Setelah bersalaman, AHY memberikan salam dengan isyarat kepada Moeldoko. Keduanya lantas melanjutkan kegiatan menyapa para menteri lainnya.
Baca juga: Kronologi Perseteruan AHY dan Moeldoko, dari KLB Demokrat Deli Serdang hingga Jabat Tangan di Istana
Tak lama kemudian, sidang kabinet paripurna pun dimulai dengan dipimpin Presiden Joko Widodo.
Setelah sidang selesai, wartawan menantikan pernyataan Moeldoko dan AHY soal momen jabat tangan yang baru saja mereka lakukan.
Moeldoko yang terlebih dulu keluar dari Istana Negara itu memberikan penjelasan kepada wartawan.
Ia mengakui bahwa baru bertemu AHY sejak 2021 atau setelah tiga tahun sejak perselisihan kepengurusan Partai Demokrat dimulai.
Meski begitu, ia merasa jabat tangan yang dilakukannya dengan AHY biasa-biasa saja. Sebab keduanya kini merupakan rekan satu kabinet di pemerintahan Presiden Joko Widodo.
"Ini kan biasa. Namanya juga rekan satu kabinet ini biasa," ujar Moeldoko.
Ia pun mengaku tidak merasa canggung bersalaman dengan AHY. Bahkan sudah siap jika suatu saat nanti KSP mengudang AHY untuk rapat bersama.
Moeldoko pun memastikan perselisihan yang pernah terjadi di antara keduanya tidak menggangu kinerja di kabinet.
Sebab, saat ini yang perlu dipikirkan adalah efektivitas pemerintahan.
Meski demikian, Moeldoko tetap memberikan pesan kepada AHY, yakni agar Kementerian ATR/BPN bekerja keras merespons 1.911 aduan masyarakat mengenai persoalan tanah.
"Ya untuk di ATR BPN ada kira-kira 1.911 aduan masyarakat ini harus segera direspons kerja keras. Karena ini masyarakat ingin mendapatkan solusi," kata Moeldoko.
Baca juga: AHY Mengaku Belum Ada Rencana Berbincang Khusus dengan Moeldoko
Sementara itu, AHY yang keluar dari Istana Negara beberapa saat setelah Moeldoko menyatakan jabat tangan dengan Moeldoko sebagai bentuk menyambung silaturahmi.
Namun, ia menyatakan tidak ada obrolan khusus dengan Moeldoko.
"Oh enggak ngobrol. Yang penting salaman saja, menyambung silaturahmi," ujar AHY.
Saat ditanya bagaimana perasaannya saat bersalaman, AHY mengaku biasa saja.
Ia juga menyampaikan, meski bersalaman tidak ada ucapan selamat dari Moeldoko.
Lebih lanjut, AHY juga ditanya soal ajakan Moeldoko agar Kementerian ATR/BPN hadir di KSP untuk melakukan koordinasi. Ketua Umum Partai Demokrat itu menyatakan siap dan tak ingin mengungkit kembali perselisihan yang pernah terjadi.
"Ya siap saja. Saya ingin menjadi bagian utuh dari pemerintahan ini. Saya tidak ingin membesar-besarkan apa yang sudah lewat. Karena kalau itu berarti kita enggak maju-maju dong," kata dia.
"Yang jelas semua sudah kita lewati. Sebuah bagian dari perjalanan politik dari perjalanan Partai Demokrat juga. Saya anggap itu sebagai sebuah hal yang berharga untuk kita jadikan lessons learned," ucap dia.
Peristiwa jabat tangan antara Moeldoko dengan AHY mendapat juga mendapat atensi dari Presiden Jokowi.