Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Erick Thohir, Gagal Jadi Cawapres, tapi Tetap Dukung Prabowo

Kompas.com - 03/11/2023, 14:05 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir gagal melaju ke panggung Pemilu Presiden (Pilpres) 2024. Sebelumnya, Erick sempat digadang-gadang sebagai bakal calon wakil presiden (cawapres) pendamping bakal calon presiden (capres) Koalisi Indonesia Maju, Prabowo Subianto.

Nama Erick masuk dalam tiga besar tokoh dengan elektabilitas tertinggi di bursa cawapres. Menurut survei sejumlah lembaga, angka elektoralnya berkisar di belasan persen.

Survei Litbang Kompas yang dirilis awal Agustus 2023, misalnya, memperlihatkan elektabilitas Erick sebesar 8 persen. Sementara, hasil jajak pendapat Poltracking pada Oktober 2023 menunjukkan, tingkat keterpilihan Erick mencapai 19 persen.

Erick sejak lama diusulkan oleh Partai Amanat Nasional (PAN), salah satu partai yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju, sebagai cawapres pendamping Prabowo. Namun, PAN mengaku tak memaksakan Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) itu jadi calon RI-2.

“Ya kan politik tidak boleh maksa (harus) kompromi. Kompromi itu intinya musyawarah. Jadi, ambil jalan tengah,” kata Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan di Tennis Indoor, Senayan, Jakarta, Selasa (29/8/2023) malam.

Baca juga: Jajaran Menteri Jokowi yang Blak-blakan Dukung Prabowo-Gibran, Siapa Saja?

Katanya, partai berlambang matahari putih tersebut akan tetap mendukung Prabowo seandainya bukan Erick yang dipilih jadi bakal cawapres.

"Jika memang nanti dalam pembicaraan-pembicaraan di antara para ketum itu yang keluar adalah nama selain nama-nama yang sudah diusulkan, bahkan mungkin nama yang betul-betul berbeda dari usulan para ketum yang ada, saya kira, kami semua akan menghormati dan melaksanakan itu sebagai keputusan dalam pemenangan Pilpres," kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) PAN Eddy Soeparno di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (8/9/2023).

Erick sendiri tak pernah lugas menyampaikan pendapatnya ketika ditanya soal kemungkinan jadi cawapres Prabowo.

"Kan terlalu dini bilang siap-siap, (lalu) enggak ada. Yang saya sudah sampaikan, percayalah, kayak lagunya Afgan, kalau jodoh pasti bertemu. Itu aja kan," ujar Erick Thohir di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (20/9/2023).

Seiring berjalannya waktu, sejumlah nama lain muncul di radar cawapres Prabowo. Ada sosok Wali Kota Surakarta, Gibran Rakabuming Raka; ada pula Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa.

Baca juga: Hanya Ada Satu Kata Papua dalam Visi-Misi Prabowo-Gibran

Namun, Prabowo tak kunjung mengumumkan bakal calon pendampingnya, bahkan hingga masa pendaftaran capres-cawapres Pemilu 2024 dibuka oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada 19 Oktober 2023.

Padahal, pada hari pertama masa pendaftaran, Koalisi Perubahan untuk Persatuan langsung mendaftarkan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar sebagai bakal capres-cawapres. Pada hari yang sama, koalisi PDI Perjuangan mendaftarkan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD sebagai peserta Pilpres 2024.

Siapkan SKCK

Spekulasi publik berkembang ketika Erick kedapatan membuat Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK). Diketahui, SKCK menjadi salah satu syarat dokumen pendaftaran pilpres.

Meski pembuatan SKCK ini dikonfirmasi oleh Polri, pihak berwajib mengaku tak tahu menahu keperluan Erick.

"Ya kalau buat SKCK-nya ya benar. Tapi untuk kepentingan apa, nanti saya tanyakan lagi,” kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (18/10/2023).

Selain Erick, Polri juga menerbitkan SKCK untuk Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra. PBB sendiri merupakan anggota Koalisi Indonesia Maju.

Yusril pun mengakui bahwa dirinya membuat SKCK untuk berjaga-jaga seandainya dipilih sebagai cawapres. Namun, katanya, pembuatan SKCK ini bukan atas perintah Prabowo.

