JAKARTA, KOMPAS.com - Pusat Penerangan (Puspen) TNI angkat bicara soal dinamika konflik di Laut China Selatan (LCS) belakangan ini.
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen R Nugraha Gumilar mengatakan, selama konflik itu tidak merembet dan mengganggu kedaulatan Indonesia, pemerintah dan TNI akan tetap fokus melindungi negara.
“Doktrin (militer) kita kan tiga; menjaga kedaulatan, menjaga keutuhan, dan menjaga keselamatan. Jadi selama itu tidak menganggu kedaulatan kita, kita sifatnya melindungi negara kita,” kata Gumilar di Markas Puspen TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (3/7/2024).
Baca juga: Dinamika Laut China Selatan, TNI AL Gelar Operasi Kedepankan Interoperabilitas dengan AU
Gumilar menyebutkan, hal yang dilakukan TNI saat ini adalah membangun kerja sama militer di level ASEAN melalui forum-forum.
“Itu kesempatan komunikasi dengan negara-negara lain,” ujar Gumilar.
Forum-forum pertemuan dengan militer ASEAN, kata Gumilar, juga untuk meningkatkan kepercayaan diri dalam bidang pertahanan.
Kabar terbaru, Filipina dan China sepakat meredakan ketegangan di Laut China Selatan.
Kesepakatan ini dicapai dalam pertemuan wakil menteri luar negeri kedua negara, yakni Wakil Menteri Luar Negeri Filipina Theresa P Lazaro dan Wakil Menteri Luar Negeri China Chen Xiaodong yang membahas konflik di wilayah perairan tersebut di Manila, Filipina, Senin (2/7/2024).
Dikutip dari Kompas.id, pertemuan wamenlu Filipina dan China digelar setelah bentrokan panas antara aparat Penjaga Pantai China dan Angkatan Laut Filipina di Beting Second Thomas pada 17 Juni 2024.
Akibat bentrok itu, konflik Laut China Selatan sempat dikhawatirkan meluas sehingga dapat melibatkan Amerika Serikat.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Hadi Tjahjanto mengatakan bahwa Indonesia memiliki kepentingan besar untuk menjaga perdamaian di kawasan LCS.
Meskipun, Indonesia bukan negara claimant atau yang ikut bersengketa wilayah teritorial Laut China Selatan.
“Meskipun bukan negara claimant, Indonesia memiliki kepentingan yang besar untuk menjaga stabilitas dan perdamaian di Laut China Selatan,” kata Hadi sebagai pembicara kunci dalam webinar yang diselenggarakan Indonesia Strategic and Defence Studies (ISDS), Selasa (19/3/2024).
Baca juga: Menhan Swedia Khawatir Insiden di Laut China Selatan Ancam Keamanan Global
Menko Polhukam menyebutkan bahwa Laut China Selatan adalah halaman depan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Tentunya kita tidak ingin melihat adanya konflik atau bahkan terjadinya perang terbuka di kawasan itu,” ucap Hadi.
Instabilitas dan konflik di Laut China Selatan, sebut Hadi, akan berdampak secara global dan menjadi ancaman langsung keamanan nasional dan kepentingan ekonomi Indonesia di kawasan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.