Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Moeldoko Tak Sepakat jika Jokowi Dianggap "Cawe-cawe" Pemerintahan Selanjutnya

Kompas.com - 01/03/2024, 14:48 WIB
Tatang Guritno,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko tak sepakat jika Presiden Joko Widodo dianggap cawe-cawe kepada pemerintahan ke depan.

Baginya, Jokowi hanya merasa harus mengawal transisi pemerintahannya ke pemerintahan yang akan datang dengan baik.

“Apakah presiden itu dalam konteks itu cawe-cawe? Istilahnya bukan cawe-cawe, tapi presiden punya tanggung jawab untuk mengantarkan," ujar Moeldoko dalam program Rosi yang tayang di YouTube Kompas TV, Jumat (1/3/2024).

"Caranya gimana? Apakah Pak Prabowo minta arahan, petunjuk atau informasi pada Pak Jokowi? Bisa saja itu dilakukan karena Pak Jokowi memahami semua persoalan bangsa ini yang lebih senior dalam konteks pemerintahan,” imbuhnya.

Baca juga: Moeldoko Bantah Jokowi Ikut Susun Kabinet Prabowo

Adapun berdasarkan hitung cepat atau quick count sejumlah lembaga survei, pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka unggul.

Bahkan, Jokowi pun mengaku telah memberikan selamat pada keduanya pada 14 Februari 2024 malam.

Moeldoko menyatakan, Prabowo sangat mungkin untuk meminta masukan dari Jokowi terkait dengan berbagai persoalan bangsa. Jokowi pun dengan sangat terbuka bakal memberitahu Prabowo apa saja yang diperlukan.

Menurut dia, sikap itu tak bisa lantas disebut sebagai cawe-cawe Jokowi pada pemerintahan Prabowo.

“Maka, bisa beliau (Prabowo) bertanya dulu pada Presiden Joko Widodo, kira-kira ini bagaimana, ini bagaimana, ini bagaimana. Jadi istilah cawe-cawe itu kurang tepat, tapi siapa pun yang punya tangung jawab penuh terhadap keberlangsungan kepemimpinan ke depan maka pasti, pasti ikut memikirkan ini bisa berjalan dengan baik,” papar dia.

Baca juga: Jokowi Topping Off Hunian ASN di IKN, Menpan-RB: Pembahasan Tunjangan Pionir Dikebut

Terakhir, Moeldoko menekankan bahwa Jokowi tak akan ikut campur terlalu jauh pada pemerintahan ke depan, termasuk untuk menyusun formasi kabinet.

Pernyataan itu disampaikan membantah statement Anggota Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Dradjad Wibowo, yang menyebut Jokowi bakal dilibatkan dalam penyusunan kabinet pemerintahan mendatang.

“Itu kan asumsi-asumsi, prediksi-prediksi, dan persepsi. Jadi sebenarnya, tidak seperti itu. Pak Jokowi selalu mengatakan dan secara regulasi sudah jelas dikatakan penentuan kabinet yang akan datang adalah hak prerogatif presiden, bukan hak prerogatif Pak Jokowi,” imbuh dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

DKPP Akan Panggil Sekjen KPU soal Hasyim Asy'ari Pakai Fasilitas Jabatan untuk Goda PPLN

DKPP Akan Panggil Sekjen KPU soal Hasyim Asy'ari Pakai Fasilitas Jabatan untuk Goda PPLN

Nasional
Menhub Usul Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Masuk PSN

Menhub Usul Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Masuk PSN

Nasional
SYL Diduga Minta Uang ke Para Pegawai Kementan untuk Bayar THR Sopir hingga ART

SYL Diduga Minta Uang ke Para Pegawai Kementan untuk Bayar THR Sopir hingga ART

Nasional
Delegasi DPR RI Kunjungi Swedia Terkait Program Makan Siang Gratis

Delegasi DPR RI Kunjungi Swedia Terkait Program Makan Siang Gratis

Nasional
Hari Ke-11 Penerbangan Haji Indonesia, 7.2481 Jemaah Tiba di Madinah, 8 Wafat

Hari Ke-11 Penerbangan Haji Indonesia, 7.2481 Jemaah Tiba di Madinah, 8 Wafat

Nasional
Ketua KPU Protes Aduan Asusila Jadi Konsumsi Publik, Ungkit Konsekuensi Hukum

Ketua KPU Protes Aduan Asusila Jadi Konsumsi Publik, Ungkit Konsekuensi Hukum

Nasional
Sindir Bobby, PDI-P: Ada yang Gabung Partai karena Idealisme, Ada karena Kepentingan Praktis Kekuasaan

Sindir Bobby, PDI-P: Ada yang Gabung Partai karena Idealisme, Ada karena Kepentingan Praktis Kekuasaan

Nasional
Eks Kakorlantas Polri Djoko Susilo Ajukan PK Lagi, Kilas Balik 'Cicak Vs Buaya Jilid 2'

Eks Kakorlantas Polri Djoko Susilo Ajukan PK Lagi, Kilas Balik "Cicak Vs Buaya Jilid 2"

Nasional
JK Singgung IKN, Proyek Tiba-tiba yang Tak Ada di Janji Kampanye Jokowi

JK Singgung IKN, Proyek Tiba-tiba yang Tak Ada di Janji Kampanye Jokowi

Nasional
Soal Peluang Ahok Maju Pilkada DKI atau Sumut, Sekjen PDI-P: Belum Dibahas, tetapi Kepemimpinannya Diakui

Soal Peluang Ahok Maju Pilkada DKI atau Sumut, Sekjen PDI-P: Belum Dibahas, tetapi Kepemimpinannya Diakui

Nasional
Dukung Jokowi Gabung Parpol, Projo: Terlalu Muda untuk Pensiun ...

Dukung Jokowi Gabung Parpol, Projo: Terlalu Muda untuk Pensiun ...

Nasional
PT Telkom Sebut Dugaan Korupsi yang Diusut KPK Berawal dari Audit Internal Perusahaan

PT Telkom Sebut Dugaan Korupsi yang Diusut KPK Berawal dari Audit Internal Perusahaan

Nasional
Solusi Wapres Atasi Kuliah Mahal: Ditanggung Pemerintah, Mahasiswa dan Kampus

Solusi Wapres Atasi Kuliah Mahal: Ditanggung Pemerintah, Mahasiswa dan Kampus

Nasional
Ketua KPU Bantah Dugaan Asusila dengan Anggota PPLN

Ketua KPU Bantah Dugaan Asusila dengan Anggota PPLN

Nasional
Soal Kemungkinan Usung Anies di Pilkada DKI, Sekjen PDI-P: DPP Dengarkan Harapan Rakyat

Soal Kemungkinan Usung Anies di Pilkada DKI, Sekjen PDI-P: DPP Dengarkan Harapan Rakyat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com