Megawati membantah tuduhan tersebut. Ia menyebutkan kegiatannya tak ditutup-tutupi dan tak ada agenda makar.
Baca juga: Perjalanan PDI Perjuangan: dari Kudatuli, Oposisi, Dominasi, hingga Pandemi
"Kalau saya mau membuat makar tentu sudah saya lakukan. Kami hanya ingin menjaga harga diri warga yang porak-poranda dengan adanya Kongres Medan," kata Megawati di depan puluhan wartawan asing dan nasional di akhir Juli 1996.
Saat itu, PDI Kubu Megawati mulai menjaga kantor DPP siang dan malam seiring beredarnya isu akan ada perebutan DPP.
Pada 27 Juli 1996, kantor DPP PDI yang dijaga pendukung Megawati digeruduk pendukung PDI kubu Soerjadi.
Menurut catatan Harian Kompas, massa PDI pendukung Soerjadi mulai berdatangan dengan menggunakan delapan kendaraan truk mini bercat kuning.
Awalnya, dialog antar perwakilan massa PDI kubu Soerjadi dan PDI kubu Megawati sempat terjadi selama 15 menit. Namun, pagi itu, kesepakatan tidak tercapai sehingga bentrokan antar kubu tak bisa dibendung.
Aparat keamanan segera mengambil alih dan menguasai kantor DPP PDI dua jam setelah terjadi bentorkan. Gedung itu dinyatakan sebagai area tertutup. Ruas Jalan Diponegoro tidak dapat dilewati.
Puluhan pendukung Mega mengalami luka akibat saling lempar batu dan sebagian dari mereka ada yang diamankan.
Memasuki siang hari, massa yang memadati ruas Jalan Diponegoro dan sekitarnya semakin banyak.
Mereka tidak hanya PDI pendukung Megawati, melainkan para aktivis LSM dan mahasiswa yang menggelar aksi mimbar bebas di dekat Stasiun Cikini.
Aksi mimbar bebas ini melebar ke Jalan Diponegoro, yang kemudian berubah menjadi bentrokan terbuka antara massa dan aparat keamanan.
Setelah itu, massa terdesak mundur ke arah Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) dan Jalan Salemba. Kemudian, massa membakar tiga bus kota dan beberapa gedung di Jalan Salemba.
Kerusuhan baru dapat diredam pada malam hari, informasi tentang jumlah korban tewas dan luka pasca-kerusuhan itu simpang siur. Pangdam Jaya Mayjen Sutiyoso mengatasi "hanya" dua orang yang tewas dan 26 luka-luka.
Baca juga: 25 Tahun Kudatuli: Peristiwa Mencekam di Kantor PDI
Sementara, YLBHI menyatakan, ada 47 orang dirawat di RSCM, 10 orang dirawat di RS Cikini, dan 1 orang di RS Fatmawati.
Namun, berdasarkan kesimpulan Komnas HAM tercatat ada 5 orang tewas, 149 orang luka-luka, 23 hilang, dan 136 ditahan akibat peristiwa itu. Komnas HAM ikut melakukan penyelidikan dengan kewenangan terbatas, tetapi tak pernah ada tindak lanjut.