JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Luar Negeri menyerahkan empat orang anak buah kapal (ABK) asal Indonesia kepada pihak keluarga.
Mereka disandera oleh perompak Somalia sejak 26 Maret 2012.
Empat orang ABK tersebut merupakan bagian dari 26 sandera kapal ikan berbendera Oman, yang antara lain terdiri dari warga negara Filipina, Indonesia, Kamboja, Taiwan, China, dan Vietnam.
Mereka adalah Sudirman (24) asal Medan, Sumatera Utara; Supardi (34) asal Cirebon, Jawa Barat; Adi Manurung (32) asal Medan, Sumatera Utara; dan Elson Pesireron (32) asal Seram, Ambon.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, upaya pembebasan sandera berlangsung sejak Januari 2015 atas perintah Presiden Joko Widodo.
(Baca: Ini Kronologi Pembebasan 4 WNI yang Disandera Perompak Somalia Selama 4,5 Tahun)
"Pembebasan dilakukan secara komprehensif termasuk berkoordinasi yang sangat erat dengan negara asal sandera," kata Retno, di Gedung Pancasila, Kemenlu, Jakarta, Senin (31/10/2016).
Retno menyebutkan, upaya pembebasan sandera berlangsung lama karena kompleksitas situasi di Somalia.
Selama 1,5 tahun, para sandera berada di dalam kapal dan tiga tahun di dataran Somalia.
Retno mencontohkan, salah satu kompleksitas masalah terjadi saat detik terakhir menjelang pelepasan sandera.
Saat itu, kelompok lain masih berusaha mengambil alih sandera.
Pada Minggu (23/10/2016), empat orang ABK tiba di Nairobi.
(Baca: Empat WNI Bebas Setelah Disandera 4,5 Tahun oleh Perompak Somalia)
Mereka dijemput oleh Duta Besar RI di Nairobi dan Tim Kemenlu yang dipimpin oleh Direktur Perlindungan WNI Lalu Muhammad Iqbal.
"Setelah meraka tiba, saya langsung bicara dengan Pak Sudirman dan saya hanya meyakinkan keempat sandera dalam kondisi baik," kata Retno.
Ia meminta Dubes RI untuk membawa keempat ABK ke Wisma Indonesia di Nairobi. Tempat tersebut dipilih untuk mengenalkan kembali para ABK dengan Indonesia.
"Wisma Indonesia, bukan di hotel. Agar Saudara kita langsung merasa masuk ke rumah Indonesia. Karena rumah Indonesia adalah rumah kita semua," ujar Retno.