Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dukung Jokowi Gabung Parpol, Projo: Terlalu Muda untuk Pensiun ...

Kompas.com - 22/05/2024, 18:49 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum kelompok relawan Pro Jokowi (Projo) Budi Arie Setiadi mengatakan, Presiden Joko Widodo masih terlalu muda untuk pensiun dari panggung politik nasional.

Sehingga Projo mendukung Presiden Jokowi jika bergabung dengan partai politik (parpol).

Selain itu, Budi Arie juga menyatakan mendukung aspirasi yang menginginkan Jokowi menjadi ketua umum parpol.

"Ya namanya aspirasi boleh saja lah," ujar Budi Arie di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (22/5/2024).

Baca juga: Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

"Pak Presiden (Jokowi) terlalu muda untuk pensiun. Pak Jokowi, soal jadi apa, biar takdir menentukan caranya sendiri," tegasnya.

Budi Arie melanjutkan, jika ingin bergabung dengan parpol, maka Presiden Jokowi sebaiknya memilih yang bersifat nasionalis dan kerakyatan.

Saat ditanya lebih lanjut apakah parpol yang ia maksud adalah Golkar, Budi Arie menegaskan sifat nasionalis dan kerakyatan ada di sejumlah parpol.

"Ya apa saja juga bisa. Nasdem juga bisa, Partai Amanat Nasional (PAN) juga bisa," tegasnya.

Dalam kesempatan itu, Budi Arie juga mengungkapkan saat ini Presiden Jokowi sedang mengkalkulasi untuk bergabung dengan parpol tertentu.

Baca juga: Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Menurutnya jika waktunya sudah pas, maka Jokowi akan segera bergabung ke parpol pilihannya.

"Ya tunggu saja, kalau waktunya pas, pasti tepat lah. Tenang saja. Lagi di-kalkulasi," ujar Budi Arie.

"(Dikalkulasi) Ya waktu. Timing-nya," tegasnya.


Adapun isu Presiden Jokowi bergabung dengan parpol kembali menjadi sorotan setelah menantunya, Bobby Nasution resmi menjadi kader Partai Gerindra pada Senin (20/5/2024).

Pengamat Politik Ujang Komarudin menilai bahwa langkah Bobby Nasution bergabung dengan Partai Gerindra belum tentu diikuti oleh Presiden Jokowi dan putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka usai tidak dianggap oleh PD-P.

Menurut Ujang, mantan Wali Kota Solo tersebut akan menggunakan instingnya untuk tidak menaruh "semua telur dalam satu keranjang", untuk menghindari perpecahan.

Baca juga: Projo Sarankan Jokowi Gabung Parpol yang Nasionalis Merakyat

Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) ini lantas mengatakan, partai yang berpotensi menjadi tempat berlabuh Jokowi adalah Golkar.

"Bisa juga ada yang di Gerindra, ada yang di Golkar, ada yang di PSI (Partai Solidaritas Indonesia). Karena dalam politik itu ada istilah don’t put all your eggs in one basket, kenapa? Karena kalau satu pecah, keranjangnya pecah semua telurnya," kata Ujang kepada Kompas.com, Selasa (21/5/2024).

Ujang menyampaikan, Jokowi juga berpotensi diberi jabatan tinggi di partai, selain Ketua Umum (Ketum).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Imigrasi Berupaya Pulihkan Layanan Pakai 'Back Up' PDN Kominfo di Batam

Imigrasi Berupaya Pulihkan Layanan Pakai "Back Up" PDN Kominfo di Batam

Nasional
Ada Erick Thohir pada Pertemuan Prabowo dan Ketum Parpol KIM, Begini Penjelasan Airlangga

Ada Erick Thohir pada Pertemuan Prabowo dan Ketum Parpol KIM, Begini Penjelasan Airlangga

Nasional
Psikolog Forensik: Laporan Visum Sebut Vina dan Eky Mati Tak Wajar, Tak Disebut Korban Pembunuhan

Psikolog Forensik: Laporan Visum Sebut Vina dan Eky Mati Tak Wajar, Tak Disebut Korban Pembunuhan

Nasional
Bamsoet Janji Bakal Hadir pada Sidang Lanjutan MKD soal Isu Amendemen

Bamsoet Janji Bakal Hadir pada Sidang Lanjutan MKD soal Isu Amendemen

Nasional
Calon Penumpang Pesawat Diminta Datang 3 Jam Lebih Awal ke Bandara Imbas Sistem Imigrasi Alami Gangguan

Calon Penumpang Pesawat Diminta Datang 3 Jam Lebih Awal ke Bandara Imbas Sistem Imigrasi Alami Gangguan

Nasional
KY Sebut Tak Terdampak Ganguan PDN

KY Sebut Tak Terdampak Ganguan PDN

Nasional
Prabowo Kumpulkan Ketum Parpol KIM Plus Erick Thohir di Kemenhan, Bahas Apa?

Prabowo Kumpulkan Ketum Parpol KIM Plus Erick Thohir di Kemenhan, Bahas Apa?

Nasional
Polri Hormati Langkah Pihak Pegi Setiawan Ajukan Praperadilan

Polri Hormati Langkah Pihak Pegi Setiawan Ajukan Praperadilan

Nasional
Prabowo Mangkir Panggilan PTUN soal Gugatan Bintang 4, Pilih Hadiri Penyematan Bintang Bhayangkara Utama Polri

Prabowo Mangkir Panggilan PTUN soal Gugatan Bintang 4, Pilih Hadiri Penyematan Bintang Bhayangkara Utama Polri

Nasional
Respons Gerindra dan PAN Saat Golkar Sebut Elektabilitas Ridwan Kamil di Jakarta Menurun

Respons Gerindra dan PAN Saat Golkar Sebut Elektabilitas Ridwan Kamil di Jakarta Menurun

Nasional
Gerindra Tak Paksakan Ridwan Kamil Maju di Pilkada Jakarta

Gerindra Tak Paksakan Ridwan Kamil Maju di Pilkada Jakarta

Nasional
Rangkaian Puncak Haji Berakhir, 295 Jemaah Dibadalkan

Rangkaian Puncak Haji Berakhir, 295 Jemaah Dibadalkan

Nasional
Gerindra: Memang Anies Sudah 'Fix' Maju di Jakarta? Enggak Juga

Gerindra: Memang Anies Sudah "Fix" Maju di Jakarta? Enggak Juga

Nasional
Alasan Polri Beri Tanda Kehormatan Bintang Bhayangkara Utama ke Prabowo: Berjasa Besar

Alasan Polri Beri Tanda Kehormatan Bintang Bhayangkara Utama ke Prabowo: Berjasa Besar

Nasional
Kuota Tambahan Haji Reguler Dialihkan ke Haji Plus, Gus Muhaimin: Mencederai Rasa Keadilan

Kuota Tambahan Haji Reguler Dialihkan ke Haji Plus, Gus Muhaimin: Mencederai Rasa Keadilan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com