepada Kompas.com, Senin (19/11/2018).
Baca juga: Cerita Caleg: Dengar Aspirasi Guru Honorer hingga Dibawakan Nasi Rantang
Selain itu, lanjut Febri, masih ada kampung-kampung di wilayah pelosok yang belum memiliki fasilitas irigasi dan sanitasi yang layak.
"Ya kayak daerah perbatasan antara Kabupaten Agam dengan Kabupaten Pasaman," kata dia.
Febri harus turun dari mobilnya yang tak bisa digunakan untuk menembus wilayah tersebut.
Namun, ia mengatakan, masih ada warga yang bersedia menjemputnya dengan motor untuk memasuki wilayah itu.
Febri juga bersyukur dengan kondisi seperti itu ia ikut belajar merasakan kondisi nyata yang dialami warga setempat.
Caleg kelahiran Maninjau, 13 Februari 1993 ini, mengaku tak ada strategi khusus ketika bertemu dengan warga.
Febri hanya fokus mendengarkan dan merasakan kondisi yang sedang mereka alami.
"Sebenernya enggak muluk-muluk sih, aku masuk ke situ lebih gimana bisa merasakan hal yang dirasakan konstituen, seperti contoh di daerah yang belum teraspal. Jadi kayak aku datang ke mereka lebih mendengarkan dan merasakan," kata Febri.
"Karena yang tahu permasalahan di daerah kan oleh mereka yang tinggal di sana kan," kata dia.
Terkait pemilih pemula, Febri lebih menyasar mereka lewat komunitas-komunitas anak muda.
Baca juga: Cerita Caleg: Strategi Petahana Jaga Jaringan dan Dukungan
Febri juga memanfaatkan media sosialnya. Namun, ia lebih fokus melakukan literasi politik dan pemanfaatan media sosial ke pemilih pemula secara umum.
"Jadi lebih banyak itu, literasi politik di media sosial dibandingkan kampanyein diri sendiri, he-he-he," lanjut Febri sembari tertawa.
Febri mengakui, masih lemah dalam hal dokumentasi untuk mereka aktivitasnya saat turun ke dapil, untuk diunggah ke media sosial.
Padahal, kata dia, dokumentasi yang berkualitas di media sosial menjadi sarana penting dalam kontestasi politik saat ini.
"Karena kan aku butuh kualitas gambar yang bagus jadi seperti jalan yang rusak, sekolah yang perlu dibangun lagi. Ittu kan akan lebih jelas kalau bisa kita informasikan melalui media sosial, kalau ambil dari handphone kualitasnya kurang jelas jadi pesan yang mau kita sampaikan juga kurang optimal," papar Febri.
"Dan menurut aku itu penting sekali untuk aku bisa tunjukkan bahwa di suatu daerah itu ada hal yang perlu kita perjuangkan yang perlu kita perhatikan bersama-sama," lanjutnya.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.