Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
SOROT POLITIK

Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Kompas.com - 26/04/2024, 13:19 WIB
Dwi NH,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Bidang Perekonomian Said Abdullah memaparkan dua agenda, baik internal maupun eksternal, yang harus ditempuh oleh partainya untuk meningkatkan kualitas demokrasi elektoral ke depan.

"Dalam agenda internal, kami perlu meningkatkan kualitas kader PDI-P di semua tingkatan melalui kaderisasi berjenjang, serta memantapkan konsolidasi ideologi, organisasi, program, sumber daya, dan kader," katanya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Jumat (26/4/2024).

Pernyataan tersebut disampaikan Said sebagai tanggapan terhadap pendapat dari pakar politik dan Dosen Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial Politik (FISIP) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Airlangga Pribadi, tentang arah politik PDI-P setelah putusan sengketa Pemilu 2024 dari Mahkamah Konstitusi (MK). 

Khususnya, tentang pendapat Airlangga terkait pentingnya keseimbangan politik dan kebersamaan politik dengan pemerintah menghadapi tantangan global yang semakin tidak menentu.

Baca juga: Di Tengah Tantangan Global, Indonesia Capai Pertumbuhan Ekonomi 5,05 Persen pada 2023

"Atas masukan tersebut, jajaran DPP PDI-P, khususnya Ketua Umum (Ketum) Megawati Soekarnoputri, akan mempertimbangkannya. Kewenangan tentang arah politik PDI-P ditentukan oleh ibu ketua umum, dan beliau tentu akan mendapatkan masukan dari jajaran DPP partai dan lintas tokoh," imbuh Said.

Untuk agenda eksternal, ia menjelaskan bahwa ada beberapa langkah yang harus dilakukan.

Pertama, mengevaluasi total pelaksanaan pemilu legislatif dan eksekutif. Khususnya Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 sebagai titik pijak untuk perubahan pada Pemilu 2029 agar proses demokrasi elektoral menjadi lebih berkualitas.

"Evaluasi atas pelaksanaan Pemilu 2024 setidaknya telah dituangkan dalam Sikap Politik DPP PDI-P tertanggal pada 22 April 2024," kata Said.

Baca juga: Terdapat 3 Sengketa Pemilu, Penetapan Anggota Legislatif di DIY Terancam Mundur

Kedua, lanjut dia, PDI-P akan memperjuangkan pemilu dengan proporsional tertutup yang dibarengi dengan reformasi partai politik yang lebih modern, dengan menempatkan kaderisasi sebagai merit politik.

Sebab, menurut Said, praktik pemilu yang transaksional membuat ongkos politik menjadi sangat mahal. 

“Mereka yang lolos elektoral membutuhkan biaya politik yang besar, akibatnya tidak semua kader PDI-P yang ideologis dan memahami karakter dan watak kepartaian bisa menghadapi keadaan ini,” ucapnya.

Ketiga, lanjut Said, meningkatkan kebersamaan atau gotong royong. Seperti yang ditegaskan oleh pakar politik Airlangga Pribadi bahwa kebersamaan adalah cerminan jiwa bangsa.

Baca juga: Ruko Ayam Goreng di Duren Sawit Kebakaran, Penghuni Ruko Gotong Royong Selamatkan Barang

Dengan gotong royong, Indonesia dapat melewati pandemi Covid-19 dan memulihkan ekonomi dengan lebih kuat. Menurut Said, hal ini adalah pelajaran penting bagi bangsa.

Agenda terakhir adalah mengajak semua elemen bangsa, terutama para pemangku kepentingan strategis untuk menjaga demokrasi elektoral lebih baik pada pelaksanaan pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak November 2024 mendatang.

Dengan demikian, pilkada tidak menjadi pertarungan uang dan kekuasaan, melainkan gagasan dan rekam jejak.

"Kita harus meletakkan pilkada sebagai modal rekrutmen berjenjang kepemimpinan nasional. Oleh karena itu, kita membutuhkan proses yang berkualitas," ucap Said.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Nasional
Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nasional
Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Nasional
Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Nasional
Ide 'Presidential Club' Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Ide "Presidential Club" Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Nasional
Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Nasional
Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Nasional
BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

Nasional
Luhut Ingatkan soal Orang 'Toxic', Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Luhut Ingatkan soal Orang "Toxic", Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Nasional
Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Nasional
[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

Nasional
Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

Nasional
Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com