Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Enam Bulan Menanti Titik Terang Pengungkapan Kasus Novel Baswedan

Kompas.com - 12/10/2017, 05:54 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Enam bulan pasca-peristiwa penyiraman air keras terhadap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan, sejumlah perwakilan dari organisasi masyarakat sipil mendatangi Gedung KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (11/10/2017).

Elemen pegiat anti-korupsi yang tergabung dalam Koalisi Masyarakat Sipil Peduli KPK itu menggelar konferensi pers di Halaman Gedung KPK sambil membawa poster bertuliskan #KamiTetapBersamaNovel.

Perwakilan dari Indonesia Corruption Watch (ICW) Lalola Easter mengatakan, koalisi menagih ketegasan Pimpinan KPK, Kepolisian, dan Presiden Joko Widodo untuk menuntaskan kasus penyerangan Novel.

Hingga saat ini, kata Lalola, belum ada perkembangan berarti dari proses penanganan perkara oleh pihak Kepolisian.

"Pada intinya kedatangan kami menagih bukan hanya kepada pimpinan KPK tapi juga kepada Presiden karena kami luput melihat respon yang cepat dan tegas dari pimpinan KPK, juga terkait penanganan perkara di Kepolisian. Sampai sekarang kita belum tahu perkembangannya," ujar Lalola saat menggelar konferensi pers di halaman gedung KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (11/10/2017).

Baca: 180 Hari Berlalu, Penyerang Novel Baswedan Belum Juga Terungkap

Menurut Lalola, ada kejanggalan apabila polisi tidak bisa mengungkap pelaku penyerangan Novel.

Dalam kasus tersebut, tindakan pelaku dikategorikan sebagai tindak pidana umum. Sementara dalam kasus lain, Bareskrim Polri bisa lebih cepat menuntaskan kasus yang serupa.

Di sisi lain, kata Lalola, polisi dan masyarakat sudah menerima banyak informasi terkait peristiwa teror yang dialami Novel.

"Padahal sudah banyak info yang diketahui aparat penegak hukum atau pun publik secara umum soal kejanggalan teror Novel. Kasus ini kan sebetulnya tindak pidana yang sifatnya umum. Makanya jadi aneh Bareskrim Polri yang notabene cepat soal tipidum (tindak pidana umum), tapi soal ini berlarut-larut," ujar dia.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak menilai, penuntasan kasus Novel hanya bisa terjadi apabila Presiden Joko widodo bersikap tegas.

Salah satunya dengan membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) Kasus Novel.

Baca: KPK Tagih Tindak Lanjut Polisi dalam Kasus Novel Baswedan

Menurut Dahnil, lambatnya penanganan proses perkara menunjukkan bahwa kepolisian tidak memiliki keinginan untuk menuntaskan kasus Novel.

"Kita tak menerima ada perkembangan positif terkait kasus Novel. Maka sampai pada kesimpulan, saya pribadi pesimistis kasus ini mau diungkap oleh kepolisian. Harapan kami, kami gantungkan kepada orang yang paling berkuasa di negara ini yaitu Presiden RI," ujar Dahnil.

Sementara itu, Juru Bicara KPK Febri Diansyah menegaskan bahwa KPK melihat kasus Novel bukan sebagai penyerangan terhadap individu, melainkan sebagai serangan terhadap kerja-kerja KPK dalam agenda pemberantasan korupsi.

KPK, kata Febri, berharap kepolisian secepatnya mengungkap pelaku dan dalang penyerangan Novel Baswedan.

"Tentu saja KPK sejak awal melihat penyerangan Novel bukan penyerangan individu tapi kami pandang sebagai serangan terhadap kerja-kerja KPK. Oleh karena itu, komitmen KPK seluruh jajaran ingin agar pelaku penyerangan ini segera diungkap karena itu harapan kita semua," kata Febri.

Dalam konferensi pers tersebut hadir pula perwakilan Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) Putri Kanesia, Direktur LBH Jakarta Alghifari Aqsa, perwakilan Pusat Studi Kebijakan dan Hukum (PSHK) Miko Ginting dan Pangeran Siahaan.

Kompas TV Keluarga besama dengan kerabat dan tetangga menggelar pengajian untuk mendoakan kesehatan Novel Baswedan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ikut Kabinet atau Oposisi?

Ikut Kabinet atau Oposisi?

Nasional
Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Nasional
Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Nasional
Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Nasional
Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Nasional
PM Singapura Bakal Kunjungi RI untuk Terakhir Kali Sebelum Lengser

PM Singapura Bakal Kunjungi RI untuk Terakhir Kali Sebelum Lengser

Nasional
Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Nasional
Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Nasional
Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

Nasional
Ibarat Air dan Minyak, PDI-P dan PKS Dinilai Sulit untuk Solid jika Jadi Oposisi Prabowo

Ibarat Air dan Minyak, PDI-P dan PKS Dinilai Sulit untuk Solid jika Jadi Oposisi Prabowo

Nasional
Jokowi Doakan Timnas U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

Jokowi Doakan Timnas U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

Nasional
Menlu Retno Laporkan Hasil Kunjungan ke Vietnam ke Jokowi

Menlu Retno Laporkan Hasil Kunjungan ke Vietnam ke Jokowi

Nasional
Gugatan di PTUN Jalan Terus, PDI-P Bantah Belum 'Move On'

Gugatan di PTUN Jalan Terus, PDI-P Bantah Belum "Move On"

Nasional
Menlu Singapura Temui Jokowi, Bahas Kunjungan PM untuk Leader's Retreat

Menlu Singapura Temui Jokowi, Bahas Kunjungan PM untuk Leader's Retreat

Nasional
Hasto Sebut Ganjar dan Mahfud Akan Dapat Tugas Baru dari Megawati

Hasto Sebut Ganjar dan Mahfud Akan Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com