JAKARTA, KOMPAS.com - Komando Armada (Koarmada) I TNI Angkatan Laut mengusulkan agar kapal-kapal berat bertonase minimal 750 ton ditempatkan di Laut Natuna Utara untuk keperluan patroli.
“Untuk gelar kekuatan, kami sedang sampaikan ke Mabesal (Markas Besar TNI AL), tentu yang diperlukan di sana adalah kapal-kapal yang jenis durasinya sekitar 750 ton ke atas karena (Natuna Utara) laut terbuka,” kata Panglima Koarmada I Laksa Yoos Suryono di kawasan Menteng, Jakarta, Selasa (2/7/2024).
Yoos menuturkan, kapal-kapal bertonase berat diutamakan karena punya daya tahan dalam tugas patroli.
Baca juga: TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara
“Kapal yang DWT (deadweight tonnage)-nya kecil, jangankan untuk berpatroli, untuk hidup saja mungkin susah,” ujar dia.
Yoos juga mengusulkan agar kapal patroli yang dibeli Kementerian Pertahanan RI dari Italia bisa ditempatkan di wilayah Koarmada I.
Pada Maret lalu, Kemenhan menandatangani kontrak pembelian dua unit kapal Pattugliatore Polivalente d'Altura (PPA) atau Offshore Patrol Vessel (OPV) dari galangan kapal Fincantieri, Italia.
Baca juga: Ke KSAU Tonny, Menko Polhukam Minta Amankan Selat Malaka dan Laut Natuna Utara
Laporan Fincantieri menyebut bahwa Kemenhan membeli dua kapal patroli lepas pantai kelas Paolo Thaon itu dengan dana 1,18 juta euro atau sekitar Rp 20,3 triliun.
Siaran pers Fincantieri menuliskan, kapal PPA tersebut memiliki berbagai fungsi, mulai dari patroli, penyelamatan di laut, operasi perlindungan sipil, hingga dijadikan kapal tempur garis pertama.
Kapal PPA juga bisa diubah sebagai kapal fregat sejenis FREMM (Frigate European Multi-Mission).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.