Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Respons Gerindra dan PAN Saat Golkar Sebut Elektabilitas Ridwan Kamil di Jakarta Menurun

Kompas.com - 20/06/2024, 18:20 WIB
Novianti Setuningsih

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Di tengah semakin intensnya dorongan agar Golkar menugaskan Ridwan Kamil untuk maju di pemilihan kepala daerah (Pilkada) Jakarta 2024, partai yang dipimpin oleh Airlangga Hartarto itu justru menyebut bahwa elektabilitas mantan Gubernur Jawa Barat itu menurun.

Wakil Ketua Umum Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia menyebut, elektabilitas Ridwan Kamil di Jakarta semakin menurun saat ini.

Padahal, menurut Doli, elektabilitas Ridwan Kamil di Jakarta sempat naik ketika memasang billboard "On The Way Jakarta".

"Di Jakarta, ya dulu waktu pertama kali Ridwan Kamil memasang billboard 'on the way ke Jakarta', memang waktu itu punya daya kejut. Nah elektabilitasnya lumayan," ujar Doli saat ditemui di Kompleks Widya Chandra, Jakarta Selatan pada 19 Juni 2024.

Baca juga: Menanti Keputusan Golkar: Relakan Ridwan Kamil Maju Pilkada Jakarta atau Jaga Elektoral di Jabar untuk 2029

Dia mengatakan, elektabilitas Wakil Ketua Umum Partai Golkar itu turun ketika nama lain seperti Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), mulai disebut dalam bursa calon gubernur (cagub) Jakarta.

"Tetapi begitu nama-nama lain muncul, kemudian dicalonkan, didengungkan, muncul nama Anies Baswedan, muncul nama Basuki Tjahaja Purnama, segala macam, nah ini menurun elektabilitasnya, kalau kita melihat survei hari ini,” kata Doli.

Oleh karena itu, dia menyebut, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto memohon waktu kepada para ketua umum partai politik (parpol) koalisi pendukung Prabowo Subianto sebelum memutuskan apakah akan mendorong Ridwan Kamil maju di Pilkada DKI Jakarta atau tidak.

"Pak Airlangga dan ketum yang tergabung dalam KIM (Koalisi Indonesia Maju) sepakat kita butuh waktu," ujar Doli.

Namun, Doli tidak mengungkap secara detail hasil survei yang dimaksudkannya tersebut.

Baca juga: Golkar Masih Bahas Pencalonan RK di Pilkada, Pantau Terus Elektabilitas

Sebagaimana diketahui, nama Ridwan Kamil yang merupakan kader Partai Golkar adalah kandidat terkuat yang dimunculkan Koalisi Indonesia Maju untuk mengikuti kontestasi Pilkada Jakarta. Apalagi, setelah Anies Baswedan menyatakan diri siap kembali maju sebagai calon gubernur Jakarta.

Bahkan, Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan (Zulhas) mengaku sudah mengusulkan agar Ridwan Kamil maju sebagai calon gubernur (cagub) Jakarta kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam pertemuan dengan para ketua umum koalisi pendukung pemerintah di Istana Kepresidenan, Jakarta pada 14 Juni 2024.

Namun, Zulhas mengaku pertemuan tersebut belum menyepakati siapa sosok yang bakal mendampingi Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta.

Hanya saja, Demokrat menyebut semua parpol Koalisi Indonesia Maju sudah sepakat mengusung Ridwan Kamil sebagai cagub di Jakarta.

Baca juga: Golkar Sebut Elektabilitas Ridwan Kamil di Jakarta Merosot, PAN: Kami Tak Bisa Memaksakan

Golkar gamang

Partai Golkar memang nampak belum rela melepas Ridwan Kamil untuk maju di Pilkada Jakarta. Sebab, eks Gubernur Jawa Barat itu memiliki potensi besar menang jika maju sebagai petahana di Pilkada Jawa Barat (Jabar).

Hingga jelang akhir Juni atau dua bulan lagi menuju waktu pendaftaran bakal calon kepala daerah, Golkar masih belum memberikan jawaban atas ketertarikan Koalisi Indonesia Maju pada sosok Ridwan Kamil.

Terbaru, Doli bahkan mengemukakan bahwa warga Jabar menginginkan dipimpin kembali oleh Ridwan Kamil untuk periode kedua atau terakhir kalinya.

Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah mengatakan, Golkar memang bakal kehilangan kesempatan menjaga elektoral di Jabar untuk pemilihan umum (Pemilu) 2029 apabila merelakan Ridwan Kamil maju di Pilkada Jakarta.

Pasalnya, Golkar tidak memiliki sosok lain yang memiliki elektabilitas dan keberterimaan tinggi di Jawa Barat selain Ridwan Kamil saat ini.

