Kepada Luhut, Silmy Karim mengatakan, ada tiga faktor yang menyebabkan TNI AD berhasil menyabet banyak medali. Tiga faktor kombinasi itu adalah petembak, amunisi, dan senjata.
Silmy mengatakan, kemenangan Indonesia membuktikan bahwa petembak Indonesia mumpuni. Sedangkan Pindad sendiri memiliki kemampuan dalam hal senjata dan amunisi. Ketiga kombinasi ini klop satu sama lain.
“Kemenangan ini sebagai bukti sudah saatnya memberikan kepercayaan tinggi kepada produk Indonesia. Kemenangan ini memperlihatkan kemampuan Indonesia bersaing dalam lomba. Kalau ini bisa diwujudkan dalam pengadaan produk pertahanan dan keamanan akan lebih indah lagi,” jelas Silmy.
Dukungan senjata dari Pindad ikut berpengaruh terhadap kemenangan TNI di berbagai ajang lomba tembak. Hingga tahun 2019, TNI AD berhasil meraih gelar juara umum di AASAM sebanyak 12 kali.
Baca juga: Sosok Dirut Krakatau Steel Silmy Karim yang Diusir DPR
Menurut Silmy, Indonesia pun berpotensi bersaing dengan produsen luar negeri dalam pengadaan alat pertahanan.
“Jika selama ini anak-anak ditanya soal senjata tahunya M16, kita juga ingin di luar negeri anak-anak tahunya SS2,” katanya.
Kemenangan telak Indonesia atas Australia, Amerika, dan sejumlah negara Eropa juga berimbas pada bisnis penjualan senjata produksi PT Pindad. Bahkan usai perhelatan AASAM 2015, sejumlah negara memburu senjata buatan dalam negeri itu.
“Ini bukan kemenangan pertama untuk Indonesia. Indonesia sudah menang (lomba menembak) delapan-sembilan tahunan. Kemenangan ini memang berimbas pada penjualan senjata dan lisensi,” ungkap Silmy pada 4 Juni 2015, seperti dilansir Kompas.com.
Baca juga: Terlibat Proyek Kereta Cepat dan Garap Pembangkit Listrik Jadi Tugas Silmy Karim di Pos Baru
Setidaknya, saat itu ada lima negara yang tertarik pada senjata SS2 yang digunakan petembak TNI AD tersebut. Dari lima negara tersebut, tiga negara memperlihatkan keseriusan dan akan menandatangani MoU.
“Negara-negara tersebut berasal dari Asia, Afrika, dan Timur Tengah. Mereka memang pasar kami,” tutur Sylmi.
Mengenai detail negara yang tertarik pada senjata SS 2, ia enggan menjawab. Silmy sengaja merahasiakan nama negara karena khawatir ada yang menjegal sehingga transaksi batal.
“Baru menang saja senjata dibongkar. Kami enggak mau sebutkan, nanti dikilik-kilik, enggak jadi,” ucap pria asal Tegal tersebut.
Dilansir dari situs web resminya, TNI AD mengatakan, Pindad turut berkontribusi dalam kemenangan kontingen mereka di ajang menembak internasional berkat beberapa produk senjata andalannya.