JAKARTA, KOMPAS.com - Pasangan calon presiden dan wakil presiden (capres-cawapres) Koalisi Indonesia Maju (KIM) tidak membahas isu daerah Papua dalam dokumen visi-misinya.
Penelusuran Kompas.com, hanya ada satu kata "Papua" dalam visi-misi Prabowo-Gibran, yaitu dalam profil Prabowo yang pernah menyelamatkan 20 sandera Organisasi Papua Merdeka (OPM) pada 1996.
Sedangkan kandidat lain Ganjar Pranowo dan Mahfud MD dari PDI-Perjuangan sedikit menyinggung isu Papua dari kebijakan fiskal dan pembangunan asimetris.
"Mengurangi kesenjangan ekonomi-sosial karena perbedaan dalam pertumbuhan, pengembangan, dan akses terhadap sumber daya antardaerah melalui redistribusi sumber daya, investasi infrastruktur, insentif pajak, atau dukungan keuangan khusus untuk Papua dalam rangka mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih merata, mengurangi kemiskinan, dan memperbaiki taraf hidup warga hingga yang paling membutuhkan," tulis dokumen visi-misi Ganjar-Mahfud.
Baca juga: Hanya Prabowo-Gibran yang Tak Janjikan Penyelesaian Pelanggaran HAM Masa Lalu
Pembahasan soal Papua terbanyak dari pasangan Koalisi Perubahan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar dalam agenda strategis delapan sayap kemajuan mereka, salah satunya Papua.
Ada 14 poin yang ditawarkan terkait pemerataan pembangunan di Papua oleh Anies-Imin.
Pertama, lewat pendekatan dialog dan pemberdayaan masyarakat untuk penyelesaian konflik.
Kedua, pembangunan hijau dan berkelanjutan dengan menghormati otonomi khusus dan hak wilayah masyarakat adat.
Ketiga, industrialisasi barang substitusi impor pangan dan non pangan dengan Kawasan Ekonomi Kreatif (KEK) Sorong sebagai hub utama
Keempat, mendorong ketahanan pangan melalui produksi pangan lokal dengan masyarakat adat dan Orang Asli Papua (OAP) sebagai aktor utama.
Baca juga: Menhan Prabowo Sebut Papua Masuk Proyeksi untuk Pembangunan Sumber Air
Kelima, revitalisasi Pelabuhan Biak, Jayapura dan Samabusa Nabire untuk akses masuk utama barang dan jasa di wilayah utara, bagian selatan Pelabuhan Pomako Mimika dan Merauke.
Keenam, melanjutkan pembangunan jalan Trans Papua.
Ketujuh, pengaspalan lebih dari 1.700 kilometer jalan Trans Papua.
Kedelapan, mengoptimalkan kolaborasi BUMN transportasi dan swasta untuk menurunkan biaya logistik.
Kesembilan, mengoptimalkan bandara Mozes Kilangin sebagai jaringan logistik udara untuk wilayah pegunungan.