Baca juga: Residu Pilpres di Balik Wacana Pengusungan Ridwan Kamil untuk Pilkada Jakarta

Ditambah lagi, Dedi menyebut, jumlah pemilih di Jawa Barat empat kali lebih banyak dari Jakarta. Diketahui, ada 35.714.901 pemilih di Jabar, sedangkan Jakarta 8.252.897 pemilih.

Apalagi, pada pemilihan legislatif (Pileg) 2024, Golkar diketahui menang di Jabar dengan 4.292.082 suara.

Oleh karena itu, menurut Dedi, wajar jika Golkar menjadi gamang untuk melepas Ridwan Kamil maju di Pilkada Jakarta.

Respons PAN

Menanggapi turunnya elektabilitas Ridwan Kamil di Jakarta, PAN menyebut, tidak bisa memaksa Golkar untuk menugaskan kadernya tersebut maju di Pilkada Jakarta 2024.

Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Viva Yoga Mauladi mengatakan, semua keputusan dikembalikan kepada Golkar sebagai rumah Ridwan Kamil.

"Soal Kang Emil (Ridwan Kamil) maju apa tidak, semuanya dikembalikan kepada Kang Emil sendiri dan kepada partainya, yaitu Partai Golkar, apakah kemudian keputusannya Partai Golkar itu mendukung Kang Emil di DKI atau Jawa Barat," ujar Viva saat dihubungi Kompas.com, Kamis (20/6/2024).

"Tentunya kami anggota koalisi tidak bisa memaksakan kehendak, karena itu adalah urusan internal dari Partai Golkar dan Kang Emil,” katanya melanjutkan.

Baca juga: Golkar: Ridwan Kamil Bersedia Maju di Pilkada Jakarta karena Berasumsi Anies Tak Ikut Lagi

Namun, dia menyebut bahwa semua pihak pasti ingin menang dalam kontestasi pilkada di setiap daerah.

"Semuanya tentu bertujuan ingin menang dalam pilkada, sehingga semua proses politik masih dinamis dan masih berlangsung. Nanti kita akan lihat perkembangannya,” kata Viva Yoga

Gerindra ingatkan Golkar

Hal senada juga dikatakan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Habiburokhman. Menurut dia, partainya tidak bisa memaksa agar Partai Golkar mengusung Ridwan Kamil untuk maju di Pilkada Jakarta 2024.

Habiburokhman mengatakan, Golkar diberikan waktu untuk mempertimbangkan terkait pengusungan Ridwan Kamil di Pilkada 2024. Meskipun, dia tetap menekankan bahwa Koalisi Indonesia Maju menginginkan kemenangan di Jakarta dan Jawa Barat sekaligus.

"Kalau mereka mau di Jawa Barat ya pasti diputuskan di Jawa Barat oleh mereka. Tapi, kami ingin sebaiknya di Jawa Barat kita menang, di Jakarta kita menang," kata Habiburokhman di Kompleks Parlemen, Jakarta, dikutip dari Antaranews, Kamis.

Dia pun berusaha menyakinkan Golkar dengan mengatakan bahwa sosok Ridwan Kamil memiliki peluang besar untuk melenggang ke Jakarta. Sebab, tipikal pemilih di Jakarta disebut cenderung positif terhadap sosok-sosok baru.

Baca juga: Gerindra Sebut Tak Bisa Paksa Golkar Usung Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta, tapi Ingatkan...

Selain itu, Habiburokhman menyebut, warga Jakarta merupakan pemilih yang kritis terhadap sosok incumbent atau petahana. Sehingga, peluang Ridwan Kamil yang bukan petahana di Jakarta lebih terbuka.

Dia lantas mencontohkan sejumlah nama incumbent yang tidak terpilih kembali. Seperti Fauzi Bowo sebagai incumbent yang kalah dari Joko Widodo saat Pilkada DKI Jakarta 2012. Lalu, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok sebagai incumbent juga kalah oleh Anies Baswedan saat Pilkada DKI Jakarta 2017.

"Kan dikategorikan incumbent, Pak Anies ini juga menjadi pertanyaan. Karena itu, Ridwan Kamil adalah sosok baru di Jakarta dalam konteks elektoral,” ujar Habiburokhman.

Sementara itu, terkait elektabilitas Ridwan Kamil yang menurun, dia mengatakan bahwa hasil survei selalu tidak sama dengan hasil akhir. Hal itu sebagaimana pengalamannya yang pernah menangani Pilkada Jakarta.

Kemudian, Habiburokhman mengatakan, Ridwan Kamil adalah sosok yang telah dikenal secara nasional karena pencapaian-pencapaiannya sebagai Gubernur Jawa Barat. Oleh karenanya, diyakini bisa tampil kompetitif jika berkompetisi di Jakarta.

Baca juga: Tanggapi Golkar soal Ridwan Kamil Merosot di Jakarta, Gerindra: Survei Selalu Tak Tepat

Sebut keputusan Ridwan Kamil

Secara terpisah, Ketua Harian Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad mengingatkan bahwa yang ingin maju ke Jakarta adalah Ridwan Kamil sendiri.