"Staf saya memang mengurus surat-surat yang diperlukan sebagai syarat untuk pendaftaran pencalonan presiden dan wakil presiden sebagaimana diatur dalam undang-undang dan peraturan KPU," ujar Yusril saat dimintai konfirmasi, Kamis (19/10/2023).

Tak dipilih

Meski demikian, akhirnya, bukan Erick yang dipilih jadi cawapres Prabowo. Koalisi Indonesia Maju sepakat untuk mengusung putra sulung Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka, jadi calon RI-2.

"Baru saja Koalisi Indonesia Maju yang terdiri dari delapan partai politik, yang dihadiri lengkap oleh ketua umum masing-masing dan sekretaris jenderal masing-masing, kita telah berembug secara final, secara konsensus, seluruhnya sepakat mengusung Prabowo Subianto sebagai capres Koalisi Indonesia Maju untuk 2024-2029 dan saudara Gibran Rakabuming Raka sebagai calon wakil presiden," ujar Prabowo dalam jumpa pers di kediamannya di kawasan Jakarta Selatan, Minggu (22/10/2023).

Mengakhiri spekulasi publik, Prabowo dan Gibran pun mendaftar sebagai bakal capres-cawapres peserta Pemilu 2024 pada hari terakhir masa pendaftaran, 25 Oktober 2023.

Ketua KPU Hasyim Asy'ari (tengah) menerima berkas pendaftaran pencalonan dari pasangan bakal calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto (kiri) dan Gibran Rakabuming Raka (kanan) di Kantor KPU Pusat, Jakarta, Rabu (25/10/2023). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/tom.ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan Ketua KPU Hasyim Asy'ari (tengah) menerima berkas pendaftaran pencalonan dari pasangan bakal calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto (kiri) dan Gibran Rakabuming Raka (kanan) di Kantor KPU Pusat, Jakarta, Rabu (25/10/2023). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/tom.
PAN sendiri mengaku tak masalah Erick Thohir gagal jadi cawapres Prabowo. Partai pimpinan Zulkifli Hasan tersebut turut bersepakat memasangkan Prabowo dengan Gibran.

"Yang pasti malam ini para ketum dan para sekjen tadi mufakat mengusung Gibran," ujar Wakil Ketua Umum PAN Yandri Susanto saat ditemui di kediaman pribadi Prabowo, Minggu (22/10/2023).

Tetap dukung

Meski urung jadi cawapres, Erick mengaku tetap mendukung Prabowo pada Pilpres 2024. Dukungan ini Erick sampaikan usai bertemu dengan Prabowo di kediamannya di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (31/10/2023).

”Saya akan support (mendukung) Pak Prabowo. Karena ini suatu kehormatan buat saya dan keluarga, dan saya ingin menjadi bagian untuk Indonesia, yang tentu lebih besar lagi, lebih maju, dan lebih baik,” kata Erick dikutip dari Kompas.id.

Prabowo pun mengapresiasi dukungan yang diberikan oleh Erick. Ia mengaku banyak dibantu.

Menteri Pertahanan itu menyebut, selama berada di Kabinet Indonesia Maju, dirinya mampu bekerja sama dengan Erick.

”Dan alhamdulillah, terima kasih, beliau menawarkan untuk mendukung saya. Jadi, terima kasih, Pak Erick. Ini sangat besar artinya bagi saya,” ucap Prabowo.

Prabowo juga memuji sosok Erick. Menurutnya, Erick merupakan figur pekerja keras, visioner, fokus pada produktivitas dan keberhasilan.

Baca juga: Penyelesaian Kasus HAM Berat Masa Lalu yang Tak Dipandang Prabowo-Gibran

”Karena saya paham, Pak Erick seorang pekerja keras. Seorang yang berpikir jauh ke depan, seorang pelaksana, mengejar produktivitas, keberhasilan, dan kayaknya tangan dingin, ya. Apa yang beliau pegang jadi bagus begitu, termasuk sepak bola,” tutur Ketua Umum Partai Gerindra itu.

Terpisah, Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad mengatakan, Erick legawa tak dipilih sebagai bakal cawapres pendamping Prabowo. Katanya, sejak awal Erick tak mempersoalkan jika Prabowo menunjuk sosok lain sebagai calon RI-2.

