Rahmad meminta layanan vaksin gratis ini disosialisasikan secara menyeluruh ke masyarakat. Terutama soal keamanan dan efektivitas vaksin yang akan diberikan.
"Butuh organisasi, butuh manajemen, butuh persiapan untuk perencanaan yang matang," kata Rahmad dalam keterangan tertulis.
Baca juga: Vaksin Covid-19 Gratis, Pemerintah Diingatkan Perencanaan dan Manajemen yang Matang
Penting pula bagi pemerintah untuk menyampaikan skala prioritas serta mekanisme pemberian vaksin Covid-19. Serta, imbuh dia, koordinasi antara pemerintah daerah dan rumah sakit dalam pelayanan vaksinasi.
"Saya kira jangan sampai rakyat menunggu-nunggu, bertanya-tanya, sehingga menimbulkan masalah di lapangan," ucap Rahmad.
Adapun Presiden mengungkapkan, vaksinasi gratis akan dilakukan secara bertahap, terhitung mulai Januari 2021.
Ada sekitar 70 persen atau 182 juta penduduk Indonesia yang akan divaksin. Besarnya angka ini menyebabkan proses vaksinasi memakan waktu yang tidak sebentar.
"Tapi ini memang perlu tahapan-tahapan, nanti Januari berapa juta (vaksin), Februari berapa juta, Maret berapa juta, April berapa juta," kata Jokowi.
Selain itu, Jokowi pun menegaskan bahwa dirinya akan menjadi orang yang pertama yang divaksin di Indonesia. Hal ini demi memberikan kepercayaan dan keyakinan kepada masyarakat bahwa vaksin Covid-19 aman digunakan.
Baca juga: Jokowi: Vaksinasi Covid-19 Gratis Dilakukan Bertahap Mulai Januari 2021
"Terakhir saya ingatkan agar masyarakat terus berdisiplin menjalankan 3M, menggunakan masker, menjaga jarak, mencuci tangan untuk kebaikan kita semuanya," kata Jokowi.
Terpisah, Ketua Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Ede Surya Darmawan menyebut bahwa keputusan pemerintah menggratiskan vaksin merupakan hal wajar.
Sebab, sudah menjadi tugas negara untuk melindungi rakyat di masa pandemi.
"Seharusnya negara melindungi rakyatnya. Vaksin ini wajar-wajar saja kalau itu digratiskan untuk semua orang Indonesia," kata Ede saat dihubungi Kompas.com.
Ede mengatakan, dalam situasi darurat pandemi vaksin gratis merupakan keharusan. Sebab, dalam situasi ini banyak rakyat yang sakit dan bahkan berisiko meninggal dunia.
Seandainya kedaruratan pandemi sudah berakhir, barulah wajar jika vaksin berbayar.
"Tapi kan sekarang sudah tidak ada pilihan. Itu harus diambil. Artinya apa, dengan demikian, bisa akses ke semua orang," ujarnya.
Ke depan, Ede meminta pemerintah fokus pada empat hal. Pertama, keaamanan seluruh vaksin. Kedua, kualitas dan efektivitas vaksin.
Baca juga: Vaksin Covid-19 Gratis, IAKMI Nilai Wajar Negara Harus Lindungi Rakyat
Kemudian, aksesibilitas masyarakat mendapatkan vaksin. Selanjutnya, jangkauan vaksin bagi semua usia.
"Vaksin itu seharusnya untuk semua umur kan. Karena semua umur berisiko. Jadi bukan ini vaksin diuji coba untuk kelompok usia 18-59 tahun misalnya. Lah terus yang di bawah 18 bagaimana, di atas 60 bagaimana, kan begitu," tutur Ede.
"Isu berikutnya adalah vaksinnya mana, betul-betul aman dan berkualitas, plus isu aksesnya sudah disiapkan, akses keuangan sudah tidak ada masalah, bagaimana distribusinya supaya semua orang dapat," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.