Salin Artikel

Saat Ketua KPK Mewanti-wanti Ganjar dan Kepala Daerah di Jateng...

Hal tersebut disampaikan Agus dalam workshop dengan tema "Pembangunan Budaya Integritas Bagi Kepala Daerah Beserta Wakilnya, Legislatif, dan Eksekutif se-Jawa Tengah" yang digelar di Auditorium Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kuningan, Jakarta, Selasa (31/10/2017).

Mengawali sambutannya, Agus meminta kegiatan workshop ini tidak menjadi secara seremonial semata.

Ia menyinggung kegiatan pendampingan oleh Ganjar terhadap para kepala daerah di Jawa Tengah dalam menandatangani pakta integritas di KPK. Namun, setelah itu salah satu kepala daerah di Jawa Tengah malah berurusan dengan KPK.

"Tidak lama kemudian Ibu Bupati Klaten yang ikut tanda tangan di sini berurusan dengan KPK," kata Agus.

Contoh lain, lanjut Agus, ia pernah mendampingi Gubernur Bengkulu Ridwan Mukti yang mengumpulkan seluruh jajarannya untuk hal yang sama. Tak lama, Ridwan malah tersandung kasus di KPK.

"Yang paling akhir, bapak ibu lihat baru dua hari sebelumnya Presiden mewanti-wanti kepada seluruh bupati juga gubernur, kemudian salah satu bupati kita dari Nganjuk (jadi tersangka di KPK)," ujar Agus.

"Oleh karena itu saya wanti-wanti berpesan mohon tidak seremonial. Itu dilakukan dari hati nurani kalau memang kita ingin menegakan integritas," ujar Agus.

Agus mengatakan, dia menyadari melakukan perubahan itu tidaklah mudah. Sementara dari diri sendiri ingin berubah, belum tentu lingkungan sekitarnya mendukung hal tersebut.

Namun, Agus memberi masukan para kepala daerah ini bisa membentuk "island of integrity". Sehingga, nantinya terbentuk gugusan birokrasi berintegritas itu betul-betul mengedepankan kejujuran, transparansi, dan kerja keras.

"Value itu kita bangkitkan di sana dalam 'pulau kecil', mudah-mudahan nanti pada waktunya 'pulau-pulau' itu bergabung di dalam skala yang lebih luas, yang kita harapkan dalam Tanah Air kita, Indonesia," ujar Agus.

Agus juga menyadari, mengingatkan pentingnya integritas di usia dewasa tidaklah mudah. Ia berharap, Ganjar dan jajaran kepala daerah di Jateng, bisa mendorong menanamkan sikap integritas kepada anak-anak melalui dunia pendidikan.

"Oleh karena itu saya sangat berpesan, wanti-wanti ke bapak ibu yang kebetulan jadi kepala daerah, bupati, wakil bupati, maupun Pak Ganjar sendiri, mari pendidikan di tempat-tempat mulai kita kedepankan yang namanya integritas tadi," ujar Agus.

Agus mencontohkan, sejumlah negara-negara di wilayah Skandinavia, seperti Denmark dan Norwegia, dunia pendidikannya sudah menanamkan sikap integritas kepada anak-anak. Sikap itu misalnya jujur, menghargai orang lain, dan tidak mengambil barang yang bukan milik pribadinya.

"Itu dikedepankan dari kecil dan gurunya juga memberi contoh. Nah ini penting," ujar Agus.

Namun, di Indonesia, Agus mengungkapkan sudah lama dunia pendidikan tidak tersentuh lagi soal masalah integritas. Kadang ada contoh di mana guru juga tidak menunjukkan hal tersebut.

Misalnya, ada kasus di mana ketika kegiatan tur, guru-guru justru ikut kegiatan tersebut dengan gratis menggunakan dana yang terkumpul dari murid-murid.

"Guru kita setiap tahun piknik gratis tidak bayar, itu tidak boleh. Paling tidak pemda-nya nyumbang bayar, supaya tidak membebankan muridnya," ujar Agus.

https://nasional.kompas.com/read/2017/10/31/13370191/saat-ketua-kpk-mewanti-wanti-ganjar-dan-kepala-daerah-di-jateng

Terkini Lainnya

Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Nasional
Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Nasional
Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Nasional
Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Nasional
Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Nasional
SYL Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta Pakai Uang Hasil Memeras Anak Buah

SYL Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta Pakai Uang Hasil Memeras Anak Buah

Nasional
Anggota Komisi X DPR Haerul Amri Meninggal Saat Kunjungan Kerja

Anggota Komisi X DPR Haerul Amri Meninggal Saat Kunjungan Kerja

Nasional
Polri Desak Kepolisian Thailand Serahkan Fredy Pratama ke Indonesia Jika Tertangkap

Polri Desak Kepolisian Thailand Serahkan Fredy Pratama ke Indonesia Jika Tertangkap

Nasional
Jokowi Sebut 3 Hal yang Ditakuti Dunia, Wamenkeu Beri Penjelasan

Jokowi Sebut 3 Hal yang Ditakuti Dunia, Wamenkeu Beri Penjelasan

Nasional
Soal 'Presidential Club', Djarot PDI-P: Pak Prabowo Kurang Pede

Soal "Presidential Club", Djarot PDI-P: Pak Prabowo Kurang Pede

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke