Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Ketua KPK Mewanti-wanti Ganjar dan Kepala Daerah di Jateng...

Kompas.com - 31/10/2017, 13:37 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Agus Rahardjo mewanti-wanti Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan jajaran kepala daerah di Provinsi Jawa Tengah untuk memajukan budaya integritas dalam dunia pendidikan di daerahnya.

Hal tersebut disampaikan Agus dalam workshop dengan tema "Pembangunan Budaya Integritas Bagi Kepala Daerah Beserta Wakilnya, Legislatif, dan Eksekutif se-Jawa Tengah" yang digelar di Auditorium Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kuningan, Jakarta, Selasa (31/10/2017).

Mengawali sambutannya, Agus meminta kegiatan workshop ini tidak menjadi secara seremonial semata.

Ia menyinggung kegiatan pendampingan oleh Ganjar terhadap para kepala daerah di Jawa Tengah dalam menandatangani pakta integritas di KPK. Namun, setelah itu salah satu kepala daerah di Jawa Tengah malah berurusan dengan KPK.

"Tidak lama kemudian Ibu Bupati Klaten yang ikut tanda tangan di sini berurusan dengan KPK," kata Agus.

(Baca juga: Sumpah Pemuda, Wakil Ketua KPK Ajak Pemuda Perangi Korupsi)

Contoh lain, lanjut Agus, ia pernah mendampingi Gubernur Bengkulu Ridwan Mukti yang mengumpulkan seluruh jajarannya untuk hal yang sama. Tak lama, Ridwan malah tersandung kasus di KPK.

"Yang paling akhir, bapak ibu lihat baru dua hari sebelumnya Presiden mewanti-wanti kepada seluruh bupati juga gubernur, kemudian salah satu bupati kita dari Nganjuk (jadi tersangka di KPK)," ujar Agus.

"Oleh karena itu saya wanti-wanti berpesan mohon tidak seremonial. Itu dilakukan dari hati nurani kalau memang kita ingin menegakan integritas," ujar Agus.

Agus mengatakan, dia menyadari melakukan perubahan itu tidaklah mudah. Sementara dari diri sendiri ingin berubah, belum tentu lingkungan sekitarnya mendukung hal tersebut.

Namun, Agus memberi masukan para kepala daerah ini bisa membentuk "island of integrity". Sehingga, nantinya terbentuk gugusan birokrasi berintegritas itu betul-betul mengedepankan kejujuran, transparansi, dan kerja keras.

"Value itu kita bangkitkan di sana dalam 'pulau kecil', mudah-mudahan nanti pada waktunya 'pulau-pulau' itu bergabung di dalam skala yang lebih luas, yang kita harapkan dalam Tanah Air kita, Indonesia," ujar Agus.

(Baca juga: Ketua KPK: Pemberantasan Korupsi Enggak Jalan di Tempat)

Agus juga menyadari, mengingatkan pentingnya integritas di usia dewasa tidaklah mudah. Ia berharap, Ganjar dan jajaran kepala daerah di Jateng, bisa mendorong menanamkan sikap integritas kepada anak-anak melalui dunia pendidikan.

"Oleh karena itu saya sangat berpesan, wanti-wanti ke bapak ibu yang kebetulan jadi kepala daerah, bupati, wakil bupati, maupun Pak Ganjar sendiri, mari pendidikan di tempat-tempat mulai kita kedepankan yang namanya integritas tadi," ujar Agus.

Agus mencontohkan, sejumlah negara-negara di wilayah Skandinavia, seperti Denmark dan Norwegia, dunia pendidikannya sudah menanamkan sikap integritas kepada anak-anak. Sikap itu misalnya jujur, menghargai orang lain, dan tidak mengambil barang yang bukan milik pribadinya.

"Itu dikedepankan dari kecil dan gurunya juga memberi contoh. Nah ini penting," ujar Agus.

Namun, di Indonesia, Agus mengungkapkan sudah lama dunia pendidikan tidak tersentuh lagi soal masalah integritas. Kadang ada contoh di mana guru juga tidak menunjukkan hal tersebut.

Misalnya, ada kasus di mana ketika kegiatan tur, guru-guru justru ikut kegiatan tersebut dengan gratis menggunakan dana yang terkumpul dari murid-murid.

"Guru kita setiap tahun piknik gratis tidak bayar, itu tidak boleh. Paling tidak pemda-nya nyumbang bayar, supaya tidak membebankan muridnya," ujar Agus.

Kompas TV Ini Hasil Survei Anti Korupsi Tahun 2017
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Wamenhan Terima Kunjungan Panglima AU Singapura, Bahas Area Latihan Militer

Wamenhan Terima Kunjungan Panglima AU Singapura, Bahas Area Latihan Militer

Nasional
Pengamat: Anies Ditinggal Semua Partai Pengusungnya, Terancam Tak Punya Jabatan Apapun

Pengamat: Anies Ditinggal Semua Partai Pengusungnya, Terancam Tak Punya Jabatan Apapun

Nasional
Pilkada 2024: Usia Calon Gubernur Minimum 30 Tahun, Bupati/Wali Kota 25 Tahun

Pilkada 2024: Usia Calon Gubernur Minimum 30 Tahun, Bupati/Wali Kota 25 Tahun

Nasional
Menlu Sebut Judi Online Jadi Kejahatan Transnasional, Mengatasinya Perlu Kerja Sama Antarnegara

Menlu Sebut Judi Online Jadi Kejahatan Transnasional, Mengatasinya Perlu Kerja Sama Antarnegara

Nasional
PDI-P Percaya Diri Hadapi Pilkada 2024, Klaim Tak Terdampak Jokowi 'Effect'

PDI-P Percaya Diri Hadapi Pilkada 2024, Klaim Tak Terdampak Jokowi "Effect"

Nasional
Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

Nasional
Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode Sejak Menang PIlpres 2019

Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode Sejak Menang PIlpres 2019

Nasional
Ikut Kabinet atau Oposisi?

Ikut Kabinet atau Oposisi?

Nasional
Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Nasional
Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Nasional
Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Nasional
Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Nasional
PM Singapura Bakal Kunjungi RI untuk Terakhir Kali Sebelum Lengser

PM Singapura Bakal Kunjungi RI untuk Terakhir Kali Sebelum Lengser

Nasional
Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Nasional
Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com