"Saya mendorong ke depan agar lebih banyak kolaborasi yang lahir antar santripreneur, maupun bekerja sama dengan pelaku industri besar sehingga membawa kesejahteraan bagi umat," ucap dia.
Baca juga: Peringatan Hari Santri, Saatnya Pesantren Lebih Diperhitungkan...
Apalagi, pemerintah telah berkomitmen membantu pesantren dengan memberikan bantuan sebesar Rp 2,6 triliun kepada 209.449 pesantren atau lembaga.
Bantuan tersebut terdiri atas bantuan pembelajaran daring ke pesantren, bantuan operasional pesantren, madrasah diniyah takmiliyah (MTD), dan pendidikan Al Quran (PQ/TPQ).
Termasuk bantuan pencegahan penularan Covid-19 di pesantren melalui pembangunan sarana dan prasarana berupa tempat cuci tangan, wudhu, dan mandi cuci kakus (MCK) pada pesantren di 34 provinsi yang dilakukan bertahap mulai 2020 hingga 2024.
Jadi santri "Gus Iwan"
Lebih jauh Ma'ruf berharap agar pesantren dapat melahirkan santri yang "Gus Iwan". Santri "Gus Iwan" artinya santri yang bagus, pintar mengaji dan usahawan. Sebagaimana keinginannya untuk menjadikan pesantren berperan dalam pengembangan ekonomi umat.
"Santri sekarang harus jadi santri Gus Iwan. Pesantren harus melahirkan santri Gus Iwan, santri bagus, pintar ngaji, usahawan," kata Ma'ruf.
Baca juga: Peringatan Hari Santri, Ketua DPR: Perkuat Gotong Royong Hadapi Pandemi Covid-19
Menurut Ma'ruf, pesantren harus berperan menjadi pusat pemberdayaan para santrinya dari segi perekonomian.
"Jadi ngajinya pintar, dakwah pintar, tapi entrepreneur. Ini hal yang harus dikembangkan. Peran pesantren sebagai pusat pendidikan, dakwah, dan pemberdayaan bisa dilakukan," kata Ma'ruf.
Oleh karena itu, ia pun berharap pesantren mulai membangun dan melakukan pemberdayaan ekonomi terhadap para santri tersebut.
Santri jadi penerus ulama
Selain berperan dalam perekonomian, Wakil Presiden Ma'ruf Amin juga meminta pesantren dapat melahirkan santri-santri berkualitas untuk menjadi generasi penerus para ulama yang telah tiada.
"Pesantren sebagai tempat pembinaan santri harus tetap berfungsi untuk menyiapkan orang-orang yang paham agama. Itu penting karena para ulama banyak yang sudah dipanggil Allah SWT," kata dia.
Baca juga: Hari Santri 2020, Momen Berjuang di Tengah Pandemi Covid-19
Ma'ruf mengatakan, seperti sabda Rasulullah bahwa Allah tidak mengambil ilmu dari hati manusia tetapi dengan cara mengambil para ulama.
Dengan demikian, kata dia, pesantren perlu melahirkan generasi penerus para ulama melalui santri-santri yang dididiknya.
"Para ulama harus ada penggantinya, penerusnya. Kalau tidak, kata Rasulullah, kalau orang alim tidak ada lagi maka yang menjadi pemimpin orang yang bodoh-bodoh tidak mengerti agama," kata dia.
Ma'ruf pun berpesan agar pesantren dapat menjadi pusat dakwah bagi santrinya. Dakwahnya pun disesuaikan dengan zamannya.
Dakwah pada saat ini, kata dia, harus dilakukan para santri dengan memanfaatkan teknologi digital yang ada atau digitalisasi dakwah.
Baca juga: Hari Santri, Wapres Minta Santri dan Pesantren Kontribusi Majukan Bangsa