Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jabat Tangan Moeldoko-AHY Jadi Momen Menarik di Sidang Kabinet Jokowi

Kompas.com - 27/02/2024, 06:54 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sidang kabinet paripurna pada Senin (26/2/2024) menjadi momen penting bagi hubungan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) yang juga Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko.

Sebab, kedua tokoh yang sebelumnya sempat berselisih soal kepengurusan Partai Demokrat itu akhirnya bertatap muka.

Tak hanya bertemu, keduanya pun saling sapa dan berjabat tangan di hadapan anggota Kabinet Indonesia Maju dan juga disaksikan awak media.

Baca juga: Salaman AHY dan Moeldoko Tanpa Makna, Demokrat Tuntut Permintaan Maaf

Sidang kabinet yang digelar pukul 09.30 WIB di Istana Negara tersebut membahas persiapan Ramadhan dan Idul Fitri 2024 serta penyusunan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) dan kebijakan fiskal untuk tahun 2025.

Bagi AHY yang baru menjadi anggota kabinet Presiden Jokowi, sidang pada Rabu merupakan yang pertama kali diikutinya.

Begitu memasuki Istana Negara pukul 09.15 WIB, AHY yang datang terlebih dulu dari Moeldoko langsung menyapa para seniornya di kabinet.

Mereka antara lain Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Hadi Tjahjanto, serta Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) Bambang Susantono.

Tak lama kemudian, tampak Moeldoko masuk ke Istana Negara pukul 09.26 WIB dan langsung menyapa para pejabat yang sudah hadir.

Tampak Moeldoko menyalami Ketua Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Wiranto dan Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto.

Baca juga: AHY Salaman dengan Moeldoko, Demokrat: Not Forgiven and Not Forgotten

Setelahnya, Moeldoko menyapa Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas serta Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Dito Ariotedjo.

Ketiganya kemudian berbincang singkat sementara AHY sedang berdiri tak jauh dari mereka.

Saat itu, AHY sedang berbincang dengan Menko Polhukam Hadi Tjahjanto. AHY tampak serius menyimak penjelasan dari Hadi yang sebelumnya memimpin Kementerian ATR/BPN itu.

Moeldoko masih melanjutkan kegiatan menyapa para pejabat. Kali ini, Moeldoko menyambut sapaan dari Jaksa Agung ST Burhanuddin dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar.

Ketiganya berdiri di belakang AHY dan Hadi Tjahjanto. Tiba-tiba, ST Burhanuddin mengarahkan lengan Moeldoko untuk mendekat ke AHY.

Sementara itu, Hadi Tjahjanto yang melihat langsung memberi hormat dan bersalaman dengan Moeldoko. Setelah itu Hadi bergegas mempersilahkan AHY untuk bersalaman dengan seniornya itu.

Tak menunggu lama, AHY dan Moeldoko akhirnya berjabat tangan dengan mantab disaksikan Hadi dan Siti Nurbaya yang ada di dekat mereka.

Hadi dan Siti Nurbaya tampak tersenyum lebar menyaksikan kedua rekannya itu bersalaman.

Sementara itu, wartawan yang menyaksikan momen itu spontan merespons dengan seruan, "Pak sini Pak. Mas AHY, Pak Moel (hadap) sini," kata wartawan meminta keduanya berpose jabat tangan agar bisa terekam kamera.


AHY dan Meoldoko kemudian berpose jabat tangan untuk wartawan.

Sementara itu, tampak Hadi Tjahjanto bertepuk tangan sambil memberi isyarat kepada para menteri lainnya bahwa AHY dan Moeldoko sudah bersalaman.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, dan Menteri KKP Sakti Wahyu Trenggono memandang mereka sambil tersenyum.

Setelah bersalaman, AHY memberikan salam dengan isyarat kepada Moeldoko. Keduanya lantas melanjutkan kegiatan menyapa para menteri lainnya.

Baca juga: Kronologi Perseteruan AHY dan Moeldoko, dari KLB Demokrat Deli Serdang hingga Jabat Tangan di Istana

Tak lama kemudian, sidang kabinet paripurna pun dimulai dengan dipimpin Presiden Joko Widodo.

Tak bertemu selama tiga tahun

Setelah sidang selesai, wartawan menantikan pernyataan Moeldoko dan AHY soal momen jabat tangan yang baru saja mereka lakukan.

Moeldoko yang terlebih dulu keluar dari Istana Negara itu memberikan penjelasan kepada wartawan.

Ia mengakui bahwa baru bertemu AHY sejak 2021 atau setelah tiga tahun sejak perselisihan kepengurusan Partai Demokrat dimulai.

