Jika dirunut, tahun ini merupakan tahun ke-27 Said berkiprah di NU.
Hingga kemudian, pada 2010 ia terpilih secara demokratis sebagai Ketum PBNU masa khidmat 2010-2015 dan kembali terpilih periode 2015-2020 hasil muktamar di Tebuireng, Jombang, Jawa Timur.
Situs tersebut mengungkapkan bahwa Said merupakan figur kiai yang jujur, istikamah bersikap tawadlu', qona'ah, karismatik, dan sesekali terkadang kontroversial.
Baca juga: Maruf Amin soal Muktamar NU: Gegeran Dulu, kalau Selesai Ger-geran
Gus Dur bahkan disebut menjuluki Said adalah 'kamus berjalan' dikarenakan ia mampu menulis disertasi dengan daftar pusaka 1.000 kitab dan buku. Disertasi itu berjudul "Shilatullah bi Al Kauni fi Al Tashawwufi Al Falsafi".
Said juga disebut satu di antara banyak ketum PBNU yang cukup berhasil memimpin NU dengan banyak terobosan di bidang kemajuan Nahdliyyin (warga NU).
Pendidikan
Said memiliki latar belakang pendidikan di Madrasah Tarbiyatul Mubtadi'ien Kempek, Cirebon. Kemudian, ia melanjutkan di Hidayatul Mubtadi'en Pesantren Lirboyo, Kediri, pada 1965-1970.
Selanjutnya, Said melanjutkan pendidikan di Pesantren Al-Munawwir Krapyak, Yogyakarta, pada 1972-1975.
Ia menempuh strata 1 (S1) Ushuluddin dan Dakwah di Universitas King Abdul Aziz pada 1982 serta S2 perbandingan agama di Universitas Umm al-Qura, Mekkah, pada 1987.
Said juga menempuh S3 Aqidah dan Filsafat Islam di Universitas Umm al-Qura, Mekkah, pada 1994.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.