Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keputusan Jokowi Pilih 2 Nama Capim KPK Pengganti Lili Pintauli Dinilai Subyektif

Kompas.com - 29/09/2022, 17:33 WIB
Syakirun Ni'am,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Keputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajukan nama Johanis Tanak dan I Nyoman Wara sebagai calon pimpinan (capim) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dinilai subyektif.

Peneliti Pusat Kajian Anti Korupsi Universitas Gadjah Mada (Pukat UGM) Zaenur Rohman mempertanyakan alasan Jokowi tidak memilih nama calon pimpinan KPK yang memperoleh posisi keenam dan ketujuh pada seleksi 2019 lalu.

“Dua nama yang diusulkan itu kan bukan orang yang punya suara di dalam pemilihan sebelumnya, meskipun ini untuk pengganti Lili,” kata Zaenur saat dihubungi Kompas.com, Kamis (29/9/2022).

Berdasarkan catatan Kompas.com, pada 2019, terdapat 10 capim KPK yang menjalani fit and proper test di Komisi III DPR RI.

Baca juga: Terpilihnya Johanis Tanak Jadi Pimpinan KPK dan Nasib Pemberantasan Korupsi

Kemudian, ada lima calon yang mendapat suara terbanyak saat proses voting. Mereka adalah Firli bahuri, Alexander Marwata, Nawawi Pomolango, Nurul Ghufron, dan Lili Pintauli Siregar.

Sementara, calon lainnya, Sigit Danang Joyo mendapatkan 19 suara dan Luthfi Jayadi 7 suara. Sedangkan Johanis Tanak, Roby Arya, dan I Nyoman Wara sama sekali tidak mendapatkan suara.

Menurut Zaenur, semestinya Jokowi memilih nama yang berada di urutan keenam dan ketujuh, alih-alih Johanis tanak dan I Nyoman Wara.

“Sehingga menjadi pertanyaan adalah atas dasar apa presiden mengusulkan dua nama ini sehingga saya bisa mengatakan bahwa presiden tidak punya satu dasar pertimbangan yang obyektif,” ujar Zaenur.

Karena dinilai tidak obyektif, dikhawatirkan dua nama yang diajukan ke DPR tersebut dan saat ini sudah dipilih tidak bebas dari kepentingan Presiden Jokowi.

Baca juga: DPR Sahkan Johanis Tanak sebagai Capim KPK Pengganti Lili Pintauli

Selanjutnya, Zaenur menilai, terpilihnya Johanis Tanak juga menjadi tanda tanya lain.

Pasalnya, dalam tanya jawab di DPR, Johanis Tanak mengatakan akan mengusulkan penerapan restorative justice untuk kasus korupsi.

“Terpilihnya Johanis Tanak, karena prosesnya sudah tidak obyektif kemudian ini semakin menimbulkan tanda tanya,” ujar Zaenur.

Sebelumnya, Johanis Tanak resmi menjadi calon wakil ketua KPK terpilih setelah menang telak dari I Nyoman Wara dalam sesi voting di Komisi III DPR RI.

Pensiunan Kejaksaan Agung itu menggantikan posisi Lili Pintauli Siregar yang mengundurkan diri dari kursi Wakil Ketua KPK pada 11 Juli lalu, sesaat sebelum dugaan gratifikasinya disidang oleh Dewan Pengawas KPK.

Lili Pintauli diduga menerima fasilitas mewah menonton ajang MotoGP Mandalika dan menginap di resort mewah pada Maret lalu dari pihak Pertamina.

Namun, sidang kasus tersebut dinyatakan gugur lantaran Lili Pintauli sudah mengundurkan diri sesaat sebelum sidang.

Baca juga: Usul Restorative Justice untuk Koruptor, Johanis Tanak Singgung Kasus Mike Tyson

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Dinilai Berhasil, Zulhas Diminta PAN Jatim Jadi Ketum PAN 2025-2030

Dinilai Berhasil, Zulhas Diminta PAN Jatim Jadi Ketum PAN 2025-2030

Nasional
Jokowi Bagikan 10.300 Sertifikat Tanah Hasil Redistribusi di Banyuwangi

Jokowi Bagikan 10.300 Sertifikat Tanah Hasil Redistribusi di Banyuwangi

Nasional
TNI AL Latihan Pendaratan Amfibi di Papua Barat, Libatkan 4 Kapal Perang

TNI AL Latihan Pendaratan Amfibi di Papua Barat, Libatkan 4 Kapal Perang

Nasional
Tengah Fokus Urus Pilkada, Cak Imin Bilang Jatim Bakal Ada Kejutan

Tengah Fokus Urus Pilkada, Cak Imin Bilang Jatim Bakal Ada Kejutan

Nasional
Targetkan Sertifikasi 126 Juta Bidang Tanah, Jokowi: Presiden Baru Tinggal Urus Sisanya, Paling 3-6 Juta

Targetkan Sertifikasi 126 Juta Bidang Tanah, Jokowi: Presiden Baru Tinggal Urus Sisanya, Paling 3-6 Juta

Nasional
BNPT Apresiasi 18 Pengelola Objek Vital Strategis dan Transportasi

BNPT Apresiasi 18 Pengelola Objek Vital Strategis dan Transportasi

Nasional
Kemenpan-RB Harapkan Pendaftaran CASN Segera Dibuka, Instansi Diminta Kebut Isi Rincian Formasi

Kemenpan-RB Harapkan Pendaftaran CASN Segera Dibuka, Instansi Diminta Kebut Isi Rincian Formasi

Nasional
Pimpinan MPR Minta Pemerintah Tak Ragu Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

Pimpinan MPR Minta Pemerintah Tak Ragu Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
Penyidik KPK Bawa 3 Koper dan 1 Ransel Usai Geledah Ruangan Kesetjenan DPR

Penyidik KPK Bawa 3 Koper dan 1 Ransel Usai Geledah Ruangan Kesetjenan DPR

Nasional
Hakim MK Ceramahi Kuasa Hukum Partai Aceh karena Telat Revisi Permohonan

Hakim MK Ceramahi Kuasa Hukum Partai Aceh karena Telat Revisi Permohonan

Nasional
Beri Pesan ke Timnas U-23, Wapres: Lupakan Kekalahan dari Uzbekistan, Kembali Semangat Melawan Irak

Beri Pesan ke Timnas U-23, Wapres: Lupakan Kekalahan dari Uzbekistan, Kembali Semangat Melawan Irak

Nasional
KPK Sebut Bupati Mimika Akan Datang Menyerahkan Diri jika Punya Iktikad Baik

KPK Sebut Bupati Mimika Akan Datang Menyerahkan Diri jika Punya Iktikad Baik

Nasional
Jokowi: 'Feeling' Saya Timnas U-23 Bisa Masuk Olimpiade

Jokowi: "Feeling" Saya Timnas U-23 Bisa Masuk Olimpiade

Nasional
Tolak PKS Merapat ke Prabowo, Gelora Diduga Khawatir soal Jatah Kabinet

Tolak PKS Merapat ke Prabowo, Gelora Diduga Khawatir soal Jatah Kabinet

Nasional
PKS Pertimbangkan Wali Kota Depok Maju Pilkada Jabar

PKS Pertimbangkan Wali Kota Depok Maju Pilkada Jabar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com