Ia bilang "masih rapat dulu, saya harus melaporkan kepada DPP, perkembangan semua pilpres ini, kemudian berbagai macama termasuk keputusan MK yang baru saja kita dengarkan semua," katanya.
Baru pada pukul 19.50 WIB, Anies-Muhaimin memberikan pernyataan resmi melalui siaran video yang sudah direkam sebelumnya.
Dalam video itu, Anies memberikan ucapan selamat kepada Prabowo-Gibran atas kemenangan mereka berdua di Pilpres 2024.
"Kami sampaikan kepada Pak Prabowo dan Pak Gibran selamat menjalankan amanat konstitusi, selamat bekerja menunaikan harapan rakyat yang kini diembankan di atas pundak Bapak-bapak berdua," tutur Anies.
Dalam video tersebut, Anies juga menyinggung harapan yang ia titipkan kepada Prabowo untuk masa depan demokrasi Indonesia yang lebih baik.
Baca juga: Hakim MK Dinilai “Bermain Mata” Maklumi Politik Anggaran Gentong Babi di Sengketa Pilpres
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menyebut Prabowo sebagai seorang patriot. Sebab itu seorang patriot selayaknya menjaga demokrasi yang ada di Indonesia.
"Maka Prabowo tentu paham, bahwa dalam demokrasi yang baik, menerima keberadaan oposisi sebagai partner dalam bernegara. Menjaga keseimbangan dan independensi tiga cabang kekuasaan, yaitu eksekutif, legislatif dan yudikatif," ucap Anies.
Ia juga menitipkan pesan agar Prabowo bisa menjamin kebebasan media massa sebagai pilar keempat demokrasi.
Juga menjaga kebebasan berpendapat dan berkumpul untuk rakyat sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang.
"Dan sebagai seorang patriotrik, menurut saya, Prabowo akan mengembalikan dan menjaga nilai-nilai demokrasi ini di masa-masa Indonesia kedepan," katanya.
Baca juga: Gugatan Anies dan Ganjar Ditolak, Prabowo: Terima Kasih kepada MK yang Sudah Jalankan Tugas Berat
Meski telah menerima kekalahannya di Pilpres 2024, pasangan Anies-Muhaimin mengungkapkan rasa kecewanya terhadap proses pemilu ini.
Cak Imin mengatakan, putusan MK sebagai simbol tak ada yang bisa menghentikan laju pelemahan demokrasi di Indonesia.
"Putusan ini sebetulnya tidak mengejutkan, putusan hari ini mengkonfirmasi bahwa kita semua termasuk MK tak kuasa menghentikan laju pelemahan demokrasi di negeri kita tercinta," katanya.
Sedangkan Anies beberapa kali menyinggung proses pemilu yang dinilai problematik dan reformasi yang tergerus oleh nepotisme.
Baca juga: Cak Imin dan PKB Apresiasi 3 Hakim MK yang Dissenting Opinion dalam Putusan Sengketa Pilpres
"Perlu sensitvitas kita semua untuk terus-menerus menjaga agar amanat reformasi tidak tergerus walaupun proses penggerusannya berjalan pelan-pelan, sedikit-sedikit yang seringkali membuat kita terlena," katanya.
Sebab itu, dia memberikan pesan kepada para pendukungnya agar tetap menjaga stamina karena perjuangan untuk gerakan perubahan masih panjang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.