Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

LP3ES Nilai Platform Digital Tak Serius Antisipasi Hoaks dan Ujaran Kebencian di Medsos

Kompas.com - 02/03/2023, 14:27 WIB
Vitorio Mantalean,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Lembaga Penelitian, Pendidikan, dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES) menilai platform-platform digital tidak serius untuk mengantisipasi hoaks dan ujaran kebencian yang berseliweran di media sosial.

Peneliti LP3ES, Wijayanto menilai bahwa hal ini bukan hanya terjadi di Indonesia menjelang Pemilu 2024, melainkan juga di tingkat global.

Wijayanto mengatakan, ketidakseriusan itu tercermin dari dua hal.

"Pertama, saya melihat adanya keengganan platform digital untuk duduk bersama dengan masyarakat sipil. Dalam beberapa seminar, platform digital menolak untuk hadir," ujar Wijayanto kepada Kompas.com di sela diskusi virtual yang digelar Universitas Paramadina, Kamis (2/3/2023).

Baca juga: Jelang Pemilu 2024, Polri Ingatkan Jajaran Jaga Netralitas Saat Gunakan Media Sosial

Ia mengungkapkan, dalam konferensi internasional bertajuk "Internet for Trust" yang diselenggarakan UNESCO di Paris, Perancis, pada 21-23 Februari 2023, platform-platform digital seperti Meta, TikTok, dan Twitter tidak mengirim delegasi.

Padahal, sebagai perusahaan multinasional yang memiliki pengaruh lebih kuat dari negara, mereka seharusnya memiliki tanggung jawab lebih untuk ikut berperan.

"Padahal, kalau kita mau platform digital bersih dari hoaks, mereka harus mau diajak bicara. Tapi mereka tidak datang," ujar Wijayanto.

Masalah kedua, dalam ragam kesempatan seminar berkaitan dengan moderasi konten, platform-platform digital ini disebut hanya mengirim humas dan penasihat kebijakan, atau posisi serupa.

Baca juga: Mahfud Sebut Selalu Ada Kecurangan dalam Pelaksanaan Pemilu

Hal ini dianggap tak membereskan persoalan. Sebab, sirkulasi konten di media sosial, termasuk yang mengandung ujaran kebencian dan hoaks, justru berkenaan dengan algoritma platform tersebut dan hal itu merupakan urusan engineer platform yang bersangkutan.

"Kita butuh bicara dengan para engineer dari media sosial itu. Masalahnya ada di engineer yang tidak peka pada konteks sosial. Mereka tidak mengerti apa itu hate speech, apa itu hoaks, apa itu discourse analysis, semiotika, dan lain sebagainya," kata Wijayanto.

"Selalu dikatakan ada algoritma dan lain-lain. Tetapi, bagaimana algoritma itu disusun dan cara kerjanya, logikanya seperti apa, kita tidak tahu, tidak transparan. Jadi, masalah untuk moderasi digital kurangnya kemauan platform untuk bicara dan terbuka," ujarnya lagi.

Masalah perbedaan pandangan

Di Indonesia, jelang Pemilu 2024, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI disebut siap menjalin kerja sama dengan sejumlah platform media sosial untuk moderasi konten di dunia maya.

Terbaru, Bawaslu RI duduk bareng dengan perwakilan TikTok Indonesia, yaitu Public Policy & Goverment Relation Manager Faris Mufid.

Baca juga: Komunitas Pemilu Bersih: Masalah Pemilu Saat Ini Tidak Hanya pada Politisi

Koordinator Divisi Pencegahan, Partisipasi Masyarakat, dan Humas Bawaslu RI, Lolly Suhenty, berharap rencana kerja sama ini dapat menciptakan fitur khusus Pemilu 2024 pada platform media sosial asal China tersebut, yakni tautan khusus informasi pemilu dan kanal pelaporan khusus pemilu.

“PR kita bersama ialah bagaimana percakapan yang ada di dunia digital mampu kita maksimalkan, percakapan positif bukan yang negatif, maka karena itu kita butuh kerja sama kita semua,” kata Lolly dikutip situs resmi Bawaslu RI, Minggu (12/2/2023).

Halaman:


Terkini Lainnya

Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

BrandzView
Saksi Sebut SYL Bayar Biduan Rp 100 Juta Pakai Duit Kementan

Saksi Sebut SYL Bayar Biduan Rp 100 Juta Pakai Duit Kementan

Nasional
Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

Nasional
Menginspirasi, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari Kementerian LHK

Menginspirasi, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari Kementerian LHK

Nasional
Prabowo Terima Menhan Malaysia, Jalin Kerja Sama Industri Pertahanan dan Pertukaran Siswa

Prabowo Terima Menhan Malaysia, Jalin Kerja Sama Industri Pertahanan dan Pertukaran Siswa

Nasional
Satgas Rafi 2024 Usai, Pertamina Patra Niaga Apresiasi Penindakan Pelanggaran SPBU oleh Aparat

Satgas Rafi 2024 Usai, Pertamina Patra Niaga Apresiasi Penindakan Pelanggaran SPBU oleh Aparat

Nasional
TNI dan Perwakilan Militer Indo-Pasifik Gelar Perencanaan Akhir Latma Super Garuda Shield 2024

TNI dan Perwakilan Militer Indo-Pasifik Gelar Perencanaan Akhir Latma Super Garuda Shield 2024

Nasional
Cegah Penyalahgunaan, Satgas Pangan Polri Awasi Distribusi Perusahaan Gula di Jawa Timur

Cegah Penyalahgunaan, Satgas Pangan Polri Awasi Distribusi Perusahaan Gula di Jawa Timur

Nasional
Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali, Panglima Agus Minta Bais TNI Mitigasi Ancaman

Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali, Panglima Agus Minta Bais TNI Mitigasi Ancaman

Nasional
Kisah Ayu, Bidan Dompet Dhuafa yang Bantu Persalinan Saat Karhutla 

Kisah Ayu, Bidan Dompet Dhuafa yang Bantu Persalinan Saat Karhutla 

Nasional
Dinilai Berhasil, Zulhas Diminta PAN Jatim Jadi Ketum PAN 2025-2030

Dinilai Berhasil, Zulhas Diminta PAN Jatim Jadi Ketum PAN 2025-2030

Nasional
Jokowi Bagikan 10.300 Sertifikat Tanah Hasil Redistribusi di Banyuwangi

Jokowi Bagikan 10.300 Sertifikat Tanah Hasil Redistribusi di Banyuwangi

Nasional
TNI AL Latihan Pendaratan Amfibi di Papua Barat, Libatkan 4 Kapal Perang

TNI AL Latihan Pendaratan Amfibi di Papua Barat, Libatkan 4 Kapal Perang

Nasional
Tengah Fokus Urus Pilkada, Cak Imin Bilang Jatim Bakal Ada Kejutan

Tengah Fokus Urus Pilkada, Cak Imin Bilang Jatim Bakal Ada Kejutan

Nasional
Targetkan Sertifikasi 126 Juta Bidang Tanah, Jokowi: Presiden Baru Tinggal Urus Sisanya, Paling 3-6 Juta

Targetkan Sertifikasi 126 Juta Bidang Tanah, Jokowi: Presiden Baru Tinggal Urus Sisanya, Paling 3-6 Juta

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com