BINTAN, KOMPAS.com - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Yohana Yembise bercerita tentang banyaknya laki-laki yang mengadu ke Kementerian PPPA lantaran merasa menjadi korban perilaku tidak menyenangkan dari perempuan.
"Banyak laki-laki juga yang datang ke tempat kami melaporkan," kata Yohana di kawasan industri Bintan, Kepulauan Riau, Senin (7/10/2019).
"Mereka juga mengeluh bahwa katanya mereka juga korban daripada perempuan korban dari istri-istri," ucap dia.
Baca juga: Menteri Yohana Resmikan Rumah Perlindungan Pekerja Perempuan di Bintan
Sejak tahun 2014 hingga sekarang, kata Yohana, hampir 1.500 laki-laki melapor ke pihaknya.
Kebanyakan, mereka mengeluh soal hak asuh anak. Mereka mengadu tentang sulitnya menemui anak mereka sendiri yang hak asuhnya jatuh pada sang ibu setelah perceraian.
"Kadang pisah (bercerai), istrinya mengambil anak-anaknya itu. Akhirnya hak asuh juga dari suami tidak ada. Bapak-bapak mengeluh," ujar Yohana.
"Karena memang undang-undang menyatakan hak asuh 0-17 tahun adalah di tangan ibu, di tangan istri," kata dia.
Yohana lantas bercerita tentang angka kekerasan seksual pada laki-laki. Ia menyebut, satu dari tujuh anak laki-laki juga pernah mengalami kekerasan seksual.
Baca juga: Menteri Yohana: Satu dari Tiga Perempuan Indonesia Alami Kekerasan
Oleh karenanya, menurut Yohana, kekerasan seksual tidak hanya bisa terjadi pada perempuan, tetapi juga laki-laki. Tidak hanya bisa terjadi pada orang dewasa, tetapi anak-anak pula.
"Jadi laki-laki, perempuan, sama-sama pernah mengalami kekerasan apakah itu kekerasan seksual, kekerasan fisik, kekerasan psikis, ataupun juga termasuk penelantaran kepada anak," ucap Yohana.