Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tewasnya Afif Maulana di Padang Menambah Panjang Catatan Kekerasan oleh Polisi

Kompas.com - 02/07/2024, 16:52 WIB
Rahel Narda Chaterine,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Indonesia Police Watch (IPW) memberikan sejumlah catatan terhadap institusi Polri di Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-78 Bhayangkara.

Salah satu hal yang menjadi catatan IPW adalah soal kekerasan yang dilakukan oleh aparat kepolisian.

“Pendekatan kekerasan oleh anggota Polri yang terbaru adalah kematian Afif Maulana (AM), seorang pelajar SMP di Kota Padang,” kata Ketua IPW Sugeng Teguh Santoso dalam keterangannya, Selasa (2/7/2024).

Baca juga: Buru Orang yang Viralkan Kasus Afif Maulana, Polda Sumbar Dianggap Jatuhkan Citra Polri

Diketahui, kasus Afif mencuat setelah viral di media sosial. Afif diduga dianiaya oleh anggota Direktorat Samapta Bhayangkara (Ditsabhara) Polda Sumatera Barat (Sumbar).

Dalam kasus ini, ada 17 anggota Ditsabhara Polda Sumbar yang diperiksa secara etik.

Namun, kasus kematian Afif ditutup oleh Kapolda Sumbar Irjen Pol Suharyono pada konferensi pers pada Minggu (30/7/2024). Polda Sumbar menyebut Afif meninggal karena melompat ke sungai.

Selain kasus ini, IPW juga menyorot kekerasan yang dilakukan polisi dalam hal bentrokan antara aparat dan masyarakat terkait pembangunan proyek.

Baca juga: DPR Desak Kapolri Buka Lagi Kasus Afif yang Tewas Diduga Dianiaya Polisi

Bentrokan tersebut di antaranya di penolakan Desa Wadas atas rencana pembukaan penambangan batuan andesit di wilayah tersebut hingga penolakan warga terhadap rencana proyek Rempang Eco-City di Pulau Rempang, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).

Di kasus Wadas, kata Sugeng, Komnas HAM menemukan fakta bahwa Polda Jawa Tengah (Jateng) menggunakan kekuatan berlebihan dalam peristiwa kekerasan saat melakukan penangkapan terhadap warga.

Sementara di kasus Rempang, Komnas HAM menemukan indikasi pelanggaran hak asasi manusia dalam peristiwa kericuhan di Pulau Rempang, Kota Batam, Kepulauan Riau.

“Selama aturan pengawalan investasi itu belum ada, akibatnya akan terjadi bentrokan antara aparat kepolisian dengan masyarakat melalui cara-cara kekerasan,” kata Sugeng.

“Hal ini seperti terjadi di Wadas, Rempang dan juga perusahaan-perusahaan pertambangan, Perkebunan,” sambung dia lagi.

Baca juga: Afif Dibesarkan dengan Tangis Darah Orangtua, Tiba-tiba Disiksa, Disundut Rokok, Dipukuli, Dihabisi...

Menurut Sugeng, perilaku pendekatan kekerasan dan juga adanya tindakan sewenang-wenang, arogan yang menyakiti hati rakyat oleh anggota polisi tersebut bisa menurunkan kepercayaan publik terhadap Polri.

Meski Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo sudah memberikan arahan kepada kapolda di seluruh Indonesia untuk melakukan pencegahan dan pengawasan melekat (waskat), namun hal ini harus dipastikan berjalan.

Apalagi dalam Peraturan Kapolri (Perkap) Nomor 2 Tahun 2022 juga diatur soal Pengawasan Melekat di Lingkungan Polri. Waskat wajib dilaksanakan oleh atasan kepada bawahan.

“Bentuk pencegahan ini menjadi sia-sia apabila pengawasan melekat (waskat) yang dilakukan oleh atasan langsung tidak berjalan,” ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua KPU Diberhentikan, Jokowi: Pemerintah Pastikan Pilkada Berjalan Baik, Lancar, Jurdil

Ketua KPU Diberhentikan, Jokowi: Pemerintah Pastikan Pilkada Berjalan Baik, Lancar, Jurdil

Nasional
Demokrat Pertimbangkan Ridwan Kamil dan Dedi Mulyadi untuk Jawa Barat, Sandiaga Belum Masuk Radar

Demokrat Pertimbangkan Ridwan Kamil dan Dedi Mulyadi untuk Jawa Barat, Sandiaga Belum Masuk Radar

Nasional
Soal Kaesang Maju Pilkada DKI, Jokowi: Tanyakan ke Dia

Soal Kaesang Maju Pilkada DKI, Jokowi: Tanyakan ke Dia

Nasional
Deretan Menteri Jokowi yang Pernah Lontarkan Pernyataan Kontroversial

Deretan Menteri Jokowi yang Pernah Lontarkan Pernyataan Kontroversial

Nasional
Jokowi Tegaskan Pemerintah Hormati Putusan DKPP Pecat Ketua KPU

Jokowi Tegaskan Pemerintah Hormati Putusan DKPP Pecat Ketua KPU

Nasional
Songsong Indonesia Emas, Kemenkominfo Dukung Gerakan Indonesia Tertib 

Songsong Indonesia Emas, Kemenkominfo Dukung Gerakan Indonesia Tertib 

Nasional
Draf Keppres Pemberhentian Hasyim Asy'ari Belum Sampai ke Meja Jokowi

Draf Keppres Pemberhentian Hasyim Asy'ari Belum Sampai ke Meja Jokowi

Nasional
Bicara Pilkada Jateng, PPP: Yang Gandeng Taj Yasin Akan Menang

Bicara Pilkada Jateng, PPP: Yang Gandeng Taj Yasin Akan Menang

Nasional
KPU RI Enggan Minta Maaf Soal Tindakan Asusila Hasyim Asy'ari

KPU RI Enggan Minta Maaf Soal Tindakan Asusila Hasyim Asy'ari

Nasional
Belajar dari Kasus Hasyim, Pakar Sarankan KPU Bentuk Satgas Cegah Pelecehan Seksual

Belajar dari Kasus Hasyim, Pakar Sarankan KPU Bentuk Satgas Cegah Pelecehan Seksual

Nasional
Jaga Ketahanan Ekonomi Nasional, Menpan-RB Anas dan Menteri PPN/Bappenas Dorong Penguatan Lembaga Ekonomi Syariah

Jaga Ketahanan Ekonomi Nasional, Menpan-RB Anas dan Menteri PPN/Bappenas Dorong Penguatan Lembaga Ekonomi Syariah

Nasional
19 Negara Ikut Super Garuda Shield 2024

19 Negara Ikut Super Garuda Shield 2024

Nasional
LPSK Telaah Permohonan Perlindungan Para Saksi dan Keluarga Afif Maulana

LPSK Telaah Permohonan Perlindungan Para Saksi dan Keluarga Afif Maulana

Nasional
PKB Usulkan Nagita Slavina Jadi Cawagub Bobby Nasution

PKB Usulkan Nagita Slavina Jadi Cawagub Bobby Nasution

Nasional
Usul Ada 'Fit And Proper Test' untuk Menteri, Anggota DPR: Separuh Menteri Jokowi Parah Semua

Usul Ada "Fit And Proper Test" untuk Menteri, Anggota DPR: Separuh Menteri Jokowi Parah Semua

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com