“Saya rasa Pak Erick Thohir itu memang sejak awal juga legawa ya, karena memang waktu itu siapa pun yang dipilih, Pak Erick itu sudah ngomong akan tetap membantu dan berkomitmen membantu,” ujar Dasco di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (31/10/2023).

Dasco menambahkan, tak ada persoalan serius antara Prabowo dan Erick setelah Gibran Rakabuming Raka dipilih menjadi bakal cawapres Koalisi Indonesia Maju.

“Jadi saya rasa soal terpilih, enggak terpilih, bukan permasalahan yang serius,” ucapnya.

Di sisi lain, Dasco memastikan, Erick tak masuk dalam struktur tim sukses Prabowo-Gibran. Sebab, sejak awal ia sudah terlibat dalam proses pemenangan Prabowo.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Pimpinan MPR Temui Jusuf Kalla untuk Bincang Kebangsaan

Pimpinan MPR Temui Jusuf Kalla untuk Bincang Kebangsaan

Nasional
Kemenkes: Subvarian yang Sebabkan Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura, Belum Ada di Indonesia

Kemenkes: Subvarian yang Sebabkan Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura, Belum Ada di Indonesia

Nasional
Sri Mulyani Cermati Dampak Kematian Presiden Iran terhadap Ekonomi RI

Sri Mulyani Cermati Dampak Kematian Presiden Iran terhadap Ekonomi RI

Nasional
Menteri ATR/Kepala BPN Serahkan 356 Sertifikat Tanah Elektronik untuk Pemda dan Warga Bali

Menteri ATR/Kepala BPN Serahkan 356 Sertifikat Tanah Elektronik untuk Pemda dan Warga Bali

Nasional
Pernah Dukung Anies di Pilkada DKI 2017, Gerindra: Itu Sejarah, Ini Sejarah Baru

Pernah Dukung Anies di Pilkada DKI 2017, Gerindra: Itu Sejarah, Ini Sejarah Baru

Nasional
Pemerintah Akan Evaluasi Subsidi Energi, Harga BBM Berpotensi Naik?

Pemerintah Akan Evaluasi Subsidi Energi, Harga BBM Berpotensi Naik?

Nasional
MK Tolak Gugatan Anggota DPR Fraksi PAN ke 'Crazy Rich Surabaya'

MK Tolak Gugatan Anggota DPR Fraksi PAN ke "Crazy Rich Surabaya"

Nasional
Wapres Harap Ekonomi dan Keuangan Syariah Terus Dibumikan

Wapres Harap Ekonomi dan Keuangan Syariah Terus Dibumikan

Nasional
Wapres Sebut Kuliah Penting, tapi Tak Semua Orang Harus Masuk Perguruan Tinggi

Wapres Sebut Kuliah Penting, tapi Tak Semua Orang Harus Masuk Perguruan Tinggi

Nasional
BNPB: 2 Provinsi dalam Masa Tanggap Darurat Banjir dan Tanah Longsor

BNPB: 2 Provinsi dalam Masa Tanggap Darurat Banjir dan Tanah Longsor

Nasional
Pimpinan KPK Alexander Marwata Sudah Dimintai Keterangan Bareskrim soal Laporan Ghufron

Pimpinan KPK Alexander Marwata Sudah Dimintai Keterangan Bareskrim soal Laporan Ghufron

Nasional
Drama Nurul Ghufron Vs Dewas KPK dan Keberanian Para 'Sesepuh'

Drama Nurul Ghufron Vs Dewas KPK dan Keberanian Para "Sesepuh"

Nasional
Di Hadapan Jokowi, Kepala BPKP Sebut Telah Selamatkan Uang Negara Rp 78,68 Triliun

Di Hadapan Jokowi, Kepala BPKP Sebut Telah Selamatkan Uang Negara Rp 78,68 Triliun

Nasional
Hadapi Laporan Nurul Ghufron, Dewas KPK: Kami Melaksanakan Tugas

Hadapi Laporan Nurul Ghufron, Dewas KPK: Kami Melaksanakan Tugas

Nasional
MK Tolak Gugatan PPP Terkait Perolehan Suara di Jakarta, Jambi, dan Papua Pegunungan

MK Tolak Gugatan PPP Terkait Perolehan Suara di Jakarta, Jambi, dan Papua Pegunungan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com