"Tetapi silakan dicek bahwa pada waktu itu kan yang minta mau maju Jakarta kan Pak Ridwan Kamil,” kata Dasco di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis.

Selain itu, menurut dia, keputusan mengusung Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta sudah berdasarkan pembicaraan bersama di Koalisi Indonesia Maju, termasuk Golkar di dalamnya.

"Ya enggak ada masalah. Jadi maksud saya itu kan keputusan untuk memajukan Kang Ridwan Kamil," ujar Dasco.

"Keputusan untuk memajukan Kang Ridwan Kamil pada waktu itu, itu adalah pembicaraan rapat koalisi. Termasuk ada Golkar,” katanya lagi.

Namun, Dasco juga mengindikasikan bahwa Ridwan Kamil bukan satu-satunya sosok yang kemungkinan didorong untuk maju di Pilkada Jakarta oleh Koalisi Indonesia Maju.

Dia mengatakan, pengusungan Ridwan Kamil di Jakarta juga sifatnya bukan sebuah keharusan.

"Nah bahwa kemudian ini ada hal-hal yang mesti dipertimbangkan, ya ini namanya dinamika, yang mungkin dinamika yang juga harus dibicarakan. Kita bukan kartu mati harus Pak Ridwan Kamil," ujar Dasco.

Baca juga: Gerindra Sebut Ridwan Kamil Bukan Kartu Mati untuk Pilkada Jakarta 2024

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Tanggal 2 Juli 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 2 Juli 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Anggota DPR: PDN Itu Seperti Brankas Berisi Emas dan Berlian, Obyek Vital

Anggota DPR: PDN Itu Seperti Brankas Berisi Emas dan Berlian, Obyek Vital

Nasional
Kuasa Hukum Sebut Staf Hasto Minta Perlindungan ke LPSK karena Merasa Dijebak KPK

Kuasa Hukum Sebut Staf Hasto Minta Perlindungan ke LPSK karena Merasa Dijebak KPK

Nasional
Kuasa Hukum Bantah Hasto Menghilang Setelah Diperiksa KPK

Kuasa Hukum Bantah Hasto Menghilang Setelah Diperiksa KPK

Nasional
Pejabat Pemerintah Dinilai Tak 'Gentle' Tanggung Jawab Setelah PDN Diretas

Pejabat Pemerintah Dinilai Tak "Gentle" Tanggung Jawab Setelah PDN Diretas

Nasional
Tutup Bulan Bung Karno, PDI-P Gelar 'Fun Run' hingga Konser di GBK Minggu Besok

Tutup Bulan Bung Karno, PDI-P Gelar "Fun Run" hingga Konser di GBK Minggu Besok

Nasional
Beri Sinyal Poros Ketiga di Pilkada Jakarta, PDI-P: Kami Poros Rakyat

Beri Sinyal Poros Ketiga di Pilkada Jakarta, PDI-P: Kami Poros Rakyat

Nasional
Kasus Ahli Waris Krama Yudha Jadi Momentum Reformasi Hukum Kepailitan dan PKPU di Indonesia

Kasus Ahli Waris Krama Yudha Jadi Momentum Reformasi Hukum Kepailitan dan PKPU di Indonesia

Nasional
Gaspol! Hari Ini: Di Balik Layar Pencalonan Anies Baswedan-Sohibul Iman

Gaspol! Hari Ini: Di Balik Layar Pencalonan Anies Baswedan-Sohibul Iman

Nasional
PAN Pertimbangkan Kaesang jika Ridwan Kamil Tak Maju di Pilkada DKI

PAN Pertimbangkan Kaesang jika Ridwan Kamil Tak Maju di Pilkada DKI

Nasional
PDI-P Buka Peluang Usung Anies Baswedan, tapi Tunggu Restu Megawati

PDI-P Buka Peluang Usung Anies Baswedan, tapi Tunggu Restu Megawati

Nasional
38 DPW PAN Dukung Zulhas untuk jadi Ketum Lagi

38 DPW PAN Dukung Zulhas untuk jadi Ketum Lagi

Nasional
PKS Usung Duet Anies-Sohibul, PDI-P Utamakan Kader Sendiri

PKS Usung Duet Anies-Sohibul, PDI-P Utamakan Kader Sendiri

Nasional
Waketum Nasdem: Kalau Parpol Punya Prinsip, Kenapa Tergantung 'Cawe-cawe' Jokowi?

Waketum Nasdem: Kalau Parpol Punya Prinsip, Kenapa Tergantung "Cawe-cawe" Jokowi?

Nasional
Ajak Hidup Sehat, Bank Mandiri Gelar Program Bakti Kesehatan untuk Abdi Dalem Keraton Ngayogyakarta

Ajak Hidup Sehat, Bank Mandiri Gelar Program Bakti Kesehatan untuk Abdi Dalem Keraton Ngayogyakarta

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com