Sesaat setelah penangkapan Lukas Enembe, terjadi sejumlah gesekan di beberapa titik lokasi hingga menyebabkan jatuhnya satu korban jiwa.
Kapolda Papua Irjen Mathius D. Fakhiri mengungkapkan, mulanya Lukas Enembe dijemput paksa dari sebuah restoran dan dibawa ke Mako Brimob Kotaraja.
Di Mako Brimob, sempat terjadi gesekan dengan sejumlah orang yang tak puas terhadap penangkapan Lukas oleh anggota kepolisian.
Massa melempari anggota Brimob dengan batu hingga dua orang ditangkap.
Baca juga: Satu Orang Tewas usai Lukas Enembe Ditangkap, Komnas HAM Minta Kapolda Usut Tuntas
Keributan kembali terjadi ketika KPK membawa terbang Gubernur Papua Lukas Enembe menggunakan pesawat carteran.
Lukas Enembe diterbangkan ke Manado, Sulawesi Utara, dan selanjutnya dibawa ke Jakarta.
Saat itu, sekelompok massa bertindak anarkistis di area Bandara Sentani, Kabupaten Jayapura.
Massa mencoba masuk ke area Bandara Ops Lanud Jayapura dan mengancam dengan senjata tajam.
Polisi lalu melepaskan tembakan. Satu warga tewas dan dua orang lainnya terluka.
Baca juga: Keluarga Protes Lukas Enembe Tak Pakai Maskapai Garuda Indonesia
Pihak keluarga juga mengajukan protes karena Lukas Enembe tidak dibawa ke Jakarta menggunakan maskapai penerbangan Garuda Indonesia.
Lukas Enembe diketahui diterbangkan dari Papua ke Jakarta menggunakan maskapai Trigana Air serta dikawal Komandan Satuan (Dansat) Brimob dan Irwasda Polda Papua.
Menurut adik Lukas, Elius Enembe, KPK tidak memperhatikan kondisi kesehatan Lukas saat penangkapan hingga saat ini.
Ia lantas menyebut tindakan tersebut sebagai tindakan kejahatan setelah Lukas mengabdi selama 20 tahun di pemerintahan.
"Bagaimana negara ini, KPK tidak boleh, pun culik tidak boleh. Ini tidak (memenuhi) syarat orang sakit (dibawa) ke Jakarta. Bukan pesawat Garuda, lagi. Ini sudah kejahatan," kata Elius saat ditemui RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta, Rabu (11/1/2023) malam.
Baca juga: Keluarga Protes Lukas Enembe Tak Naik Garuda Indonesia, KPK: Lebih Baik Fokus Hal Substantif
KPK pun merespons protes tersebut. Juru bicara KPK Ali Fikri menyarankan agar keluarga Lukas fokus pada hal yang substantif ketimbang protes soal maskapai.