JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Ma'ruf Amin berkelakar mengenai banyaknya pihak yang belum terakomodasi di dalam Kabinet Indonesia Maju.
Menurut Ma'ruf, yang sekarang menjabat menteri di kabinet sudah ada garis tangannya.
Ma'ruf berseloroh, bagi yang belum masuk, sebenarnya sudah ada garis tangannya juga, tetapi terhapus sehingga gagal menjabat menteri.
"Kan saya bilang, yang tertampung yang ada garis tangannya. Jadi yang tidak ada garis tangannya, tidak masuk atau mungkin ada garis tangannya tapi hilang, (karena) sering nyuci," kata Ma'ruf di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Jumat (1/11/2019).
Baca juga: Kabinet Dipercaya Pasar, Capital Inflow Per Oktober Rp 217,04 Triliun
Ia mengakui, banyak pihak yang tak puas dalam penyusunan Kabinet Indonesia Maju. Hal itu pun dinilai wajar.
Mantan Rais Aam PBNU itu meminta semua pihak legawa dalam menyikapi formasi Kabinet Indonesia Maju yang telah terbentuk.
"Ya, itu kan biasa memang itu bagian ketidakpuasan. Saya juga bilang, yang tidak puas itu memang banyak. Pak Jokowi juga tidak puas, saya juga tidak puas, NU tidak puas, Muhammmadiyah tidak puas," ujar Ma'ruf.
"Karena memang belum semua bisa terakomodasi karena tempatnya memang tidak banyak. Itu pun sudah ada wakil menteri. Jadi sudah ada saluran, tapi juga yang tidak tertampung kan masih banyak," lanjut Ketua Umum MUI nonaktif itu.
Presiden Joko Widodo sebelumnya meminta maaf jika ada pendukungnya yang tidak terakomodasi untuk masuk ke dalam Kabinet Indonesia Maju.
Baca juga: Pengamat: Nasdem Ngambek Politik, Tak Puas terhadap Susunan Kabinet
Hal itu disampaikan Jokowi saat membuka Musyawarah Besar X Pemuda Pancasila di Jakarta, Sabtu (26/10/2019).
Turut hadir dalam acara itu kader Pemuda Pancasila yang juga Ketua Umum Partai Hanura Oesman Sapta Odang (OSO).
OSO membawa Partai Hanura mendukung Jokowi-Ma'ruf Amin pada Pilpres 2019.
Namun, Jokowi belum memberi jatah kursi untuk kader Hanura, baik sebagai menteri, pejabat setingkat menteri, maupun wakil.