Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 11/07/2022, 10:54 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Filsuf Niccolo Machiavelli (1469-1527) menulis buku Il Principe (yang kemudian diterbitkan 1532) jelas-jelas menggambarkan sifat kebinatangan (yang buruk) jika mau menjadi pemimpin yang langgeng.

Teksnya kira-kira begini: "Seorang pangeran harus bisa bermain baik sebagai manusia dan sebagai binatang buas... Sang pangeran harus bisa menggunakan kedua kodrat itu... Sang pangeran harus bisa mencontoh rubah dan singa. Jadi dia harus menjadi rubah agar mengenali jerat (jebakan), dan menjadi singa untuk menakut-nakuti serigala".

Bicara serigala tentu ingat diktum "homo homini lupus" yang dipopulerkan Thomas Hobbes. Intinya “manusia menjadi serigala bagi manusia lainnya”.

Kata Hobbes, serigala merupakan gambaran pihak yang mempunyai kekuatan dan kekuasaan terhadap rakyat yang lemah.

Tetapi jangan salah, si lemah pun bisa berbalik galak terhadap yang kuat itu. Maka sifat serigala digunakan untuk kembali melawan si kuat.

Salah satu teks Hobbes menegaskan, "Karena dalam hal kekuatan fisik, orang yang paling lemah fisiknya pun memiliki cukup kekuatan untuk membunuh orang-orang yang paling kuat, entah dengan cara rahasia atau dengan persekongkolan dengan orang-orang lain yang berada dalam keadaan bahaya yang sama dengan dirinya..."

Selain serigala, ada juga analogi pakai binatang lain. Pemikir kuno menganalogikan sikap manusia identik dengan unggas.

Empat unggas mewakili sikap manusia. Ayam merepresentasikan hawa nafsu, bebek menggambarkan sifat rakus, merak menunjukkan sikap angkuh, dan gagak menunjukkan keinginan.

Ternyata bebek lebih dominan. Artinya keserakahan menguasai hidup manusia. Maka, pemikir itu mengingatkan bahwa tujuan hidup manusia bukanlah untuk berlomba mengumpulkan harta hingga melimpah ruah. Jangan ikuti kerakusan seekor bebek.

Memfungsikan akal

Masih banyak analogi lain, tetapi pada dasarnya keburukan kita acap disamakan dengan binatang.

Ini artinya kita menjadi binatang, karena kita mengabaikan akal. Binatang merupakan mahluk tak berakal.

Manakala kita dirongrong sifat kebinatangan, saat itulah tidak memfungsikan akal sebagaimana mestinya.

Maka dari itu, kembali ke khotbah Busyro tadi, senyampang Idul Adha belum jauh meninggalkan kita, ada baiknya kita renungkan kembali simbol-simbolnya.

Menyembelih hewan bukan berarti sekadar mengikuti ajaran agama, tetapi juga punya tekad membakar sifat kebinatangan.

Memang bukan soal mudah. Kita hidup di sekumpulan serigala, dan ada kalanya juga berlaku sebagai serigala. Namun tanpa memulainya, kita tidak akan bisa berubah.

"Itulah hikmah dari sebuah ibadah Idul Adha," kata Busyro mengakhiri khotbahnya dan seperti biasa dia memimpin doa.

Dan tak ada salahnya kita pun menambah doa, semoga Idul Adha menjadi momen untuk membuang sifat kebinatangan kita. Semoga setelah Idul Adha, kita tidak selalu dirongrong sifat kebinatangan. Semoga.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Megawati Sebut Penguasa Bertindak Seperti Orde Baru, TKN Prabowo-Gibran: Kekuasaan Hari Ini Dibentuk Megawati Sendiri Selama 10 Tahun

Megawati Sebut Penguasa Bertindak Seperti Orde Baru, TKN Prabowo-Gibran: Kekuasaan Hari Ini Dibentuk Megawati Sendiri Selama 10 Tahun

Nasional
KPU Akui Pemungutan Suara Pemilu 2024 via Pos di Hong Kong dan Makau Tak Ideal

KPU Akui Pemungutan Suara Pemilu 2024 via Pos di Hong Kong dan Makau Tak Ideal

Nasional
Aturan Debat Pilpres 2024: Pelaksanaan dan Materi

Aturan Debat Pilpres 2024: Pelaksanaan dan Materi

Nasional
Istana Minta Warga Lapor Bawaslu jika Pejabat Pakai Fasilitas Negara Saat Kampanye

Istana Minta Warga Lapor Bawaslu jika Pejabat Pakai Fasilitas Negara Saat Kampanye

Nasional
Kampanye di GOR Ciracas, Anies: Pemilu Itu Ganti Kebijakan, Siap?

Kampanye di GOR Ciracas, Anies: Pemilu Itu Ganti Kebijakan, Siap?

Nasional
Gibran Jadi Cawapres Prabowo, Hashim Singgung Pemimpin Muda Dunia

Gibran Jadi Cawapres Prabowo, Hashim Singgung Pemimpin Muda Dunia

Nasional
TKN: Tetap Jadi Menhan-Wali Kota, Prabowo-Gibran Cuti Maksimal 2 Kali Seminggu

TKN: Tetap Jadi Menhan-Wali Kota, Prabowo-Gibran Cuti Maksimal 2 Kali Seminggu

Nasional
KPK Cecar Juliari Batubara Soal Dugaan Korupsi Distribusi Beras Bansos

KPK Cecar Juliari Batubara Soal Dugaan Korupsi Distribusi Beras Bansos

Nasional
Makna Simbolik Ganjar-Mahfud Pilih Aceh dan Papua Jadi Lokasi Kampanye

Makna Simbolik Ganjar-Mahfud Pilih Aceh dan Papua Jadi Lokasi Kampanye

Nasional
Prabowo Temui Jokowi di Hari Pertama Kampanye, TKN: Undangan Rapat Terbatas

Prabowo Temui Jokowi di Hari Pertama Kampanye, TKN: Undangan Rapat Terbatas

Nasional
DPT Hong Kong dan Makau Dipertimbangkan Mencoblos via Pos, KPU: Terhambat Izin Pendirian TPS

DPT Hong Kong dan Makau Dipertimbangkan Mencoblos via Pos, KPU: Terhambat Izin Pendirian TPS

Nasional
Ada Capres dan Parpol Kritik Pembangunan IKN, Istana: Janji Politik Pasti Muncul di Masa Kampanye

Ada Capres dan Parpol Kritik Pembangunan IKN, Istana: Janji Politik Pasti Muncul di Masa Kampanye

Nasional
Hari Pertama Kampanye, Prabowo Temui Jokowi di Istana Bogor

Hari Pertama Kampanye, Prabowo Temui Jokowi di Istana Bogor

Nasional
KPK Akan Kirim Pemberitahuan ke Presiden soal Wamenkumham Tersangka

KPK Akan Kirim Pemberitahuan ke Presiden soal Wamenkumham Tersangka

Nasional
Timnas Anies-Muhaimin Pertanyakan Jadwal Debat Capres yang Belum Dirilis KPU

Timnas Anies-Muhaimin Pertanyakan Jadwal Debat Capres yang Belum Dirilis KPU

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com