Said mengikuti kontestasi Ketua Umum NU untuk kali pertama pada muktamar ke-30 di Kediri.
Saat itu dia kalah.
Kemudian ketika mengikuti muktamar ke-31 di Boyolali, Said Aqil kembali gagal.
Hingga akhirnya pada Muktamar ke-32 NU di Makassar, Said terpilih menjadi Ketua Umum PBNU periode 2010-2015. Ia mengalahkan Slamet Effendi Yusuf yang memperoleh 201 suara.
Sementara, Said berhasil mengumpulkan dukungan 294 suara.
Baca juga: Ribuan Nahdliyin Se-Nusantara Datang ke Lampung Ikut Ramaikan Muktamar Ke-34 NU
Kandidat lain gagal dalam penjaringan calon karena tidak memenuhi 99 suara sebagai syarat minimal dukungan dalam pemilihan tahap pertama.
Mereka adalah Salahuddin Wahid, Masdar F Masudi, Ahmad Bagdja, Ali Maschan Moesa, dan Ulil Abshar Abdalla.
Kemudian, periode berikutnya yaitu 2015, Said kembali menang dengan perolehan suara 412. Atas perolehan itu, dirinya lanjut menjabat Ketum PBNU periode 2015-2020.
Keluarga
Said memiliki seorang ayah yang merupakan kiai di Cirebon. Ayahnya juga merupakan ulama di kota udang tersebut.
Atas hal itu, Said menjadi tak asing didengar di kalangan NU.
Baca juga: 3.288 Personel Amankan Muktamar NU, Begini Skemanya
Said diketahui beristri Nur Hayati Abdul Qodir. Dari pernikahannya, Said dan Nur Hayati dikaruniai empat buah hati.
Keempat anaknya dinamai Muhammad Said Aqil, Nisrin Said Aqil, Rihab Said Aqil, dan Aqil Said Aqil.
Rekam jejak di NU
Dikutip dari rminubanten.or.id, Kang Said disebut telah berkiprah di NU sejak 1994. Saat itu, dirinya sebagai wakil Khatib Aam PBNU periode kepemimpinan Gus Dur.