Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Dinilai Abai Selesaikan Pelanggaran HAM, Tiga Hal Dijadikan Dalih

Kompas.com - 04/12/2017, 17:39 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Amnesty International Indonesia, Usman Hamid, menyebut ada tiga fokus pemerintah yang justru menjadi dalih dan menenggelamkan isu hak asasi manusia (HAM).

Akibatnya, menurut dia, penyelesaian pelanggaran HAM masa lalu pun menjadi lamban direalisasikan.

"Tiga fokus tersebut adalah pertumbuhan ekonomi, moralitas, dan persatuan. Tiga fokus itu membuat penyelesaian kasus HAM masa lalu tenggelam, sekaligus menjadi pembenaran baru pelanggaran HAM di masa kini," kata Usman dalam peresmian kantor Amnesty International Indonesia, di Jakarta, Senin (4/12/2017).

Usman lebih lanjut menuturkan, janji Presiden Joko Widodo yang dituangkan dalam Nawacita untuk menuntaskan kasus pelanggaran HAM seperti Tragedi 1965 atau Tragedi Semanggi-Trisakti, belum dipenuhi di tahun ketiga masa jabatannya.

(Baca juga: Kontras Nilai Pidato Jokowi Abai soal Hak Asasi Manusia)

Menurut Usman, perhatian pemerintah tersedot dalam upaya memajukan pertumbuhan ekonomi melalui pembangunan infrastruktur.

Diskusi dan peresmian kantor Amnesty International Indonesia,di Jakarta, Senin (4/12/2017).KOMPAS.com/ESTU SURYOWATI Diskusi dan peresmian kantor Amnesty International Indonesia,di Jakarta, Senin (4/12/2017).
Perhatian pemerintah juga tersedot dalam upaya mengatasi kelompok konservatif yang dianggap anti-Pancasila.

Namun, disayangkan Usman, pemerintah justru menggunakan narasi nasionalisme yang sempit untuk memperkuat hegemoni kekuasaan.

"Berbagai kebijakan pemerintah di tiga fokus ini juga banyak menimbulkan kasus pelanggaran HAM baru di Indonesia," tutur dia.

(Baca juga: Pembangunan Ekonomi yang Melanggar HAM Harus Ditolak)

Misalnya, sebut Usman, penggusuran paksa demi pertumbuhan ekonomi, pemidanaan atas dasar penistaan agama, dan pemenjaraan mereka yang dianggap membahayakan persatuan.

Kasus penggusuran paksa, misalnya, terjadi dalam proyek pembangunan bandara di Majalengka Jawa Barat dan New Yogyakarta International Airport (NYIA), Kulonprogo, Yogyakarta.

Kompas TV Luka Sejarah 98 - Singkap
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ke Kader yang Akan Ikut Pilkada, Megawati: Kalau Bohong, Lebih Baik Tidak Usah

Ke Kader yang Akan Ikut Pilkada, Megawati: Kalau Bohong, Lebih Baik Tidak Usah

Nasional
Hakim: Hinaan Rocky Gerung Bukan ke Pribadi Jokowi, tetapi kepada Kebijakan

Hakim: Hinaan Rocky Gerung Bukan ke Pribadi Jokowi, tetapi kepada Kebijakan

Nasional
Belum Putuskan Maju Pilkada di Mana, Kaesang: Lihat Dinamika Politik

Belum Putuskan Maju Pilkada di Mana, Kaesang: Lihat Dinamika Politik

Nasional
Jokowi Bakal Diberi Posisi Terhormat, PDI-P: Untuk Urusan Begitu, Golkar Paling Sigap

Jokowi Bakal Diberi Posisi Terhormat, PDI-P: Untuk Urusan Begitu, Golkar Paling Sigap

Nasional
PPP Jadi Partai yang Gugat Sengketa Pileg 2024 Terbanyak

PPP Jadi Partai yang Gugat Sengketa Pileg 2024 Terbanyak

Nasional
Wapres Doakan Timnas Indonesia Melaju ke Final Piala Asia U23

Wapres Doakan Timnas Indonesia Melaju ke Final Piala Asia U23

Nasional
Ada 297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Pengacara dari 8 Firma Hukum

Ada 297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Pengacara dari 8 Firma Hukum

Nasional
Novel Baswedan dkk Laporkan Nurul Ghufron ke Dewas KPK, Dianggap Rintangi Pemeriksaan Etik

Novel Baswedan dkk Laporkan Nurul Ghufron ke Dewas KPK, Dianggap Rintangi Pemeriksaan Etik

Nasional
Kumpulkan Seluruh Kader PDI-P Persiapan Pilkada, Megawati: Semangat Kita Tak Pernah Pudar

Kumpulkan Seluruh Kader PDI-P Persiapan Pilkada, Megawati: Semangat Kita Tak Pernah Pudar

Nasional
Indonesia U-23 Kalahkan Korsel, Wapres: Kita Gembira Sekali

Indonesia U-23 Kalahkan Korsel, Wapres: Kita Gembira Sekali

Nasional
Jokowi Tunjuk Luhut Jadi Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional

Jokowi Tunjuk Luhut Jadi Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional

Nasional
Di Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional, Fahira Idris Sebut Indonesia Perlu Jadi Negara Tangguh Bencana

Di Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional, Fahira Idris Sebut Indonesia Perlu Jadi Negara Tangguh Bencana

Nasional
297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Bukti Hadapi Sidang di MK

297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Bukti Hadapi Sidang di MK

Nasional
Meski Anggap Jokowi Bukan Lagi Kader, Ini Alasan PDI-P Tak Tarik Menterinya dari Kabinet

Meski Anggap Jokowi Bukan Lagi Kader, Ini Alasan PDI-P Tak Tarik Menterinya dari Kabinet

Nasional
Rancangan Peraturan KPU, Calon Kepala Daerah Daftar Pilkada 2024 Tak Perlu Lampirkan Tim Kampanye

Rancangan Peraturan KPU, Calon Kepala Daerah Daftar Pilkada 2024 Tak Perlu Lampirkan Tim Kampanye

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com