Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Muhadjir: PTN Kita "Tax Spender Boy", Biasa Buang Duit tetapi Tak Biasa Cari Uang

Kompas.com - 02/07/2024, 16:26 WIB
Adhyasta Dirgantara,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) yang saat ini menjabat Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menyebut perguruan tinggi negeri (PTN) di Indonesia sebagai 'tax spender boy'.

Sebab, kata dia, PTN terbiasa hanya membuang-buang uang, tapi tidak terbiasa dalam mencari uang.

Hal tersebut Muhadjir sampaikan dalam rapat antara Komisi X DPR dan para mantan Mendikbud di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (2/7/2024).

Baca juga: KPK: Bantuan Pemerintah ke PTN Rp 3 Juta untuk 1 Mahasiswa Per Semeter, ke Kampus Kementerian Rp 16 Juta

"Menurut saya PTN kita itu memang tax spender boy. Jadi sudah biasa belanja, tidak biasa cari uang. Jadi harus ada perubahan karakter. Ajari lah mereka ini untuk cari duit, bukan untuk buang duit," ujar Muhadjir.

Muhadjir menjelaskan, PTN harus bisa mandiri dalam hal pembiayaan, termasuk menggerakkan lembaga fund raising sendiri.

Ketika menjabat sebagai rektor, Muhadjir mengaku menjadi sosok pemimpin yang harus mencari uang dulu sebelum belanja.

"Kalau saya harus cari (uang). Kalau enggak cari dulu, enggak mungkin belanja kan," ucapnya.

Maka dari itu, kata dia, jika sebuah perguruan tinggi sudah mengalami perubahan mental untuk menjadi pencari uang, maka itu sudah tidak masalah lagi.

Sebab, perguruan tinggi itu tidak cuma menjadi pembelanja, melainkan juga pencari uang.


Baca juga: Ketua Pembina Yayasan Tolak Universitas Trisakti Jadi PTN-BH

Muhadjir menuturkan, Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum bisa menjual nama besarnya untuk mencari uang.

"Dan saya kemarin sampaikan misalnya, naikkan biaya itu jangan serta merta, jadi naikkan lah kepada mahasiswa baru saja. Dan itu jangan naik sampai nanti selesai dia, sehingga orangtua punya kepastian. Kalau yang lama biar selesai sampai selesai. Memang ada kalau di swasta itu tetap ada pimpinan namanya variable cost," jelas Muhadjir.

"Jadi memang tidak semua biaya di pendidikan tinggi terutama, di-fix-kan, itu enggak bisa. Misalnya KKN, KKN itu baru 4-5 tahun nanti. Enggak mungkin ditetapkan anak mahasiswa baru. Wisuda, itu kan enggak mungkin ditetapkan, itu variable cost," imbuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

TNI AU Kerahkan Jet Tempur F-16 dari 2 Skuadron untuk Latihan Pitch Black 2024 di Australia

TNI AU Kerahkan Jet Tempur F-16 dari 2 Skuadron untuk Latihan Pitch Black 2024 di Australia

Nasional
Survei Indikator: Elektabilitas Ridwan Kamil Teratas di Jawa Barat, Dedi Mulyadi Nomor Dua

Survei Indikator: Elektabilitas Ridwan Kamil Teratas di Jawa Barat, Dedi Mulyadi Nomor Dua

Nasional
PKB Ungkap Alasan Pilih Bobby Ketimbang Eddy Rahmayadi

PKB Ungkap Alasan Pilih Bobby Ketimbang Eddy Rahmayadi

Nasional
PPP: DPW Jatim Ajukan Duet Khofifah-Emil untuk Pilkada

PPP: DPW Jatim Ajukan Duet Khofifah-Emil untuk Pilkada

Nasional
Ada Wacana Duet Anies-Andika pada Pilkada Jakarta, Puan: Menarik

Ada Wacana Duet Anies-Andika pada Pilkada Jakarta, Puan: Menarik

Nasional
Minta Seluruh Data Nasional Di-'backup', Jokowi: Kalau Ada Apa-apa Kita Sudah Siap

Minta Seluruh Data Nasional Di-"backup", Jokowi: Kalau Ada Apa-apa Kita Sudah Siap

Nasional
Suap Gubernur Malut untuk Dapat Jabatan, Kadis Pendidikan Jadi Tersangka

Suap Gubernur Malut untuk Dapat Jabatan, Kadis Pendidikan Jadi Tersangka

Nasional
Ketua KPU Diberhentikan, Jokowi: Pemerintah Pastikan Pilkada Berjalan Baik, Lancar, Jurdil

Ketua KPU Diberhentikan, Jokowi: Pemerintah Pastikan Pilkada Berjalan Baik, Lancar, Jurdil

Nasional
Demokrat Pertimbangkan Ridwan Kamil dan Dedi Mulyadi untuk Jawa Barat, Sandiaga Belum Masuk Radar

Demokrat Pertimbangkan Ridwan Kamil dan Dedi Mulyadi untuk Jawa Barat, Sandiaga Belum Masuk Radar

Nasional
Soal Kaesang Maju Pilkada DKI, Jokowi: Tanyakan ke Dia

Soal Kaesang Maju Pilkada DKI, Jokowi: Tanyakan ke Dia

Nasional
Deretan Menteri Jokowi yang Pernah Lontarkan Pernyataan Kontroversial

Deretan Menteri Jokowi yang Pernah Lontarkan Pernyataan Kontroversial

Nasional
Jokowi Tegaskan Pemerintah Hormati Putusan DKPP Pecat Ketua KPU

Jokowi Tegaskan Pemerintah Hormati Putusan DKPP Pecat Ketua KPU

Nasional
Songsong Indonesia Emas, Kemenkominfo Dukung Gerakan Indonesia Tertib 

Songsong Indonesia Emas, Kemenkominfo Dukung Gerakan Indonesia Tertib 

Nasional
Draf Keppres Pemberhentian Hasyim Asy'ari Belum Sampai ke Meja Jokowi

Draf Keppres Pemberhentian Hasyim Asy'ari Belum Sampai ke Meja Jokowi

Nasional
Bicara Pilkada Jateng, PPP: Yang Gandeng Taj Yasin Akan Menang

Bicara Pilkada Jateng, PPP: Yang Gandeng Taj Yasin Akan Menang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com