"Yang jelas akan bisa diselesaikan," ujar Herlan usai rapat dengan Presiden.
"Kalau kita mengikuti audit forensik yang dilakukan BSSN, nanti Telkom rekomendasinya apa akan kita laksanakan," lanjutnya.
Herlan mengatakan, sebagai pihak yang ikut mengelola PDN dalam backup data, Telkomsigma akan mengupayakan semua layanan enkripsi diaktifkan. Tujuannya untuk mengenkripsi data milik kementerian dan lembaga daerah.
Sementara, ketika para pejabat lain memberikan keterangan usai rapat, Menkominfo Budi Arie Setiadi dan Kepala BSSN Hinsa Siburian justru menghindari wartawan.
Sebelum rapat, Budi Arie yang merupakan Ketua Umum Kelompok Relawan Pro Jokowi (Projo) itu sempat berjanji akan memberikan keterangan pers di area pilar yang berada di halaman belakang Istana Kepresidenan.
"Ya (rapat soal PDN) tunggu dulu ya. Ya pasti ntar (ada keterangan pers)," tegasnya sambil bergegas masuk ke Istana Kepresidenan.
Setelah ratas berjalan sekitar satu jam, sejumlah pejabat satu per satu keluar dari Istana Kepresidenan sekitar pukul 14.50 WIB. Dimulai dari Herlan Wijanarko, lalu Yusuf Ateh.
Sekitar 30 menit kemudian, secara berturut-turut Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Yasonna Laoly, Sri Mulyani Indrawati, Suharso Monoarfa dan Abdullah Azwar Anas tampak keluar dari Istana.
Namun, Budi Arie dan Hinsa tidak terlihat. Padahal, keduanya merupakan pejabat inti dalam pengelolaan dan penanganan peretasan PDN.
Pada hari yang sama dengan rapat soal PDN di Istana, relawan Projo menyampaikan pembelaan untuk Budi.
Sebagaimana diketahui, setelah peretasan PDN menjadi perhatian publik, publik mendesak Budi Arie untuk mundur dari jabatannya. Desakan ini muncul lewat sebuah petisi.
Terkait ini, Bendahara Umum Projo Panel Barus menyinggung soal peretasan PDN yang berbarengan dengan upaya Kominfo memberantas judi online.
“Logika sederhananya, kalau saya diminta oleh presiden untuk memimpin pertempuran, masa di saat serangan terjadi masak disuruh kabur? Gitu loh logikanya,” kata Panel dalam konferensi pers di Kantor DPP Projo, Jakarta Selatan, Jumat (28/6/2024).
Panel mengatakan, tidak logis jika komandan perang justru kabur ketika perang terjadi. Oleh karenanya, ia tak setuju dengan desakan mundurnya Budi Arie.
“Ini perang terjadi, kita diserang, lalu komandan perangnya disuruh kabur. Kalau saya pribadi sebagai komandan, saya akan hadapi ini serangannya. Masa iya kabur dari medan tempur?” ujar Panel.
Baca juga: Usai Rapat Bareng Jokowi, Telkomsigma Sebut Peretasan PDN Bisa Diselesaikan