Meski begitu, ia merasa jabat tangan yang dilakukannya dengan AHY biasa-biasa saja. Sebab keduanya kini merupakan rekan satu kabinet di pemerintahan Presiden Joko Widodo.

"Ini kan biasa. Namanya juga rekan satu kabinet ini biasa," ujar Moeldoko.

Ia pun mengaku tidak merasa canggung bersalaman dengan AHY. Bahkan sudah siap jika suatu saat nanti KSP mengudang AHY untuk rapat bersama.

Moeldoko pun memastikan perselisihan yang pernah terjadi di antara keduanya tidak menggangu kinerja di kabinet.

Sebab, saat ini yang perlu dipikirkan adalah efektivitas pemerintahan.

Meski demikian, Moeldoko tetap memberikan pesan kepada AHY, yakni agar Kementerian ATR/BPN bekerja keras merespons 1.911 aduan masyarakat mengenai persoalan tanah.

"Ya untuk di ATR BPN ada kira-kira 1.911 aduan masyarakat ini harus segera direspons kerja keras. Karena ini masyarakat ingin mendapatkan solusi," kata Moeldoko.

Baca juga: AHY Mengaku Belum Ada Rencana Berbincang Khusus dengan Moeldoko

Sementara itu, AHY yang keluar dari Istana Negara beberapa saat setelah Moeldoko menyatakan jabat tangan dengan Moeldoko sebagai bentuk menyambung silaturahmi.

Namun, ia menyatakan tidak ada obrolan khusus dengan Moeldoko.

"Oh enggak ngobrol. Yang penting salaman saja, menyambung silaturahmi," ujar AHY.

Saat ditanya bagaimana perasaannya saat bersalaman, AHY mengaku biasa saja.

Ia juga menyampaikan, meski bersalaman tidak ada ucapan selamat dari Moeldoko.

Lebih lanjut, AHY juga ditanya soal ajakan Moeldoko agar Kementerian ATR/BPN hadir di KSP untuk melakukan koordinasi. Ketua Umum Partai Demokrat itu menyatakan siap dan tak ingin mengungkit kembali perselisihan yang pernah terjadi.

"Ya siap saja. Saya ingin menjadi bagian utuh dari pemerintahan ini. Saya tidak ingin membesar-besarkan apa yang sudah lewat. Karena kalau itu berarti kita enggak maju-maju dong," kata dia.

"Yang jelas semua sudah kita lewati. Sebuah bagian dari perjalanan politik dari perjalanan Partai Demokrat juga. Saya anggap itu sebagai sebuah hal yang berharga untuk kita jadikan lessons learned," ucap dia.

Dapat atensi Jokowi dan warganet

Peristiwa jabat tangan antara Moeldoko dengan AHY mendapat juga mendapat atensi dari Presiden Jokowi.

Presiden memasang foto jabat tangan keduanya di unggahan feed Instagram resmi @jokowi.

Baca juga: Kronologi Perseteruan AHY dan Moeldoko, dari KLB Demokrat Deli Serdang hingga Jabat Tangan di Istana

Foto jabat tangan itu ditempatkan di slide ketiga unggahan.

Unggahan Presiden tersebut mendapat apresiasi warganet. Mereka memuji jabat tangan AHY dan Moeldoko yang dinilai melambangkan perdamaian.

Ada juga warganet yang menilai Jokowi mampu mendamaikan dua tokoh yang sebelumnya bermusuhan.

Selain Presiden, Menteri BUMN Erick Thohir mengunggah momen jabat tangan Moeldoko dan AHY di feed Instagram resminya @erickthohir.

Erick mengaku senang melihat pemimpin Indonesia bersatu.

"Senang melihat para pemimpin negeri ini bersatu untuk bisa memberikan yang terbaik untuk Indonesia. Terus bersama kita untuk memajukan Indonesia," demikian tulisnya dalam caption unggahannya. 

Ada pula Menpora Dito Ariotedjo yang membagikan Instagram story berisi foto Moeldoko dan AHY bersalaman.

"Jadi saksi perdamaian Mas @agusyudhoyono dan Pak @dr_moeldoko ???? Demi Indonesia Maju ????????," kata Dito lewat unggahan Instagram @ditoariotedjo.

Sebelumnya, AHY dan Moeldoko sempat berselisih soal kepengurusan Partai Demokrat.

Saat itu, terjadi gerakan untuk merebut Demokrat dari kepemimpinan AHY terjadi sejak awal 2021.

