Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

TKN Sebut Prabowo Terus Diprovokasi karena Berpotensi Menang 1 Putaran

Kompas.com - 09/01/2024, 19:21 WIB
Adhyasta Dirgantara,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal Partai Gerindra sekaligus Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Ahmad Muzani, mengatakan, Prabowo terus diprovokasi karena paslon lain khawatir dengan potensi Prabowo-Gibran menang Pilpres 2024 dalam satu putaran.

Muzani menyebutkan, capres lain rela melakukan segala hal untuk memprovokasi Prabowo dalam debat ketiga Pilpres 2024 kemarin.

Hal tersebut Muzani sampaikan saat memberikan pembekalan dan pelatihan kepada ribuan saksi TPS di Lampung, Selasa (9/1/2024).

Baca juga: Ganjar Ungkap Alasan Beri Skor 5 untuk Kinerja Kemenhan di Bawah Prabowo

Dalam sambutannya, Muzani awalnya membahas soal saksi dalam pemungutan suara. Menurutnya, saksi adalah tim sukses paling bawah di setiap TPS.

Itu sebabnya, penting bagi saksi untuk tidak hanya berperan memantau penghitungan suara di TPS, melainkan juga melakukan penyisiran kepada setiap calon pemilih siapa saja yang sudah datang ke TPS dan yang belum.

"Saudara harus cek bahwa TPS buka jam 7 dan tutup jam 1 siang. Cek menjelang penutupan TPS mana pemilih yang belum datang maka dijemput untuk segera memilih, pastikan mereka untuk coblos nomor 2 Prabowo-Gibran menang Pilpres 2024," ujar Muzani dalam keterangannya.

Baca juga: Tak Persoalkan Umpatan Prabowo, Kubu Amin: Yang Waras Ngalah

Muzani menjelaskan, menjelang penghitungan suara, setiap saksi harus hadir untuk memastikan suara Prabowo, Partai Gerindra, dan calegnya menang di setiap TPS.

Muzani turut menyampaikan ucapan terima kasih kepada setiap saksi yang sudah hadir berjuang untuk Partai Gerindra dan Prabowo.

Lalu, Muzani menyinggung terkait penyelenggaraan debat ketiga antara capres pada Minggu (7/1/2024).

Muzani menilai, serangan bertubi-tubi terhadap Prabowo dalam debat adalah bentuk provokasi yang bisa berujung perpecahan di tengah-tengah rakyat. 

Namun, menurutnya, Prabowo menahan diri untuk tak terprovokasi dan tidak melontarkan kalimat di luar substansi. 

Baca juga: Tak Persoalkan Umpatan Prabowo, Kubu Amin: Yang Waras Ngalah

"Kenapa Pak Prabowo selalu diganggu, diprovokasi? Karena Prabowo-Gibran sangat berpotensi menang satu putaran. Maka semua capres melakukan hal-hal yang di luar substansi," kata Muzani. 

"Meskipun kadang-kadang menyakitkan, menjengkelkan, tapi Pak Prabowo selalu mengatakan, biarkan rakyat yang menilai dan menyerahkan kepada rakyat untuk memilih pemimpinnya," sambung Muzani.

Muzani menegaskan, Prabowo adalah sosok pemimpin yang matang.

Meski digoda dan ditantang untuk membuka data pertahanan yang bersifat konfidensial, Prabowo tetap teguh tidak membuka data-data tersebut.

Baca juga: Anies Tanyakan soal Lahan 340.000 Hektar Milik Prabowo, PKB Sebut Jokowi yang Ajarkan

Muzani mengatakan, hal tersebut menunjukkan sifat kenegarawanan yang menjunjung tinggi kepentingan bangsa di atas segalanya.

"Sejak awal Pak Prabowo berbicara bahwa jabatan presiden adalah alat perjuangan kita untuk mempersatukan Republik Indonesia, mempersatukan semua rakyat Indonesia. Sebagai negarawan, beliau sangat menjunjung tinggi persatuan, Pak Prabowo tidak ingin mendapat kekuasaan yang tidak atas kehendak rakyat," kata Muzani. 

"Karena Pak Prabowo pernah berkata bahwa Ganjar dan Anies adalah orang-orang yang juga berniat untuk mengabdi kepada bangsa dan negara," lanjutnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | 'Crazy Rich' di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | "Crazy Rich" di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Nasional
Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Nasional
Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Nasional
Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Nasional
Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Nasional
Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Nasional
Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Nasional
Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Nasional
Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Nasional
Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Nasional
KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

Nasional
Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com