Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Profil Said Aqil Siradj, Petahana yang Kembali Calonkan Diri dalam Muktamar Ke-34 NU

Kompas.com - 22/12/2021, 08:13 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Nama Said Aqil Siradj bukan sosok yang asing didengar oleh kalangan Nahdlatul Ulama (NU).

Pasalnya, ia merupakan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) selama dua periode, yakni 2010-2015 dan 2015-2020.

Bahkan, hingga tahun ini, Said juga tetap menjabat sebagai Ketua Umum lantaran muktamar baru diadakan pada akhir 2021.

Nama Said kembali digadang-gadang menjadi calon kuat untuk kembali melanjutkan kepemimpinannya di PBNU periode 2021-2026.

Baca juga: Maju Mundur Pelaksanaan Muktamar NU dan Surat 9 Kiai Sepuh...

Menjelang Muktamar ke-34, pria kelahiran Cirebon, Jawa Barat, itu telah mendeklarasikan diri untuk siap menjadi calon ketua umum PBNU periode selanjutnya.

Pada muktamar kali ini, Said disebut-sebut bakal berkontestasi dengan Yahya Cholil Staquf yang merupakan Ketua Tanfidziyah Pengurus Wilayah NU Jawa Timur sekaligus Khatib Aam PBNU.

Lantas, seperti apa profil dari Said Aqil Siradj, calon ketum PBNU yang merupakan petahana? Simak ulasannya berikut ini

Profil

Kang Said, sapaan akrab Said Aqil Siradj, dilahirkan di Desa Kempek, Palimanan, Cirebon, Jawa Barat, pada 3 Juli 1953.

Dirinya merupakan anak kedua dari lima bersaudara, pasangan KH Aqil Siradj dan Hj Afifah binti KH Soleh Harun, pendiri Pondok Pesantren Kempek.

Baca juga: Jokowi-Maruf Amin Hadiri Langsung Muktamar NU Hari ini

Pada Oktober 2021, Said mengaku mendapat dukungan dari banyak pihak untuk mencalonkan diri kembali memimpin PBNU.

Kemudian, pada Rabu (8/12/2021), Said mengumumkan bahwa dirinya siap menerima permintaan sejumlah kiai sepuh untuk kembali memimpin PBNU.

Sejumlah kiai yang memintanya itu yakni Habib Luthfi, Tuan Guru Turmudzi, KH Muhtadi Dimyati, KH Dimyati Rois, KH Agoes Ali Masyhuri, dan Kiai Bustomi.

"Saya terima permintaan atau perintah dari para kiai sepuh," kata Said dalam konferensi pers di Jakarta, dikutip dari Antara, Rabu.

Menang dua kali dalam Muktamar

Said mengikuti kontestasi Ketua Umum NU untuk kali pertama pada muktamar ke-30 di Kediri.

Saat itu dia kalah.

Kemudian ketika mengikuti muktamar ke-31 di Boyolali, Said Aqil kembali gagal.

Hingga akhirnya pada Muktamar ke-32 NU di Makassar, Said terpilih menjadi Ketua Umum PBNU periode 2010-2015. Ia mengalahkan Slamet Effendi Yusuf yang memperoleh 201 suara.

Sementara, Said berhasil mengumpulkan dukungan 294 suara.

Baca juga: Ribuan Nahdliyin Se-Nusantara Datang ke Lampung Ikut Ramaikan Muktamar Ke-34 NU

Kandidat lain gagal dalam penjaringan calon karena tidak memenuhi 99 suara sebagai syarat minimal dukungan dalam pemilihan tahap pertama.

Mereka adalah Salahuddin Wahid, Masdar F Masudi, Ahmad Bagdja, Ali Maschan Moesa, dan Ulil Abshar Abdalla.

Kemudian, periode berikutnya yaitu 2015, Said kembali menang dengan perolehan suara 412. Atas perolehan itu, dirinya lanjut menjabat Ketum PBNU periode 2015-2020.

Keluarga

Said memiliki seorang ayah yang merupakan kiai di Cirebon. Ayahnya juga merupakan ulama di kota udang tersebut.

Atas hal itu, Said menjadi tak asing didengar di kalangan NU.

Baca juga: 3.288 Personel Amankan Muktamar NU, Begini Skemanya

Said diketahui beristri Nur Hayati Abdul Qodir. Dari pernikahannya, Said dan Nur Hayati dikaruniai empat buah hati.

Keempat anaknya dinamai Muhammad Said Aqil, Nisrin Said Aqil, Rihab Said Aqil, dan Aqil Said Aqil.

Rekam jejak di NU

Dikutip dari rminubanten.or.id, Kang Said disebut telah berkiprah di NU sejak 1994. Saat itu, dirinya sebagai wakil Khatib Aam PBNU periode kepemimpinan Gus Dur.

Jika dirunut, tahun ini merupakan tahun ke-27 Said berkiprah di NU.

Hingga kemudian, pada 2010 ia terpilih secara demokratis sebagai Ketum PBNU masa khidmat 2010-2015 dan kembali terpilih periode 2015-2020 hasil muktamar di Tebuireng, Jombang, Jawa Timur.

Situs tersebut mengungkapkan bahwa Said merupakan figur kiai yang jujur, istikamah bersikap tawadlu', qona'ah, karismatik, dan sesekali terkadang kontroversial.

Baca juga: Maruf Amin soal Muktamar NU: Gegeran Dulu, kalau Selesai Ger-geran

Gus Dur bahkan disebut menjuluki Said adalah 'kamus berjalan' dikarenakan ia mampu menulis disertasi dengan daftar pusaka 1.000 kitab dan buku. Disertasi itu berjudul "Shilatullah bi Al Kauni fi Al Tashawwufi Al Falsafi".

Said juga disebut satu di antara banyak ketum PBNU yang cukup berhasil memimpin NU dengan banyak terobosan di bidang kemajuan Nahdliyyin (warga NU).

Pendidikan

Said memiliki latar belakang pendidikan di Madrasah Tarbiyatul Mubtadi'ien Kempek, Cirebon. Kemudian, ia melanjutkan di Hidayatul Mubtadi'en Pesantren Lirboyo, Kediri, pada 1965-1970.

Selanjutnya, Said melanjutkan pendidikan di Pesantren Al-Munawwir Krapyak, Yogyakarta, pada 1972-1975.

Ia menempuh strata 1 (S1) Ushuluddin dan Dakwah di Universitas King Abdul Aziz pada 1982 serta S2 perbandingan agama di Universitas Umm al-Qura, Mekkah, pada 1987.

Said juga menempuh S3 Aqidah dan Filsafat Islam di Universitas Umm al-Qura, Mekkah, pada 1994.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com