Sejumlah kader senior Demokrat seperti Jhoni Allen Marbun dan Marzuki Alie menginisiasi kongres luar biasa (KLB) di Deli Serdang dan menunjuk Moeldoko sebagai ketua umum tandingan.

Namun, Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) menyatakan kepengurusan Demokrat yang sah adalah yang berada di bawah kepemimpinan AHY.

Baca juga: AHY Salaman dengan Moeldoko, Demokrat: Not Forgiven and Not Forgotten

Setelahnya, pihak Moeldoko mengajukan gugatan ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Jakarta.

PTUN Jakarta menolak gugatan kubu KLB Deli Serdang terhadap Menkumham terkait pengesahan hasil KLB Partai Demokrat.

Pada 3 Maret 2023, AHY mengungkapkan bahwa Moeldoko masih berupaya "merebut" Partai Demokrat.

Ia menyebutkan, Moeldoko dan Jhoni Allen Marbun, mengajukan PK ke Mahkamah Agung (MA) terkait kepengurusan Partai Demokrat.

MA menolak peninjauan kembali (PK) yang dilayangkan kubu Moeldoko atas kepengurusan Partai Demokrat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Jokowi Bersepeda di CFD Sudirman-Thamrin sambil Menyapa Warga Jakarta

Jokowi Bersepeda di CFD Sudirman-Thamrin sambil Menyapa Warga Jakarta

Nasional
KPK Kantongi Data Kerugian Ratusan Miliar dalam Kasus PT Taspen, tapi Masih Tunggu BPK dan BPKP

KPK Kantongi Data Kerugian Ratusan Miliar dalam Kasus PT Taspen, tapi Masih Tunggu BPK dan BPKP

Nasional
4 Kapal Perang Angkut Puluhan Rantis Lapis Baja demi Pengamanan WWF ke-10 di Bali

4 Kapal Perang Angkut Puluhan Rantis Lapis Baja demi Pengamanan WWF ke-10 di Bali

Nasional
Prabowo Pilih Rahmat Mirzani Djausal sebagai Bacagub Lampung

Prabowo Pilih Rahmat Mirzani Djausal sebagai Bacagub Lampung

Nasional
KPK Masih Telusuri Pemberi Suap Izin Tambang Gubernur Maluku Utara

KPK Masih Telusuri Pemberi Suap Izin Tambang Gubernur Maluku Utara

Nasional
Menhub Budi Karya Diminta Jangan Cuma Bicara soal Sekolah Kedinasan Tanggalkan Atribut Militer

Menhub Budi Karya Diminta Jangan Cuma Bicara soal Sekolah Kedinasan Tanggalkan Atribut Militer

Nasional
Potret 'Rumah Anyo' Tempat Singgah Para Anak Pejuang Kanker yang Miliki Fasilitas Bak Hotel

Potret 'Rumah Anyo' Tempat Singgah Para Anak Pejuang Kanker yang Miliki Fasilitas Bak Hotel

Nasional
Logo dan Moto Kunjungan Paus Fransiskus Dirilis, Ini Maknanya

Logo dan Moto Kunjungan Paus Fransiskus Dirilis, Ini Maknanya

Nasional
Viral Pengiriman Peti Jenazah Dipungut Bea Masuk, Ini Klarifikasi Bea Cukai

Viral Pengiriman Peti Jenazah Dipungut Bea Masuk, Ini Klarifikasi Bea Cukai

Nasional
Pemilihan Calon Pimpinan KPK yang Berintegritas Jadi Kesempatan Jokowi Tinggalkan Warisan Terakhir

Pemilihan Calon Pimpinan KPK yang Berintegritas Jadi Kesempatan Jokowi Tinggalkan Warisan Terakhir

Nasional
Saat 'Food Estate' Jegal Kementan Raih 'WTP', Uang Rp 5 Miliar Jadi Pelicin untuk Auditor BPK

Saat "Food Estate" Jegal Kementan Raih "WTP", Uang Rp 5 Miliar Jadi Pelicin untuk Auditor BPK

Nasional
Usai Prabowo Nyatakan Tak Mau Pemerintahannya Digangggu...

Usai Prabowo Nyatakan Tak Mau Pemerintahannya Digangggu...

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Berangkat, Menag: Luruskan Niat Jaga Kesehatan

Kloter Pertama Jemaah Haji Berangkat, Menag: Luruskan Niat Jaga Kesehatan

Nasional
Ketua KPU yang Tak Jera: Perlunya Pemberatan Hukuman

Ketua KPU yang Tak Jera: Perlunya Pemberatan Hukuman

Nasional
Nasib Pilkada

Nasib Pilkada

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com