WAROPEN, KOMPAS.com - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Yohana Yembise mewisuda 48 peserta didik Sekolah Perempuan Waropen angkatan I tahun ajaran 2018/2019, Kamis (10/10/2019).
Sekolah perempuan merupakan program Kementerian PPPA yang bekerja sama dengan pemerintah daerah setempat.
Program ini digelar sejak Oktober 2018 lalu, dan untuk pertama kalinya mewisuda peserta didiknya.
"Kita patut mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, bahwa hari ini terjadi, tercatat, merupakan sejarah pertama di Kementerian PPPA, yaitu mewisuda sekolah perempuan," kata Yohana di hadapan para wisudawati di Waropen, Papua, Kamis.
"Pertama kali mencatat di Indonesia, saya menandatangani langsung semua ijazah-ijazah mereka ini ditandatangani menteri. Jadi ini merupakan suatu kebahagian khusus dan tercatat dalam sejarah kementerian," tuturnya.
Baca juga: Menteri Yohana: Budaya Patriarki Harus Kita Buang Sedikit-sedikit
Peserta didik sekolah perempuan merupakan warga dari sejumlah kampung di Waropen. Mereka rata-rata ibu rumah tangga yang usianya di atas 35 tahun.
Kegiatan belajar mengajar sekolah biasanya digelar setiap hari Kamis, atau satu kali pertemuan dalam satu minggu.
Di sekolah itu, para ibu diajari berbagai macam keterampilan, mulai dari membuat kerajinan, keterampilan berbicara.
Mereka juga diberi berbagai macam materi seputar kesehatan, gender, kehidupan sosial masyarakat, pemerintahan desa, budaya, dan lainnya.
Para pemateri, mulai dari kepala dinas hingga anggota DPRD setempat.
Yohana mengatakan, sekolah ini diselenggarakan untuk merespon perubahan global. Sehingga, pihaknya ingin mendukung perempuan Indonesia, khususnya Waropen, supaya lebih terbuka wawasannya.
"Secara perlahan-lahan kita bisa mengubah cara pikir ataupun perilaku tradisi yang tadinya di sekitar lingkaran adat, lingkaran budaya, termasuk kegiatan mereka setiap hari bercocok tanam, dengan adanya menggunakan teknologi-teknologi baru," ujar dia.
Baca juga: Sindirian Menteri Yohana soal Perempuan Hebat Ada di Balik Laki-laki Sukses...
Yohana berharap, sekolah-sekolah serupa juga bakal dibangun di berbagai daerah, untuk mendorong kemajuan perempuan di Indonesia.
Salah seorang wisudawati, Fenni Sasarari, merasa bangga dirinya menjadi satu dari 48 wisudawatu sekolah perempuan Waropen pertama.
Fenni merasa banyak berubah setelah diajari banyak hal di sekolah tersebut.
Ibu rumah tangga 45 tahun ini berharap, ilmu dan keterampilan yang ia dapat mampu meningkatkan kehidupannya sehari-hari dan keluarga.
"Saya rasa bangga sekali terhadap saya sendiri, dan saya merasa diperhatikan oleh pemerintah, perhatikan kami ibu-ibu dari kampung dari pemerintah ini bisa tingkatkan kami punya kehidupan sehari-hari," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.