Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jabat Tangan Moeldoko-AHY Jadi Momen Menarik di Sidang Kabinet Jokowi

Kompas.com - 27/02/2024, 06:54 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Icha Rastika

Tim Redaksi

Setelah bersalaman, AHY memberikan salam dengan isyarat kepada Moeldoko. Keduanya lantas melanjutkan kegiatan menyapa para menteri lainnya.

Baca juga: Kronologi Perseteruan AHY dan Moeldoko, dari KLB Demokrat Deli Serdang hingga Jabat Tangan di Istana

Tak lama kemudian, sidang kabinet paripurna pun dimulai dengan dipimpin Presiden Joko Widodo.

Tak bertemu selama tiga tahun

Setelah sidang selesai, wartawan menantikan pernyataan Moeldoko dan AHY soal momen jabat tangan yang baru saja mereka lakukan.

Moeldoko yang terlebih dulu keluar dari Istana Negara itu memberikan penjelasan kepada wartawan.

Ia mengakui bahwa baru bertemu AHY sejak 2021 atau setelah tiga tahun sejak perselisihan kepengurusan Partai Demokrat dimulai.

Meski begitu, ia merasa jabat tangan yang dilakukannya dengan AHY biasa-biasa saja. Sebab keduanya kini merupakan rekan satu kabinet di pemerintahan Presiden Joko Widodo.

"Ini kan biasa. Namanya juga rekan satu kabinet ini biasa," ujar Moeldoko.

Ia pun mengaku tidak merasa canggung bersalaman dengan AHY. Bahkan sudah siap jika suatu saat nanti KSP mengudang AHY untuk rapat bersama.

Moeldoko pun memastikan perselisihan yang pernah terjadi di antara keduanya tidak menggangu kinerja di kabinet.

Sebab, saat ini yang perlu dipikirkan adalah efektivitas pemerintahan.

Meski demikian, Moeldoko tetap memberikan pesan kepada AHY, yakni agar Kementerian ATR/BPN bekerja keras merespons 1.911 aduan masyarakat mengenai persoalan tanah.

"Ya untuk di ATR BPN ada kira-kira 1.911 aduan masyarakat ini harus segera direspons kerja keras. Karena ini masyarakat ingin mendapatkan solusi," kata Moeldoko.

Baca juga: AHY Mengaku Belum Ada Rencana Berbincang Khusus dengan Moeldoko

Sementara itu, AHY yang keluar dari Istana Negara beberapa saat setelah Moeldoko menyatakan jabat tangan dengan Moeldoko sebagai bentuk menyambung silaturahmi.

Namun, ia menyatakan tidak ada obrolan khusus dengan Moeldoko.

"Oh enggak ngobrol. Yang penting salaman saja, menyambung silaturahmi," ujar AHY.

Saat ditanya bagaimana perasaannya saat bersalaman, AHY mengaku biasa saja.

Ia juga menyampaikan, meski bersalaman tidak ada ucapan selamat dari Moeldoko.

Lebih lanjut, AHY juga ditanya soal ajakan Moeldoko agar Kementerian ATR/BPN hadir di KSP untuk melakukan koordinasi. Ketua Umum Partai Demokrat itu menyatakan siap dan tak ingin mengungkit kembali perselisihan yang pernah terjadi.

"Ya siap saja. Saya ingin menjadi bagian utuh dari pemerintahan ini. Saya tidak ingin membesar-besarkan apa yang sudah lewat. Karena kalau itu berarti kita enggak maju-maju dong," kata dia.

"Yang jelas semua sudah kita lewati. Sebuah bagian dari perjalanan politik dari perjalanan Partai Demokrat juga. Saya anggap itu sebagai sebuah hal yang berharga untuk kita jadikan lessons learned," ucap dia.

Dapat atensi Jokowi dan warganet

Peristiwa jabat tangan antara Moeldoko dengan AHY mendapat juga mendapat atensi dari Presiden Jokowi.

Halaman:


Terkini Lainnya

Tanggal 14 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 14 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Soal Prabowo Tak Ingin Diganggu Pemerintahannya, Zulhas: Beliau Prioritaskan Bangsa

Soal Prabowo Tak Ingin Diganggu Pemerintahannya, Zulhas: Beliau Prioritaskan Bangsa

Nasional
Kemendesa PDTT Apresiasi Konsistensi Pertamina Dukung Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Wilayah Transmigrasi

Kemendesa PDTT Apresiasi Konsistensi Pertamina Dukung Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Wilayah Transmigrasi

Nasional
Pospek Kinerja Membaik, Bank Mandiri Raih Peringkat AAA dengan Outlook Stabil dari Fitch Ratings

Pospek Kinerja Membaik, Bank Mandiri Raih Peringkat AAA dengan Outlook Stabil dari Fitch Ratings

Nasional
Refly Harun Anggap PKB dan Nasdem 'Mualaf Oposisi'

Refly Harun Anggap PKB dan Nasdem "Mualaf Oposisi"

Nasional
Berharap Anies Tak Maju Pilkada, Refly Harun: Levelnya Harus Naik, Jadi 'King Maker'

Berharap Anies Tak Maju Pilkada, Refly Harun: Levelnya Harus Naik, Jadi "King Maker"

Nasional
Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Nasional
Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Nasional
Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Nasional
Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Nasional
Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Nasional
Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Nasional
Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Nasional
UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

Nasional
Jemaah Haji Tak Punya 'Smart Card' Terancam Deportasi dan Denda

Jemaah Haji Tak Punya "Smart Card" Terancam Deportasi dan Denda

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com