Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PDI-P Buka Peluang Usung Anies Baswedan, tapi Tunggu Restu Megawati

Kompas.com - 29/06/2024, 18:39 WIB
Fika Nurul Ulya,
Ardito Ramadhan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto membuka peluang mengusung Anies Baswedan pada Pilkada Jakarta 2024, apalagi Ketua DPP PDI-P Puan Maharani juga menyebut Anies sebagai sosok yang menarik.

Namun, Hasto menekankan bahwa arah koalisi PDI-P di beberapa provinsi yang strategis seperti Jakarta masih menunggu arahan dari Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri.

"Mbak Puan mengatakan Pak Anies ini menarik. Tetapi kerja sama politik terhadap wilayah-wilayah yang sangat strategis itu kami menunggu arahan dari Ketua Umum PDI Perjuangan ibu Megawati yang terus mencermati hari ke hari seluruh dinamika politik yang berkembang," kata Hasto di Kompleks Gelora Bung Karno, Jakarta Pusat, Sabtu (29/6/2024).

Hasto mengungkapkan, pernyataan Puan Maharani tersebut lantas dikembangkan dengan mendengar komitmen dan suara dari akar rumput.

Baca juga: PKS Usung Duet Anies-Sohibul, PDI-P Utamakan Kader Sendiri

Menurut dia, kerja sama partai politik tidak boleh menghilangkan suara akar rumput mengingat pilkada tidak hanya soal elektabilitas semata.

"Kami mendengarkan suara akar rumput, mendengarkan suara wong cilik, komitmen di dalam memperbaiki nasib wong cilik," ujar Hasto.

Ia melanjutkan, potensi PDI-P mengusung Anies terbuka selayaknya Partai Nasionalis Indonesia (PNI) yang pernah bekerja sama dengan Partai Masyumi meski punya ideologi yang berbeda.

Hasto menyebutkan, ketika itu, kedua partai politik bekerja sama untukmenghadapi berbagai tantangan eksternal dan geopolitik global, termasuk kolonialisme Belanda.

Baca juga: Soal Peluang Usung Anies pada Pilkada Jakarta, PDI-P dan PKB Masih Mengkaji

Menurut Hasto, Indonesia saat ini juga menghadapi tantangan serupa yang perlu diatasi dengan kerja sama. Hal ini lanjut dia, akan menjadi pijakan bagi PDI-P untuk memutuskan kerja sama dengan sejumlah pihak.

"Sekarang kita juga menghadapi tantangan internal dan juga eksternal akibat geopolitik itu. Jadi ada perspektif historis yang juga bisa dijadikan pijakan oleh PDI-P," kata dia.

Hasto pun tidak memungkiri bahwa keinginan kerja sama politik memang telah mengalami pergeseran usai pilpres.

Menurut dia, pergeseran itu terjadi karena partai-partai politik melihat hasil pemilu dan dinamika politik di daerah masing-masing.

"Sehingga partai-partai yang telah lolos di dalam ujian-ujian melalui pemilu yang lalu, tentu PDI-P membangun komunikasi, karena pergeseran ini disertai dengan suatu kesadaran," kata dia.

Sejauh ini, Anies Baswedan telah mengantongi dukungan dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang memasangkan Anies dengan Sohibul Iman sebagai calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta.

PKS pun berharap dapat berkoalisi dengan PDI-P untuk menjamin Anies-Sohibul dapat berlaga pada Pilkada Jakarta 2024 karena sudah memenuhi ambang batas pencalonan.

Baca juga: Titik Temu Mewujudkan Koalisi PKS dan PDI-P pada Pilkada Jakarta

 

Halaman:


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com