Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Isu Pemecatan Fahri Hamzah, Gaduh PKS Hanya Akan Jadi Tertawaan Publik

Kompas.com - 04/04/2016, 08:54 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pengamat politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio, menilai, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) saat ini sangat terlihat ingin menyingkirkan sosok Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah. Hal tersebut menurut dia dilatari oleh dua hal.

Pertama, rezim pengurus baru PKS tersebut secara "telanjang" menunjukkan bahwa mereka menginginkan kekuasaan di pucuk pimpinan DPR.

"Salah? Ya enggak salah karena politik ujung-ujungnya kekuasaan. Tetapi, ini terlalu telanjang dan gamblang mengisyaratkannya," kata Hendri saat dihubungi, Senin (4/4/2016).

Adapun hal kedua adalah bisa saja disebabkan oleh isu reshuffle kabinet yang belakangan menguat.

Hendri mengatakan, bisa jadi ada keinginan PKS untuk mendapatkan kursi di kabinet sehingga sosok kader yang doyan mengkritik pemerintahan seperti Fahri dianggap perlu disingkirkan. 

(Baca: Fahri Hamzah Dikabarkan Dipecat dari PKS)

Kegaduhan politik yang ditimbulkan akibat isu pemberhentian Fahri ini juga dinilai sebagai kegaduhan yang tak perlu dan diciptakan sendiri oleh internal PKS. Bahkan, Hendri menduga, isu ini justru akan menjadi bahan tertawaan publik.

Kegaduhan pun juga akan timbul karena Fahri memiliki pendukung.

"Ini akan jadi bahan tertawaan publik saja sebuah partai yang katanya sejahtera, adem, sesuai dengan syariah, terus ribut sendiri dengan kekuasaan dan kekuasaannya internal. Sebetulnya kan bisa dibicarakan baik-baik. Tidak perlu sampai pemecatan," kata dia.

Namun, dari segi positifnya, lanjut Hendri, isu ini setidaknya akan membuat perbincangan tentang PKS meningkat. Terlebih lagi, para haters Fahri pasti akan mendukung langkah rezim pengurus PKS ini.

(Baca: Sohibul Iman Benarkan Ada Putusan Mahkamah Partai Terkait Fahri Hamzah)

Meski begitu, Hendri menyayangkan kegaduhan tersebut. Pasalnya, jelang pilkada serentak 2017, banyak pekerjaan rumah bagi PKS, termasuk untuk menentukan kandidat calon kepala daerah yang akan diusungnya.

"Pilkada DKI, misalnya, belum tentukan calonnya siapa. Jadi, kegaduhan ini tambah kerjaan saja," kata dia.

Kalaupun nantinya kursi Fahri di DPR akan digantikan oleh orang baru, kata dia, diperkirakan orang baru tersebut perlu waktu untuk beradaptasi dan sejajar dengan pimpinan lama, apalagi jika pamornya kalah dengan Fahri.

"Fahri itu kan memang citranya geng Setya Novanto, Fadli. Pastinya kalau ada orang baru akan berbeda haluannya," tutur juru bicara Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (Kedai Kopi) ini.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Terkini Lainnya

Bamsoet Sebut Golkar Siapkan Karpet Merah jika Jokowi dan Gibran Ingin Gabung

Bamsoet Sebut Golkar Siapkan Karpet Merah jika Jokowi dan Gibran Ingin Gabung

Nasional
ICW Desak KPK Panggil Keluarga SYL, Usut Dugaan Terlibat Korupsi

ICW Desak KPK Panggil Keluarga SYL, Usut Dugaan Terlibat Korupsi

Nasional
Jokowi Masih Godok Susunan Anggota Pansel Capim KPK

Jokowi Masih Godok Susunan Anggota Pansel Capim KPK

Nasional
Bamsoet Ingin Bentuk Forum Pertemukan Prabowo dengan Presiden Sebelumnya

Bamsoet Ingin Bentuk Forum Pertemukan Prabowo dengan Presiden Sebelumnya

Nasional
Senyum Jokowi dan Puan saat Jumpa di 'Gala Dinner' KTT WWF

Senyum Jokowi dan Puan saat Jumpa di "Gala Dinner" KTT WWF

Nasional
ICW Minta MKD Tegur Hugua, Anggota DPR yang Minta 'Money Politics' Dilegalkan

ICW Minta MKD Tegur Hugua, Anggota DPR yang Minta "Money Politics" Dilegalkan

Nasional
Momen Jokowi Bertemu Puan sebelum 'Gala Dinner' WWF di Bali

Momen Jokowi Bertemu Puan sebelum "Gala Dinner" WWF di Bali

Nasional
Anak SYL Percantik Diri Diduga Pakai Uang Korupsi, Formappi: Wajah Buruk DPR

Anak SYL Percantik Diri Diduga Pakai Uang Korupsi, Formappi: Wajah Buruk DPR

Nasional
Vibes Sehat, Perwira Pertamina Healing dengan Berolahraga Lari

Vibes Sehat, Perwira Pertamina Healing dengan Berolahraga Lari

Nasional
Nyalakan Semangat Wirausaha Purna PMI, Bank Mandiri Gelar Workshop “Bapak Asuh: Grow Your Business Now!”

Nyalakan Semangat Wirausaha Purna PMI, Bank Mandiri Gelar Workshop “Bapak Asuh: Grow Your Business Now!”

Nasional
Data ICW: Hanya 6 dari 791 Kasus Korupsi pada 2023 yang Diusut Pencucian Uangnya

Data ICW: Hanya 6 dari 791 Kasus Korupsi pada 2023 yang Diusut Pencucian Uangnya

Nasional
UKT Meroket, Anies Sebut Keluarga Kelas Menengah Paling Kesulitan

UKT Meroket, Anies Sebut Keluarga Kelas Menengah Paling Kesulitan

Nasional
Anies Ungkap Kekhawatirannya Mau Maju Pilkada: Pilpres Kemarin Baik-baik Nggak?

Anies Ungkap Kekhawatirannya Mau Maju Pilkada: Pilpres Kemarin Baik-baik Nggak?

Nasional
MKD DPR Diminta Panggil Putri SYL yang Diduga Terima Aliran Dana

MKD DPR Diminta Panggil Putri SYL yang Diduga Terima Aliran Dana

Nasional
Kemenag: Jemaah Umrah Harus Tinggalkan Saudi Sebelum 6 Juni 2024

Kemenag: Jemaah Umrah Harus Tinggalkan Saudi Sebelum 6 Juni 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com