Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat: Jangan Sampai Pemilu 2024 Jadi Perpisahan PPP dari Senayan

Kompas.com - 06/09/2022, 09:24 WIB
Tatang Guritno,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam mengatakan kisruh di tubuh Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dapat membuatnya terlempar dari Parlemen di Pemilu 2024.

Ia menilai konflik itu bisa membuat kinerja mesin partai tidak optimal dalam menarik dukungan konstituen.

“Jika kondisi itu dibiarkan ancaman degradasi parliamentary threshold 4 persen akan membayangi PPP,” ujar Umam dalam keterangannya, Senin (5/9/2022).

Baca juga: Suharso Monoarfa Dicopot, Ini Daftar Ketua Umum PPP

“Jangan sampai Pemilu 2024 menjadi pemilu perpisahan bagi PPP dari jajaran elit partai Senayan,” sambungnya.

Adapun dalam Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) PPP di Banten, Minggu (4/9/2022) Suharso diberhentikan dari jabatan ketua umum.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Bappenas itu diganti oleh Ketua Majelis Pertimbangan PPP Muhammad Mardiono.

Baca juga: Panas di Acara PPP Usai Pencopotan Suharso Monoarfa, Waketum Beri Penjelasan

Umam memandang, situasi tersebut juga tak menguntungkan PPP pada dua hal.

Pertama, proses verifikasi berkas calon peserta Pemilu 2024 yang tengah berlangsung di Komisi Pemilihan Umum (KPU). Sebab sangat mungkin dualisme di internal PPP berkembang hingga proses peradilan.

“Jika konflik internal ini terus berlanjut menjadi sengketa hukum di tingkat PTUN dan Mahkamah Agung (MA),” katanya.

Kedua, potensi keputusan politik Suharso yang kemudian diubah oleh Mardiono sebagai penggantinya.

Baca juga: Teriakan Capek, Bohong, Turun Penuhi Acara PPP yang Tak Dihadiri Suharso dan Plt Ketum

Umam menjelaskan kepemimpinan baru bisa memutuskan untuk hengkang dari Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang dibangun PPP bersama Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Golkar.

“Maka PPP berpeluang dibawa untuk bergabung dengan koalisi lain, yang lebih merepresentasikan karakter nilai-nilai politik Islam, untuk menjaga basis pemilih loyalnya,” pungkas dia.

Sebelumnya Wakil Ketua Umum PPP Arsul Sani mengklaim tidak ada perpecahan di internal partainya.

Baca juga: Pencopotan Suharso Monoarfa dan Pamor PPP yang Kian Redup

Ia mengungkapkan pihaknya juga telah berkomunikasi dengan Suharso terkait pergantian jabatan ketua umum tersebut.

Bahkan Suharso tak disingkirkan, tapi tengah dicarikan jabatan baru.

“Kita ingin tempatkan beliau di posisi terhormat tapi tidak di puncak eksekutif partai,” sebut Arsul ditemui di Kompleks Parlemen Senayan, Senin.

Ia menampik jika pergantian jabatan itu semata-mata karena konflik antara Suharso dan sejumlah Majelis PPP.

Namun para kader ingin meningkatkan elektabilitas PPP yang dirasa tak berkembang signifikan dibawah kepemimpinan Suharso.

Baca juga: Pemberhentian Suharso Monoarfa dari Ketum PPP Dinilai Dapat Mengancam Elektoral Partai

“Barangkali teman-teman di bawah itu juga menginginkan itu karena selama ini, misalnya, kok merasa survei PPP (tidak) meningkat. Meskipun kerja-kerja konsolidasi itu sudah banyak dilakukan,” tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Nasional
'Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?'

"Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?"

Nasional
Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Nasional
Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Nasional
Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Nasional
Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Nasional
Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: 'Skincare' Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: "Skincare" Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Nasional
Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Nasional
'Jokowi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P Berkoalisi dengan Prabowo'

"Jokowi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P Berkoalisi dengan Prabowo"

Nasional
Projo Ungkap Kemungkinan Jokowi Akan Gabung Parpol Lain Setelah Tak Dianggap PDI-P

Projo Ungkap Kemungkinan Jokowi Akan Gabung Parpol Lain Setelah Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Jokowi Makan Mie Gacoan di NTB, Pesan Mi Level 0

Jokowi Makan Mie Gacoan di NTB, Pesan Mi Level 0

Nasional
Kaum Intelektual Dinilai Tak Punya Keberanian, Justru Jadi Penyokong Kekuasaan Tirani

Kaum Intelektual Dinilai Tak Punya Keberanian, Justru Jadi Penyokong Kekuasaan Tirani

Nasional
[POPULER NASIONAL] Para Sesepuh Kopassus Bertemu | Prabowo Ingin Libatkan Megawati Susun Kabinet

[POPULER NASIONAL] Para Sesepuh Kopassus Bertemu | Prabowo Ingin Libatkan Megawati Susun Kabinet

Nasional
Rute Transjakarta 9F Rusun Tambora - Pluit

Rute Transjakarta 9F Rusun Tambora - Pluit

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com